Sukses

Mahkota Emas Angkor dan Perhiasan Lain yang Dicuri Kolektor Inggris Akhirnya Kembali ke Kamboja

Terdapat 77 benda dari periode Angkor, termasuk mahkota dan perhiasan lain, yang dikembalikan keluarga kolektor Inggris kepada pemerintah Kamboja.

Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya, koleksi perhiasan mahkota Angkor yang dicuri berpuluh-puluh tahun lalu kembali ke pemiliknya. Pemimpin Kamboja Hun Sen menunjukkan koleksi yang dicuri itu lewat pameran pada Jumat (17/3/2023). Dalam kesempatan itu, ia juga meminta agar harta karun lain yang telah lama hilang ikut dikembalikan.

Mengutip AFP, mahkota emas, kalung, dan jimat termasuk di antara harta karun dari periode Angkor, yang berlangsung dari abad ke-9 hingga abad ke-14 M ketika kerajaan Khmer mendominasi sebagian besar Asia Tenggara. Kementerian Kebudayaan Kamboja mencirikan barang-barang itu - yang diharapkan akan dipajang di museum nasional - sebagai "warisan budaya yang tak ternilai".

"Saya mengimbau museum, institusi, dan kolektor artefak Khmer untuk terus mengembalikan barang-barang itu secara sukarela ke Kamboja," kata Hun Sen dalam upacara tersebut. "Barang-barang warisan harus dikembalikan ke negara asalnya."

Kementerian Kebudayaan bulan lalu diam-diam menerima 77 karya seni dari keluarga mendiang pedagang seni Inggris Douglas Latchford yang mencuri benda-benda berharga itu. Dua patung abad ke-10 yang baru-baru ini dikembalikan oleh Amerika Serikat juga ikut dipajang.

Dominic Williams, duta besar Inggris untuk Kamboja, mencuit bahwa kesempatan itu adalah "hak istimewa yang luar biasa untuk melihat artefak yang sebelumnya dicuri ditampilkan di rumah leluhur mereka". Ketika dia meninggal pada 2020, Latchford sedang menunggu persidangan di Amerika Serikat untuk perdagangan seni.

Pada tahun yang sama keluarganya setuju untuk mengembalikan barang antik tersebut ke Kamboja. Keluarga mengembalikan lima artefak batu dan perunggu pada 2021.

Tahun lalu, Amerika Serikat mengembalikan 30 barang rampasan, termasuk patung perunggu dan batu dewa Buddha dan Hindu yang berusia lebih dari 1.000 tahun lalu. Pemerintah Kamboja telah bernegosiasi dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat, dan kolektor pribadi untuk mengembalikan lebih banyak artefak Khmer ke kerajaan.

 

2 dari 4 halaman

Koleksi Angkor yang Dicuri Signifikan untuk Kamboja

Dikutip dari CNN, Jumat, 24 Februari 2023, koleksi Latchford dianggap memiliki signifikansi budaya sehingga museum nasional Kamboja di Phnom Penh diperluas untuk menampungnya. Pengacara Bradley Gordon yang bertindak sebagai penasehat kementerian kebudayaan negara itu dan memimpin upaya Kamboja untuk memulangkan artefak yang dicuri, pertama kali melihat perhiasan itu musim panas lalu.

Saat itu, perwakilan keluarga Latchford membawanya ke tempat parkir di pedesaan Inggris di luar London. Di sana, di belakang sebuah mobil, terdapat empat kotak berisi koleksi perhiasan permata Kamboja. Harta karun itu mencakup beberapa mahkota, kalung, gelang, ikat pinggang, anting-anting, ikat lengan dan jimat, menurut kementerian kebudayaan.

Salah satu bagian yang tidak biasa, kata Gordon, adalah mangkuk emas yang kemungkinan besar digunakan oleh raja untuk makan nasi. Namun karena artefak tersebut diyakini telah dijarah, asal dan penggunaannya yang tepat tidak diketahui. 

"Tidak ada ensiklopedia emas Khmer dibuka, selain dari apa yang ditulis oleh Douglas Latchford," kata Gordon dalam sebuah wawancara telepon.

3 dari 4 halaman

Dikeluarkan dari Kamboja Secara Ilegal Saat Masa Pergolakan

Barang-barang tersebut diperkirakan berasal dari periode Angkorian, yang dimulai pada abad ke-9 atau sebelumnya. Namun, detail lainnya, seperti siapa pemilik perhiasan itu, baru akan ditentukan setelah studi tambahan, tambah Gordon.

Ke-77 benda itu diperkirakan akan dipajang di museum nasional Kamboja pada musim semi. Banyak artefak belum pernah dilihat oleh publik, meskipun foto beberapa di antaranya diterbitkan dalam sebuah buku yang ditulis bersama Latchford berjudul "Khmer Gold: Gifts of the Gods," kata kementerian itu dalam siaran persnya.

"Ini adalah koleksi yang mencengangkan," kata Gordon. Ia menambahkan bahwa barang-barang perhiasan yang baru ditemukan adalah "milik berharga Latchford, dari apa yang saya mengerti." 

Menurut Gordon, banyak potongan yang kemungkinan besar digunakan untuk menghiasi patung di kuil. Sementara yang lain, seperti mahkota dan kalung, mungkin dipakai oleh keluarga Kerajaan Angkor. Jaksa AS mengatakan bahwa seperti banyak warisan budaya Kamboja yang hilang, barang-barang yang dikuasai Latchford secara ilegal dikeluarkan dari negara itu selama tahun-tahun pergolakan rezim Khmer Merah Pol Pot dan perang saudara berikutnya. 

4 dari 4 halaman

Penting untuk Pemulihan Warga Kamboja yang Jadi Korban Perang Saudara

Pengembalian artefak terjadi ketika pemerintah Kamboja meningkatkan upayanya untuk memulangkan peninggalan yang diambil dari kuil dan situs arkeologi. Ketika itu, museum Barat menghadapi seruan yang meningkat untuk mengembalikan harta yang diambil secara ilegal atau dengan paksa.

Berbicara kepada CNN melalui email pada tahun 2021, putri Latchford mengatakan bahwa "banyak" barang Khmer dalam koleksi keluarganya memiliki "asal yang sempurna", meskipun dia berjanji untuk mengembalikan semuanya, terlepas dari apakah dia yakin barang itu telah dijarah.

Sementara itu, Gordon mengatakan bahwa Kamboja menganggap semua barang yang ditemukan dari koleksi Latchford dan semua yang dia jual kepada orang lain, akan dicuri. "Kamboja tidak pernah memberikan izin ekspor untuk semua ini, jadi menurut kami itu dicuri dan harus dibawa pulang," katanya.

Dalam sebuah pernyataan tentang repatriasi terbaru, Menteri Kebudayaan dan Seni Kamboja, Phoeurng Sackona, mengatakan, "Kami menganggap pengembalian seperti itu sebagai tindakan mulia, yang tidak hanya menunjukkan kontribusi penting bagi budaya suatu bangsa, tetapi juga berkontribusi pada rekonsiliasi dan penyembuhan. Orang Kamboja yang mengalami perang saudara selama puluhan tahun dan sangat menderita akibat tragedi genosida Khmer Merah."