Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan budaya, termasuk musik tradisional yang patut untuk dibanggakan. Peranan anak muda untuk terus memeriahkan kekayaan luhur ini amatlah penting di mana sebuah bangsa akan bergerak lantaran semangat dari para pemudanya.
Salah satu kesenian yang mendapat sorotan lantaran diklaim oleh negara tetangga adalah Reog Ponorogo atau yang ditulis juga dengan Reyog. Banyaknya arsip yang hilang tentang kesenian yang sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda ini membuat sekumpulan pegiat seni merasa perlu untuk mendokumentasikannya dalam ranah digital di banyak platform media sosial.
Advertisement
Baca Juga
Dari sanalah Reogchestra ada untuk menjembatani kesenian Reog dari para pelakunya agar publik mengenalnya. Reyogchestra sendiri membawa unsur musik orchestra agar mudah diterima seluruh kalangan, termasuk penikmat seni di mancanegara.
Hasilnya kini kesenian reog sudah manggung di berbagai negara seperti Belanda, Prancis, Jerman, Belgia, Australia. "Reog dan orchestra, kami menggabungkan dua hal itu sebagai identitas musik instrumental reog yang berbasis orchestra," sebut Penanggung Jawab Media dari Reyogchestra, Agung Satria Armedhia kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin, 6 Maret 2023.
Ia mengungkapkan, Reog belum memiliki brand lantaran tiap tampil sanggar seni membawa namanya masing-masing, maka Reyogchestra memberikan opsi dalam pengenalan Reyog dari sudut pandang baru. Penulisan Reogchestra berbeda dengan penulisan dalam KBBI Karena kami sedang proses mendaftarkan HAKI nama Reyogchestra sebagai nama branding.
Lewat platform digital yang ada mulai dari Instagram, YouTube, hingga TikTok, Reogchestra mempopulerkan lagi bagaimana Reog tampil sebagai kesenian budaya Indonesia yang patut dilestarikan. "Kesenian Reog sebenarnya merupakan kesenian arak-arakan kerakyatan, ada topeng besar Dadak Merak dan pertunjukan dari 5 alat musik sebagai instrumennya yaitu slopret, gong, kendang, angklung, dan kenong," papar Agung.
Mengenalkan Musik Tradisional Harus Mengikuti Tuntutan Zaman
Selain kelima instrumen alat musik yang digabungkan dalam kesenian Reog, terdapat pula vokal paduan suara yang disebut juga sebagai wiraswara’ menggunakan penulisan jawa dan senggak sebagai iringan suara. Selain perpaduan musik, karena tuntutan zaman musik semakin cepat berkembang maka digabungkan unsur kontemporari dan adaptasi dengan instrumen yang sederhana.
"Reog kita lihat fenomena banyak trans medium, seperti musik sunda, banyuwangi akhirnya menjadi medium bagi musik daerah sehingga bisa ada alkulturasi atau perpaduan," sambung Agung.
Lantaran Reog merupakan kesenian kerakyatan, maka banyak unsur yang bisa digabungkan, termasuk bisa memasukkan dangdut. Menurut Agung, agar musik tradisional bisa diterima di mancanegara maka menggabungkan musik tersebut dengan beragam instrumen orchestra tidak masalah.
Namun tentunya, ia menambahkan keaslian kesenian Reog tetap diperkenalkan juga. Seperti pakem Reog yang ada di daerah asalnya yaitu Ponorogo. "Tapi dengan menggabungkan musik dengan ‘ansabel’ atau orchestra, justru orang bisa melihat keindahan musik dalam kesenian Reog Ponorogo, setelahnya baru kita kenalkan aslinya," tambah Agung.
Advertisement
Motivasi Mengenalkan Musik dan Kesenian Indonesia ke Mancanegara
Ada satu motivasi yang membuat Reogchestra bersemangat membuat konten di halaman media sosialnya. Tiap kesenian Reog mempertontonkan aksinya, salah satunya di Istana Negara saat HUT RI ke-77, secara keseluruhan tampilan tanpa dipotong dokumentasi itu menjadi sebuah arsip baru yang diunggah Reogchestra.
Tayangan tersebut, kata Agung menjadi pengembangan baru musik Reog Ponorogo yang dikenalkan untuk koreografi tari outdoor. Dengan begitu Reogchestra juga ingin menjembatani transformasi yang terjadi pada Reog Ponorogo.
"Banyak seniman yang belum menyadari pergerakan zaman yang begitu cepatnya. ini harus betul-betul diperhatikan sebagai peluang promosi kebudayaan," katanya lagi.
Salah satu yang diinisiasi seniman dan pelaku seni asal Ponorogo dan beberapa mahasiswa yang fokus di Kesenian Reog Ponorogo ingin membawa kesenian ini lebih bisa diminati seniman akademisi baik yang berasal dari Indonesia namun juga mancanegara. Reyogchestra juga melihat bahwa Indonesia lebih dikenal tentang Bali, termasuk keseniannya. Sementara banyak daerah lain yang tak kalah termasuk Ponorogo.
Sementara pelaku seni Indonesia di era ekonomi kreatif sebenarnya juga semakin terbuka jalan untuk berkarya lewat media digital. Bahkan Reogchestra dengan membuat konten di YouTube dan Instagram bisa mendapatkan penghasilan. Kedepannya Reogchestra menurut Agung, bisa menjadi wadah bagi seniman yang memenejemen pelaku seni untuk bisa tampil dan berkembang lebih besar lagi.
Kegiatan Promosi Musik Tradisional di Mancanegara
Jika mengulik laman media sosial YouTube, akan tersedia maka tertulis keterangan bahwa akun tersebut merupakan media dokumentasi musik etnik bertajuk kontemporer atau garapan yang ada di Ponorogo. Sejak 2018 mereka sudah membuat banyak konten musik Reog yang terlihat menarik untuk dilihat dan didengarkan.
Berbagai konten berjudul Lamun Sinawang, Tabuhan Reyog, terdapat juga full album Gending Jawa, ada pula video tentang Reyog Brawijaya hingga video saat Festival Nasional Reyog Ponorogo yang setiap tahun diadakan. Berbagai prestasi Reog saat tampil di luar negeri juga telah Reyogchestra dokumentasikan.
"Reyogchestra lewat Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo hadir sebagai media utama dalam pengenalan Reog Ponorogo bersama delegasi Reyog Goes to Europe," tukas Agung lagi.
Reog Ponorogo pernah tampil di empat negara seperti Tong-tong Fair Den Haag, Belanda, The Place de la Monnaie Brussels, Belgia, Carrousel De Louvre, di Paris Prancis, Indonesia Frankfurt Festival, di Jerman.
Menurut Agung, Reog Ponorogo juga pernah mengadakan semacam seminar edukasi tentang musik tari dan mengajarkan Reog di KBRI Paris. Sementara di Jerman mereka tampil di Frankfrut juga dengan acara bedah karya bagaimana kesenian Reog itu ada.
Advertisement