Liputan6.com, Jakarta - Sport tourism menjadi salah satu instrumen untuk menarik kunjungan wisata, berbagai event reguler seperti Tour de Singkarak hingga yang terbaru F1 Powerboat Danau Toba turut memberi peningkatan jumlah wisatawan. Bahkan belakangan Sport tourism atau wisata olahraga telah menjadi tren pariwisata baru dengan pasar sangat besar, luas, dan memiliki multiplier effect pada kegiatan ekonomi masyarakat.
"Potensi pengembangan sport tourism di Indonesia sangat besar karena beragamnya bentang alam di Indonesia seperti gunung, perairan, hingga fasilitas keolahragaan yang dewasa ini mulai berbenah," ungkap Direktur Event Nasional dan Internasional, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf RI), Dessy Ruhati dalam wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Jumat 24 Februari 2023.
Advertisement
Baca Juga
Ia menyambung, pelaksanaan event sport tourism di Indonesia menarik wisatawan untuk berkunjung karena terkenal memberi pengalaman yang unik melalui kombinasi keindahan alam, budaya setempat, dan keramahtamahan masyarakatnya. "Bila kita dapat cermati, mayoritas penyelenggaraan event sport tourism di Indonesia dilakukan di destinasi-destinasi wisata yang ikonik dan selalu menyertakan kearifan lokal dalam aspek pelaksanaannya," papar Dessy.
Selain itu pandemi Covid-19 mendorong inovasi pada seluruh sektor, tidak terkecuali dalam penyelenggaraan sport tourism. Sebagai respons dari adaptasi kenormalan baru, Kemenparekraf menerbitkan panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) dalam penyelenggaraan kepariwisataan termasuk dalam penyelenggaraan event dan sport tourism.
Menurutnya CHSE dan crowd management menjadi hal yang wajib diperhatikan dan diterapkan pada penyelenggaraan event sport tourism agar terciptanya keamanan dan kenyamanan semua pihak termasuk wisatawan. Selain itu, digitalisasi juga semakin terakselerasi lantaran memberi efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan event mulai dari proses registrasi sampai dengan promosi event yang lebih banyak menggunakan media digital dan media sosial.
Strategi Sport Tourism
Lebih jauh Dessy mengatakan, adaptasi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci strategi dari penyelenggaraan sport tourism di Indonesia. Sinergi pentahelix dari sisi akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media juga diperlukan.
Hal ini menurutnya penting agar terjadi sinkronisasi antara pemangku kepentingan sehingga sport tourism dapat terselenggara dengan baik dan memberi dampak maksimal bagi masyarakat luas. Ia menambahkan, Kemenparekraf/Baparekraf sebagai fasilitator dan akselerator industri sport tourism pun mendorong para pelaku untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi.
Selain itu pihaknya melakukan diversifikasi produk agar masing-masing event memiliki unique selling point, dan yang paling penting juga adalah penerapan aspek keberlanjutan. Ketika ditanya tentang event sport tourism yang paling digemari untuk wisatawan dalam dan luar negeri Dessy menjawab bahwa setiap event sport tourism memiliki karakteristik pasar masing-masing karena bersifat minat khusus.
"Jika dilihat secara euforia kepesertaan, event lari (marathon, trail run) dan sepeda merupakan event yang paling populer mengingat beragamnya penyelenggara, tema, dan dinilai dari sisi keterjangkauannya bagi wisatawan," sambungnya.
Namun, penyelenggaraan event motorsport (MotoGP, WSBK, MXGP) dan event multisport (Asian Games, PON, dan lainnya) juga menstimulasi kunjungan wisatawan dan peningkatan konsumsi pada masing-masing lokasi tempat penyelenggaraan event tersebut. Karena itu, Kemenparekraf/Baparekraf, kata Dessy, sangat mendukung penyelenggaraan event sport tourism dan siap hadir untuk memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan penyelenggara sesuai dengan tugas dan fungsi Kemenparekraf.
Advertisement
Pengembangan Destinasi Sport Tourism
Jika ditelaah, sport tourism ikut mengambil daya tarik sebuah destinasi untuk menarik minat kunjungan. Berbagai destinasi baru pun sedang digarap untuk menambah event sport tourism.
"Sesuai arahan Presiden RI, fokus pengembangan kepariwisataan oleh Kemenparekraf/Baparekraf saat ini adalah pada 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (5 DPSP) yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang," sebut Dessy lagi.
Terlebih salah satu program yang dilaksanakan untuk menggencarkan promosi 5 DPSP adalah event sport tourism, di mana Mandalika yang terkenal dengan Sirkuit Mandalika-nya ditetapkan menjadi destinasi sport tourism. Didukung dengan keindahan dan kelayakan alam dan fasilitas infrastrukturnya, sport tourism di Mandalika dan NTB secara umum, tidak terbatas hanya pada MotoGP namun event seperti triathlon, lari, sepeda, dan lainnya.
"Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga terbuka pada pengembangan destinasi wisata lainnya, baik yang sudah memiliki sport tourism ikonik seperti Sumatra Barat dengan Tour de Singkarak ataupun yang memiliki potensi namun belum memiliki sport tourism agar dapat menambah ragam sport tourism di Indonesia," tambahnya.
Sport Tourism Tumbuh Cepat
Kemenparekraf/Baparekraf telah melaunching kalender SPORTIVE event (sport, music, and creative). Dalam kalender tersebut, event sport tourism berjumlah 50.
Event yang bervariasi mulai dari event lari, sepeda, golf, motorsport, renang, sepak bola, dan lainnya termasuk e-sport. Pembaruan mengenai event sport tourism 2023 dapat dilihat pada media sosial Kemenparekraf/Baparekraf dan Pesona Indonesia.
Berdasarkan data UNWTO (United Nations World Tourism Organization) perkembangan sport tourism di Indonesia menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat, yaitu 6 persen per tahun atau sekitar 600 miliar dolar per tahun. Jumlah tersebut tercatat mengambil porsi 25 persen dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata.
Sebagai contoh dalam penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022, berdasarkan data BPS NTB pada Mei 2022, tercatat pertumbuhan ekonomi NTB pada Triwulan I Tahun 2022 sebesar 7,76 persen dari tahun ke tahun. Selain itu terdapat pertumbuhan sektor akomodasi dan makan dan minum sebesar 22,29 persenserta transportasi dan pergudangan sebesar 15,36 persen.
Penumpang yang datang ke NTB melalui angkutan udara naik signifikan 94,81 persen dan angkutan laut naik sebesar 74,91 persen pada periode MotoGP berlangsung. Selain itu, penyelenggaraan MotoGP di Mandalika menarik antusias masyarakat dari seluruh provinsi di Indonesia. Hasil analisis Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menunjukkan dampak multiplier dirasakan provinsi NTB dan juga di seluruh provinsi di Indonesia dengan nilai tambah Indonesia sebesar Rp4,5 Triliun.
Advertisement