Liputan6.com, Jakarta - Liberia adalah negara di sepanjang pantai Afrika barat. Wilayah negara ini berkisar dari dataran pantai rendah dan berpasir hingga perbukitan dan membedah dataran tinggi lebih jauh ke pedalaman Liberia.
Memiliki luas 111.400 km persegi, Liberia berbatasan dengan Guinea, Pantai Gading, dan Sierra Leone, serta memiliki garis pantai sepanjang Samudera Atlantik. Diperkirakan Liberia mulai ditempati sekitar abad ke-12.
Mengutip Britannica, Jumat (10/3/2023), Liberia merupakan rumah bagi hutan hujan lebat yang mengandung keanekaragaman flora dan fauna yang kaya. Liberia adalah satu-satunya negara kulit hitam di Afrika yang tidak pernah tunduk pada pemerintahan kolonial.
Advertisement
Baca Juga
Negara itu didirikan di tanah yang diperoleh untuk budak AS yang dibebaskan oleh American Colonization Society, pendiri koloni di Cape Mesurado pada 1821. Pada 1824 wilayah itu bernama Liberia, dan pemukiman utamanya bernama Monrovia, yang merupakan ibu kota saat ini.
Masih banyak hal mengenai Liberia selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Liberia yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (10/3/2023).Â
1. Negara Republik Pertama di Afrika
Liberia seperti juga Etiopia, tak pernah tunduk pada kolonial dan merupakan republik tertua di Afrika. Liberia mendapati kemerdekaan yang diproklamasikan pada 1847, dengan batas-batas wilayahnya diperluas.
Negara ini menikmati stabilitas relatif sampai pemberontakan pada 1989 meningkat menjadi perang saudara yang merusak pada 1990-an yang tidak sepenuhnya berhenti sampai 2003. Pemilu pertama pasca-konflik di negara itu yang diadakan pada 2005 menjadi perhatian karena terpilihnya Ellen Johnson Sirleaf sebagai presiden, sebab ia adalah wanita pertama yang terpilih sebagai kepala negara di Afrika.
Sejarah Liberia Sebagai Budak Imigran
Awalnya pada 1820, wilayah Liberia dijajah oleh orang kulit hitam dari Amerika Serikat yang sebagian besar dari mereka adalah budak yang dibebaskan. Imigran tersebut kemudian mendirikan negara baru dengan bantuan dari Masyarakat Kolonisasi Amerika.
Organisasi swasta ini percaya bahwa bekas budak akan memiliki kebebasan yang lebih besar dan kesetaraan di Afrika. Orang kulit hitam di Amerika kemudian diberi pilihan untuk tetap di Amerika dan dibatasi hak-haknya atau pindah ke benua asalnya.
3. Etnis Campuran Americo-Liberia
Selama seratus tahun berikutnya usai merdeka, para budak yang dibebaskan dan keturunan Liberia yang dikenal sebagai Americo-Liberia. Keturunan ini memerintah Liberia dengan satu partai dan mendominasi warga asli lainnya, meskipun jumlah mereka hanya berkisar 5 persen dari total populasi. Hal ini menyebabkan permusuhan yang terus berlangsung hingga reformasi dimulai pada 1940-an.Â
Â
Advertisement
4. Wisata Alam di Liberia
Mengutip dari Tripadvisor, Jumat (10/3/2023) di Liberia terdapat berbagai wisata alam menarik. Salah satunya adalah Air Terjun Leona yang erletak dekat dengan Rincón de la Vieja Volcano di kota Curubandé. Air terjun yang indah dengan air biru kehijauan di sepanjang pendakian.
Untuk mencapainya sebaiknya menggunakan jasa pramuwisata dari agen yang tersedia. Wisatawan akan diantar melakukan pendakian melalui ngarai dan di dalam hutan tropis. Sebagian besar jalan setapak berada di sebelah Sungai Blanco, berjalan melalui gua-gua dan kadang-kadang bahkan berenang untuk mengitari bebatuan besar yang mengelilingi tempat ini.
Selain itu kunjungi Ponderosa Adventure Park untuk menikmati pengalaman di alam dengan keragaman satwa khas Afrika di Liberia. Pengunjung bisa berinteraksi dengan hewan-hewan eksotis, petualangan tak terlupakan, dan alam yang ditawarkan Liberia, Guanacaste yang akan membangkitkan jiwa petualang.
3. Daging Hewan Liar Dimakan di Liberia
Terdapat berbagai spesies yang terancam punah lantaran diburu untuk di konsumsi di Liberia. Satwa seperti gajah, kuda nil kerdil, simpanse, macan tutul, duiker, dan berbagai jenis monyet merupakan beberapa di antaranya.
Daging hewan liar sering diekspor ke negara tetangga Sierra Leone dan Pantai Gading, walaupun ada larangan penjualan hewan liar lintas batas. Daging hewan liar banyak dimakan di Liberia dan dianggap sebagai makanan lezat.
Sebuah survei opini publik tahun 2004 menemukan bahwa daging hewan liar menempati urutan kedua setelah ikan sebagai sumber protein yang disukai oleh penduduk ibukota Monrovia. Sedangkan masyarakat secara luas, 80 persen di antaranya mengatakan mereka memasaknya "sekali-sekali".
Adapun 13 persen memasaknya seminggu sekali dan 7 persen memasak daging hewan tiap hari. Survei dilakukan selama perang saudara terakhir dan konsumsi daging hewan liar kini diyakini jauh lebih tinggi.
Â
6. Kuliner Khas Liberia
Secara umum orang Liberia makan nasi. Mengutip dari Taste Atlas, Jumat (10/3/2023), Nasi Jollof adalah hidangan nasional Nigeria. Untuk menyiapkannya, nasi dimasak dengan saus tomat yang kaya rasa sehingga meresap ke dalam semua rasa. Bahan yang paling umum ditemukan dalam nasi jollof antara lain nasi, tomat, pasta tomat, bawang bombay, garam, dan merica.
Selain itu, segala jenis daging, sayuran, ikan, atau rempah-rempah dapat ditambahkan. Saus yang enak itu penting, jadi selain tomat, ada juga bahan-bahan seperti santan, pala, partminger (daun kemangi Afrika) bahkan terkadang teh Roiboos digunakan dalam sausnya.
Nama lain dari masakan tersebut adalah benachin, artinya satu panci dalam bahasa asli suku Wolof yang membuatnya. Meskipun merupakan hidangan Nigeria dengan asal Senegal, dapat ditemukan di seluruh Afrika Barat dengan beberapa variasi bahan, dan diyakini bahwa nasi jollof adalah pendahulu hidangan Cajun jambalaya yang populer.
Liberia memiliki beberapa makanan khas seperti rebusan berat yang dibumbui dengan habanero dan cabai scotch bonnet sangat populer dan dimakan dengan fufu. Liberia juga memiliki tradisi memanggang yang diadaptasi dari Amerika Serikat yang unik di Afrika Barat.
Â
Advertisement