Sukses

Sambut Hari Perempuan Internasional, Makaila Haifa Luncurkan Koleksi Terinspirasi Pengungsi Afghanistan

Melalui koleksi bertajuk Bloom yang terinspirasi oleh sosok pengungsi perempuan asal Afghanistan, Makaila Haifa mempersembahkan 20 look.

Liputan6.com, Jakarta - Brand lokal Makaila Haifa mempersembahkan koleksi teranyar yang mengusung tajuk "Bloom". Bersama Miskha Project, koleksi yang dirilis menyambut Hari Perempuan Internasional 2023 tersebut terinspirasi dari sosok perempuan pengungsi Afghanistan.

Pengungsi itu bernama Freshteh Jafari atau yang akrab disapa Dilla. Ia tinggal di Indonesia sejak 2018. Ia merupakan salah seorang pengungsi perempuan yang tergabung dalam Miskha Project, sebuah project nirlaba yang merangkul para pengungsi untuk dilatih keterampilan, mulai dari model hingga fotografi.

"Bloom ini diibaratkan sebagai bunga yang sedang mekar dan itu simbol dari seorang perempuan yang dari kondisi terpuruk dia mampu untuk bangkit, terus bergerak, tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru," kata Founder Makaila Haifa, Hida dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu, 5 Maret 2023.

Hida menjelaskan pertemuan pertamanya dengan Dilla terjadi saat audisi model di Miskha Project. Kala itu, Hida melihat perempuan berusia 24 tahun tersebut sebagai sosok yang pemalu dan kurang percaya diri.

"Tapi ternyata ada potensi yang bisa digali. Dilla punya kemauan besar untuk terus maju, bangkit dari kondisi yang dialaminya," terang Hida.

Dikatakannya, Dilla bahkan menjadi salah satu pengungsi di Miskha Project yang terlihat paling menonjol. "Semua itu Dilla lakukan bukan cuma untuk diri Dilla sendiri, tetapi as a single mom dia juga sedang berjuang untuk putri semata wayangnya," kata Hida.

2 dari 4 halaman

Cerita Dilla

Bagi Hida, Dilla adalah sosok yang sangat menginspirasi. "Dilla mampu mengaktualisasi potensi yang ada dalam diri, jadi akhirnya kita punya ide untuk berkolaborasi di koleksi Bloom ini," lanjutnya.

Selain berbakat sebagai model, dalam kolaborasi ini Dilla turut melukis baju dan tote bag. Ia juga berbagi cerita memiliki perjalanan hidup yang panjang dan juga sulit.

"Gambar ini tentang pasangan yang sedang menari yang penuh arti karena sejak Taliban mengambil alih negara saya, mereka melarang bersekolah dan universitas, perempuan tidak dapat melanjutkan pendidikan, mereka tidak diperbolehkan untuk bekerja," katanya.

Dilla menyebut kolaborasi dan karya itu sangat berarti untuknya. Ia juga mengajak untuk terus mendukung perempuan untuk tiada lelah untuk berjuang dalam berbagai hal.

"Sebagai pengungsi di negara ini, bukan hal yang mudah bagi saya tapi saya memilih untuk berkembang dan tidak menyerah, menemukan kekuatan dalam diri, menemukan harapan," tambah Dilla.

3 dari 4 halaman

Koleksi Bloom

Ada 30 koleksi Bloom, termasuk kolaborasi dengan Dilla. Makaila Haifa identik dengan abaya dan cutting koleksi ini pun dibuat loose dan modest.

Dari segi warna, bila sebelumnya Makaila Haifa cenderung dengan warna-warna gelap, di koleksi ini justru sebaliknya. "Karena koleksi ini temanya Bloom jadi bercerita tentang perempuan yang lebih percaya diri," kata Hida.

Ia menambahkan, "Jadi warna yang saya pilih yang lebih terus tetap bold, warna biru fuchsia dari sisi psikologi simbol dari kekuatan, Bloom ini bercerita tentang kekuatan seorang perempuan."

Perilisan koleksi "Bloom" dipilih menyambut Hari Perempuan Internasional 2023 tentu bukan tanpa alasan. Perayaan ini dikatakan Hida sebagai momentum untuk mengingatkan perempuan untuk terus berdaya. "Dari perempuan yang berdaya akan tercipta generasi baru yang lebih baik yang dapat menguatkan satu negara," tambahnya.

Sementara, Dilla adalah salah seorang dari ribuan perempuan pengungsi asal Afghanistan yang paling banyak tinggal di Indonesia. 

4 dari 4 halaman

Kondisi Pengungsi

Menurut data UNHCR Indonesia Monthly Statistical Report Desember 2022, per Desember 2022, UNHCR Indonesia mencatat 12.706 pengungsi yang terdaftar di kantor UNHCR Indonesia. Sebanyak 72 persen berasal dari kelompok orang dewasa (perempuan dan laki-laki), 26 persen adalah anak-anak, dan 2 persen dari kelompok lansia.

Ribuan pengungsi dan pencari suaka tengah menghadapi persoalan hak asasi berat dan kesulitan akses untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka dalam pendidikan, mengakses kesehatan, dan bekerja. Selama tinggal di Indonesia mereka hidup dari bantuan yang sangat terbatas dan belum tentu dapat memberikan makna bagi eksistensi mereka sebagai manusia.

Karena itu, dukungan kepada Dilla diwujudkan lewat memberi ruang dan melibatkannya dalam berbagai kegiatan untuk aktualisasi diri. 50 persen dari hasil penjualan karya akan diberikan kepada Dilla.

Koleksi "Bloom" ini merupakan bentuk komitmen Makaila Haifa sebagai modest fashion brand dalam upaya pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan, khususnya untuk para perempuan pengungsi yang tinggal di Indonesia. Kolaborasi Makaila Haifa bersama Mishka Project juga turut menghadirkan Nadine Chandrawinata sebagai muse.