Liputan6.com, Jakarta - Masjid Raya Al Jabbar mengumumkan penutupan sementara untuk "penataan dan pemeliharaan" jelang Ramadan 2023. Merujuk pada unggahan Instagram @humas_jabar, baru-baru ini, masjid yang berlokasi di Kelurahan Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat tersebut akan tutup pada 27 Februari--13 Maret 2023.
Pihaknya menulis, "Semua ini demi meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan nyaman bagi jamaah dan warga sekitar menjelang bulan suci Ramadhan. Hatur nuhun atas perhatiannya. Yuk, kita jaga kebersihan dan ketertiban masjid raya kebanggaan kita."
Advertisement
Di kolom komentar, tidak sedikit warganet yang menyarankan bagimana "pentaan dan pemerliharaan" Masjid Raya Al Jabbar seharusnya dilakukan. Salah satunya berkomentar, "Harus ada pemeliharaan taman yang rusak diinjak-injak, trotoar dan halaman udah kotor, harus dibersihkan, disikat (supaya) kinclong kembali."
"Menyusun batasan PKL dan aturan pengunjung. Intinya pengelolaan dimatangkan agar Al Jabbar terus bersinar," imbuhnya. Ada juga yang menulis, "Iya min mending tutup dulu. Banyak sampahnya min."
Sejak diresmikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 30 Desember 2022, masjid ini memang mencatat cukup banyak pekerjaan rumah. Daftar keluhan pengunjung di awal operasional masjid tersebut berkisar mulai dari sampah sampai akses ke lokasi.
Salah satu yang angkat bicara tentang sampah di area masjid adalah pemilik akun Instagram @rismadewid. Berbagi video memperlihatkan sampah yang dibuang dengan tidak berlanggsung jawab, ia menulis keterangan, "Tolong jaga kebersihan masjid."
Masalah Sampah
Warganet itu menyambung, "Budayakan membuang sampah pada tempatnya. Kalau misalkan belum menemukan tempat sampah, tolong disakuin (ditaruh ke dalam saku) dulu atau dibawa dulu sampe kalian menemukan tempat sampah."
"Sangat disayangkan kalau masih ada yang kaya gini buang sampah sembarangan. Please tumbuhkan dan tanamkan kesadaran tersebut pada diri kita," tandasnya.
Imbuan serupa disuarakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, juga melalui sebuah unggahan Instagram. Pihaknya menyebut telah bekerja sama dengan Forum Bank Sampah Jawa Barat, DLH Kota Bandung, Bank Sampah Induk Kota Bandung, Yayasan Go Green Kota Cimahi, Green Generation, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam melakukan pengelolaan sampah di acara peresmian Masjid Raya Al Jabbar.
Pengelolaan sampah dimulai dari menempatkan tempat sampah terpilah di 30 titik di sekeliling Masjid Al Jabbar, pengangkutan sampah ke lokasi TPSS, penyisiran sampah, dan pemilahan sampah. Pada acara peresmian Masjid Al Jabbar, dilakukan juga edukasi lingkungan terkait sampah pada para undangan, UMKM, dan masyarakat yang menyaksikan peresmian masjid.
Advertisement
Sampah Saat Peresmian
Berdasarkan laporan kanal Regional Liputan6.com, hasil pengumpulan sampah diperoleh sebanyak 762 kg sampah anorganik, 183,3 sampah organik terpilah, 758 kg sampah residu, dan 200 kg sampah yang belum terpilah. Total sampah mencapai 1,9 ton.
Adapun sampah yang belum terpilah, yakni sebanyak 200 kg, dibawa ke BSI untuk dilakukan pemilahan di BSI Kota Bandung. Kepala DLH Jawa Barat Prima Mayaningtias mengimbau agar masyarakat menjaga lingkungan masjid.
Saat peresmian, pihaknya mengaku bekerja sama dengan berbagai instansi dan organisasi masyarakat untuk mengedukasi. Tapi, masyarakat masih mengabaikan imbauan menjaga lingkungan masjid.
"Kemarin 1,9 ton pada saat peresmian. Memang sarana prasarana belum ada di situ, termasuk pengelola resmi. Ternyata di lapangan karena masyarakat antusias dan mungkin belum ada petugas yang menjaga. Pedagang masuk, PKL masuk, orang orang buang sampah," sebut Prima.
Pihak DLH Jabar dan gabungan menurunkan sekitar 100 orang untuk menangani sampah tersebut. Prima mengingatkan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan. "Edukasi ini benar-benar harus. Jaga kebersihan, jangan nyampah di situ. Bawa pulang kalau bisa," kata dia.
Keluhan Akses
Selain sampah, akses menuju Masjid Raya Al Jabbar juga dikeluhkan, terlebih area tersebut macet total di akhir pekan saat peresmian akhir tahun lalu. Di banyak unggahan media sosial, tidak sedikit pengguna mengaku "terjebak macet berjam-jam" saat menuju masjid diklaim ramah lansia dan disabilitas tersebut.
Terkait ini, akun Twitter @gilangmahesa berkomentar, "Masjid ini memang didesain untuk jadi masjid wisata. Yang tidak didesain adalah akses ke daerah ini bagaimana. Kebayang ketika banyak yang 'ziarah' ke mesjid ini, ibu-ibu pengajian pakai bus besar misalnya, bakal serudet apa jalan Cimencrang, Gedebage, Ciwastra, Derwati, dan Soeta."
Ketika masih dalam proses pembangunan, tepatnya pada Juli 2022, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Jawa Barat sempat mengusulkan pembangunan akses jalan menuju Masjid Raya Al Jabbar, lapor Antara.
"Jadi, selain untuk Masjid Al Jabbar, akses ini pun untuk memperlancar lalu lintas di kawasan masa depan Gedebage dan Tegalluar," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono.
Advertisement