Liputan6.com, Hong Kong - Mengikuti jejak banyak negara lain di dunia, Hong Kong sudah kembali membuka perbatasannya untuk turis asing. Sekarang, tidak ada lagi ketentuan karantina, status vaksinasi tertentu, maupun lampiran hasil negatif COVID-19 melalui tes ketika bertandang ke wilayah administratif khusus China ini.
Merencanakan liburan ke Hong Kong, menurut pramuwisata lokal, Carolus Chui, setidaknya dilakukan 2--3 bulan sebelum keberangkatan. "Waktu perencanaan ini sebenarnya tergantung harga tiket pesawat, karena biasanya kalau dekat-dekat hari akan lebih mahal," katanya di sela agenda Hong Kong Tourism Board (HKTB) media fam trip, 17 Februari 2023.
Advertisement
Baca Juga
Terkait waktu penerbangan, Carolus menyarankan mengambil flight pagi, sehingga sampai di Hong Kong pada siang hari. Sebagai catatan, penerbangan Jakarta-Hong Kong kurang lebih memakan waktu 4,5 jam.
"Kalau dari Indonesia malam, sampai Hong Kong pagi, belum bisa check-in hotel. Malamnya juga belum tentu bisa tidur di pesawat. Karena sudah capek duluan, nanti setelah check-in hotel malah tidur. Lalu, kalau penerbangan siang sampai Hong Kong malam, sayang juga habis waktunya, tapi sudah harus bayar hotel (untuk semalam)," katanya.
Jika sampai di Hong Kong siang hari, Carolus mengatakan, setelah check-in hotel, pelancong bisa langsung berjalan-jalan di kota. "Bisa juga istirahat sebentar terus keluar untuk makan malam," ia menyebut. "Jadi, setengah harinya tetap bisa dipakai jalan-jalan."
Soal transporasi dari Bandara Internasional Hong Kong, ia menyarankan untuk naik bus tingkat. "Pakai MTR (subway di Hong Kong) sebenarnya bisa juga, tapi karena dari bandara bawa koper, agak susah naik MTR karena harus turun-turun. Beberapa stasiun juga tidak ada eskalator, jadi harus naik atau turun tangga bawa koper. Kalau bus di atas, bawa koper di trotoar setelah turun bus harusnya lebih mudah," sarannya.
Bujet Transportasi dari Bandara
Lebih lanjut Carolus mengingatkan untuk lebih dulu mencari tahu pemberhentian bus terdekat dari hotel. "Selain bisa browsing, biasanya juga pas pesan hotel bisa tanya bus tingkat nomor berapa yang jalurnya dekat dengan area hotel," tuturnya.
Tarif bus dari bandara ke wilayah kota berkisar 40--45 dolar Hong Kong (sekitar Rp77 ribu--Rp87 ribu). "Naik taksi juga bisa, sekitar 300-an dolar (Hong Kong) (Rp581 ribu), tapi kalau kopernya banyak, bisa saja tidak muat," ia mengatakan.
Selama di Hong Kong, Carolus menyarankan untuk menggunakan MTR sebagai transportasi sehari-hari. "Kalau mau sekalian lihat pemandangan, bisa juga naik trem di beberapa area. Itu sekarang jadi transpotasi tertua dan termurah di Hong Kong," sebut pria yang lancar berbahasa Indonesia ini.
Dalam menentukan hotel, ia mengatakan bahwa pelancong dari Indonesia biasanya menyewa kamar di hotel bintang empat atau lima. "Harga kamar hotel di sini ditentukan lokasi. Makin strategis lokasinya, harganya makin mahal. Bisa juga tidak terlalu mahal, tapi kamarnya mungkin lebih kecil dan tidak terlalu bagus," katanya.
Â
Advertisement
Mengatur Itinerary
Calorus menyambung, "Kalau mau bujet (lebih murah), bisa pilih (hotel) daerah Mong Kok," imbuhnya. Terlepas dari itu, ia menyarankan memilih hotel yang dekat dengan pemberhentian transportasi umum, terutama stasiun MTR. "Karena ke mana-mana naik MTR di Hong Kong itu mudah dan harganya masih terjangkau. Ada perjalanan yang cuma enam dolar Hong Kong (sekitar Rp11 ribu)."
Ia mengatakan, pelancong rata-rata menghabiskan 3--4 hari untuk berkeliling Hong Kong. "Tapi, kalau mau ke taman hiburan, seperti Ocean Park atau Hong Kong Disneyland, itu harus nambah satu hari lagi untuk satu theme park," katanya.
"Jangan menggabungkan kunjungan ke dua taman hiburan itu dalam satu hari. Pertama, jarak keduanya jauh. Buang-buang waktu. Kemudian, tiket masuknya kan lumayan (mahal), jadi sayang kalau hanya setengah hari," imbuhnya.
Di wilayah kota, sebutnya, pelancong bisa pergi ke berbagai tempat bersejarah, termasuk kuil, belanja di sejumlah pusat perbelanjaan, maupun hiking ke Victoria Peak. "Banyak juga museum baru dan beberapa di antaranya berada di satu area yang sama, seperti M+ dan Hong Kong Palace Museum," kata Carolus.
Belanja Oleh-Oleh
Carolus mengatakan, mengingat kuliner "mudah ditemukan," kendati mencari makanan halal terbilang cukup menantang, pelancong tidak perlu meluangkan hari untuk semata wisata kuliner. Karena Hong Kong merupakan kota metropolitan, suasana dalam kota sebenarnya sudah jadi satu atraksi tersendiri, sebutnya.
"Makanya saya selalu sarankan untuk naik transportasi umum supaya terasa Hong Kong-nya," tuturnya. "Stasiun dan opsinya banyak, turun dari bus, trem, atau MTR, nyaman juga berjalan kaki di trotoar. Selain itu, bisa juga naik feri ketika ingin menyebrang dari Hong Kong Island ke Kowloon atau sebaliknya."
Ketika berlibur ke Hong Kong, Carolus lebih lanjut menyarankan untuk langsung membawa uang tunai dolar Hong Kong, alih-alih dolar AS. "Lembaran besar, seperti 500 atau 1.000 dolar Hong Kong memang tidak terlalu friendly. Toko, seperti minimarket enggak akan terima. 100 dolar (Hong Kong) mereka masih mau (terima)," tuturnya.
Pecahan uang besar, katanya, bisa digunakan untuk berbelanja produk fesyen. Di samping itu, penggunaan kartu kredit juga disarankan. "Kalau gesek, selalu pilih dolar Hong Kong, jangan rupiah atau dolar AS, karena biasanya kasir akan bertanya belanjanya mau dikenakan dalam mata uang mana," sebutnya.
Soal oleh-oleh, Carolus menyebut kebanyakan pelancong akan berbelanja ragam produk fesyen. "Di Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui itu banyak banget," ucapnya. "Tapi, kalau mau oleh-oleh lebih murah dan bukan fesyen, bisa ke Ladies Market, Temple Street, Stanley Market, dan Victoria Bay."
Jadi, tertarikkah Anda kembali berlibur ke Hong Kong?
Advertisement