Sukses

Curhat Ibu-ibu NTT Soal Sekolah Jam 5 Pagi: Bisa Bikin Darah Rendah dan Suami Jadi Duda

Menurut seorang ibu, masuk sekolah jam 5 pagi bisa bikin banyak ibu di NTT kelelahan.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik masuk sekolah jam 5 pagi bagi siswa SMA di Nusa Tengggara Timur (NTT) masih terus berlanjut. Bukan hanya para pakar dan politisi yang keberatan dengan kebijakan tersebut, tapi juga para orangtua murid yang punya pendapat senada.

Dari sejumlah video yang beredar di media sosial, ada satu yang sukses menarik banyak perhatian dan jadi viral. Ada video ibu-ibu atau mama-mama di NTT mengeluh tentang jam masuk sekolah yang menurutnya bisa membuat suami jadi duda.

Video mama-mama dengan akun TikTok @evihardiyan2 itu dibagikan akun Twitter @dickysenda pada 28 Februari 2023.  Konten itu cukup unik dengan suara dan nada yang khas masyarakat Indonesia Timur, ditambah sang ibu yang tidak diketahui namanya ini mengeluh dengan kalimat yang sangat cepat.

Keluhan itu berisi tentang berbagai macam tantangan membangunkan dan mengurus anak berangkat sekolah. Salah satunya jam masuk sekolah yang masih pukul 7 pagi saja sudah sangat menyulitkan, dan diperparah dengan situasi sekarang jam masuk sekolah harus lebih pagi lagi.

"Masuk 7.15, kalau bangunin anak-anak susah sampai mereka menangis (karena harus bangun pagi). Apalagi sekarang harus bangunin mereka jam 4 pagi, ngapain?” Bikin aturan tuh yang benar sedikit," ucapnya dengan gaya bicara yang rasanya harus didengarkan beberapa kali untuk mehamai maksud kalimatnya.

Menurut ibu tersebut, mayoritas bapak-bapak NTT mungkin tidak akan kesulitan dengan perubahan jam masuk sekolah, karena bangun tidur langsung bisa merangkat kerja dan menyiapkan diri sendiri.

"Kami ibu-ibu tidur jam 11 atau 12 malam terus harus bangun jam 1 atau 2 (kalau masuk sekolah jam 5 pagi) untuk masakin anak sama suami, tolong dipikir baik-baik," ujarnya.   Menurutnya, jika diteruskan kebijakan ini bisa membuat mama-mama di NTT jatuh sakit, yang hasilnya bisa membuat banyak suami jadi duda karena istrinya meninggal kelelahan.

 

2 dari 4 halaman

Singgung Transportasi dan Keamanan

"Memang aneh , emang kalian (guru-guru) sudah profesional dan mau buat anak-anak jadi profesor? Coba dipikir baik-baik. Kalian bapak-bapak enak tapi kami ibu-ibu bisa masuk UGD dengan divonis darah rendah, Hb turun, emang kalian mau jadi duda?" tuturnya.

Bukan itu saja, menurut dia, sebenarnya bisa saja anak SMA berangkat sekolah sebelum jam 5 pagi, tapi ada berbagai permasalahan yang harus diantisipasi, seperti transportasi umum untuk pergi ke sekolah belum tersedia. Lalu, saat itu matahari belum terbit sehingga jalanan masih agak gelap sehingga bisa membahayakan para siswa saat menuju ke sekolah.

"Jam segitu (kam 5 pagi) belum ada angkot, supir-supir masih tidur. Kalau setiap siswa ada motor akan lebih bagus. Tapi kalaupun ada motor, jam segitu anak-anak rawan kena begal di jalan," pungkasnya.

Unggahan itu mendapat beragam tanggapan dari warganet. Sebagian besar mengaku agak kesulitan memahami kata-kata si ibu yang sangat cepat tapi mereka mendukung sikap keberatan terhadap jam masu sekolah yang dianggap terlalu pagi.

 "Ga ngerti bahasanya tapi maksud ibunya sangat tersampaikan," komentar seorang warganet.  "Ngomongnya kek...ngerap cepet banget 😭," komentar warganet lainnya.

 

3 dari 4 halaman

Hanya di 2 Sekolah

Gubernur NTT Viktor Laiskodat tengah disorot karena kebijakan yang ia terapkan, yakni siswa SMA/SMK diharuskan masuk sekolah jam 5 pagi. Menurut beliau, kebijakan itu dilakukan untuk melatih bagi siswa yang ingin masuk Akademi Kepolisian dan Akademi Militer.

Ia juga menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa kelas XII SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi negeri maupun luar negeri. Meski begitu, sejumlah penelitian malah menunjukkan bahwa waktu masuk sekolah lebih lambat justru lebih baik bagi anak-anak.

Viktor menuturkan, sekolah masuk jam 5 pagi ini hanya diterapkan di dua sekolah unggulan dan tidak semua sekolah. Sekolah yang menerapkan aktivitas belajar mengajar jam 5 pagi itu di SMA 1 dan SMA 6. Victor mengatakan, dua sekolah ini unggul dalam pengetahuan dan karakter.

"Kita perlu tak semua sekolah. Tapi kita perlu dua sekolah. Dua sekolah itu unggul. Unggul dalam pengetahuan dan karakter. Dua sekolah ini harus. Untuk mencukupi itu, karena kita punya kekurangan-kekurangan, tak bisa NTT dipersepsikan dan disamakan dengan Jakarta," ucapnya dikutip dari instagram @viktorbungtilulaiskodat, ditulis Rabu (1/3/2023).

Ia menyatakan, NTT memiliki kekurangan infrastruktur, supratuktur, dan sumber daya kecuali uang. Hal ini lantaran alokasi anggaran untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sesuai ketentuan.

 

4 dari 4 halaman

Akui Ada Kendala

"Uang NTT untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 50 persen APBD provinsi NTT ada di dinas itu, 50 persen. Jadi DAU dan DAK, tanpa DAU yang diarahkan, uang provinsi itu untuk APBD sudah 35 persen, melampaui Undang-Undang. Undang-Undang haruskan 20 persen, tanpa DAU yang diarahkan sudah 35 persen. Apalagi yang diarahkan sentuh 49-50 persen, itu anggaran total ada di Dinas Pendidikan dan Kebuayaan," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan, untuk memakai dana tersebut perlu desain khusus. Adapun dua sekolah unggulan tersebut yang memiliki kemampuan untuk menerapkan kebijakan sekolah jam 5 pagi. "Dua (sekolah) punya kemampuan dan sanggup dapat dilakukan. SMA 1 dan SMA 6. Dua SMA itu jalan terus," terangnya.

Viktor mengakui, memang ada kendala untuk menerapkan kebijakan tersebut, salah satunya keamanan. Hal ini setelah dilakukan evaluasi. Pihaknya pun bekerja sama dengan kepolisian. Victor menuturkan, kebijakan sekolah jam 5 pagi ini juga untuk menyiapkan siswa masuk ke universitas unggulan dalam negeri dan luar negeri. Hal itu dilakukan untuk kemajuan generasi muda.

Victor menuturkan, bagi orangtua yang ingin mendorong anaknya masuk ke universitas unggulan akan mempersiapkan sang anak menjadi pemimpin masa depan. "Yang tidak mau tidak dipaksa, monggo," pungkasnya.