Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan budaya, termasuk tradisi makan bersama yang ada di tiap daerah. Tradisi ini mengaktualisasikan budaya gotong royong dan saling toleransi serta kebersamaan yang mengakar sejak zaman nenek moyang.
Untuk melestarikan budaya tersebut, berbagai cara bisa dilakukan termasuk mengenalkannya lewat pariwisata. Melalui desa wisata, para pelancong baik domestik maupun mancanegara bisa belajar memasak di suatu daerah.
Baca Juga
Desa Wisata Penglipuran yang ada di Bali dan Desa Kreatif Terong di Belitung merupakan dua di antara desa wisata di Indonesia dengan memperkenalkan program belajar memasak untuk wisatawan. Manager di Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa mengungkapkan adanya kelas belajar memasak di Desa Wisata Penglipuran berawal dari potensi yang ada.
Advertisement
"Sebelum menjadi destinasi wisata, masyarakat di sini pekerjaan utamanya bertani," kata Wayan saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan teleon, Jumat, 17 Maret 2023.
Ia menyambung, keahlian memasak warganya kemudian dilihat sebagai potensi yang bisa dijadikan atraksi menarik di Desa Wisata Penglipuran sebagai salah satu desa terbersih di Bali. "Khas Penglipuran yang autentik sate lilit, karena dari segi pengerjaan berbeda, menggunakan alat-alat tradisional yang ada di rumah warga," jelas Wayan saat ditanya tentang kuliner apa yang diperkenalkan ke wisatawan.
Hampir mirip, di Desa Wisata Kreatif Terong Belitung kelas memasak juga mengambil makanan populer Belitung yaitu gangan yang dimasak menggunakan bumbu khasnya salah satu menunya gangan ikan beluko. Wisatawan juga dikenalkan dengan berbagai jenis sayuran, sambal khas hingga kue tradisional Belitung.
"Sambal khas kita sambal sere, dinikmati bersama lalapan jantung pisang dan daun ubi," jelas Iswandi, Perintis Desa Wisata Kreatif Terong di Belitung melalui sambungan telepon, Kamis, 16 Maret 2023.
Mak Panggong dan Warga Desa Mengajarkan Memasak
Lebih jauh Wayang mengatakan, tentang belajar memasak di Desa Wisata Penglipuran yang melibatkan warga desanya. Wisatawan akan belajar langsung dari warga di rumah penduduk setempat yang diatur secara bergiliran.
Adapun menurut Iswandi hanya tertua yang mengajarkan memasak di Desa Wisata Kreatif Terong, Belitung. Biasanya dilakukan oleh para ibu yang biasa dipercaya menggelar hajatan besar seperti pernikahan.
"Mak panggong atau ibu panggung disebut ahli memasak yang memang sudah dituakan, turun-temurun yang mengatur menu masakan kalau ada hajatan," kata Iswandi.
Biasanya mak panggong ini sudah mendapat pengakuan secara sosial dari segi kemampuan dan kepemimpinan di desa. Adanya mak panggong menurutnya juga salah satu kearifan tradisi lokal di Belitung.
Berhubungan dengan itu, di Belitung terdapat tradisi makan bedulang yang masih terus dilestarikan. Bedulang memiliki makna filosofis bahwa yang paling muda harus menghormati tetua, tapi yang tua pun harus bisa mengayomi para generasi dibawahnya.
Proses ini mewujud di tradisi makan bedulang ketika orang yang paling muda membagikan piring dan membagikan nasi kepada generasi senior. Tetapi untuk lauk dan sayur, para tetua akan mengambil lebih dulu dan membagikan kepada yang lebih muda.
Advertisement
Memakai Bahan Segar dari Desa untuk Memasak
Uniknya lagi dalam proses belajar memasak di desa wisata, baik di Desa Wisata Penglipuran maupun Desa Kreatif Terong Belitung sama-sama menggunakan bahan segar dari apa yang tersedia di desanya. Sebelum kelas memasak ada tur terlebih dulu, di mana penduduk desa memperkenalkan tumbuhan-tumbuhan dan ladang-ladang warga yang semuanya ditanam sendiri.
Kemudian peserta tur akan diberi juga minuman selamat datang dan dijelaskan bahwa di Bali terdapat tradisi makan bersama keluarga yang disebut tradisi makan megibung. "Itu yang membuat tur di desa wisata kami unik karena memperkenalkan tradisi budaya," kata Wayan lagi.
Lalu ada ritual ngejot, sebagai ucapan terima kasih atau rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kemakmuran. Penduduk Desa Penglipuran di Bali menurut Wayan saat ini jumlahnya sudah sekitar 280 kepala keluarga dilibatkan akan program.
"Kita sudah kerjakan ini sejak 8 bulan yang lalu (kelas memasak) dan marketnya untuk saat ini lebih ke wisatawan asing," tambah Wayan.
Antusiasme Para Wisatawan Ikut Tur di Desa Wisata
Ternyata wisatawan begitu antusias mengikuti kelas memasak yang diadakan di Desa Wisata Penglipuran maupun Desa Wisata Kreatif Terong Belitung. Hal ini ditandai dengan kunjungan dan kesan dari tamu, seperti kewarganegaraan yang berkunjung.
"Dalam sebulan ada setidaknya sepuluh couple atau group yang mengikuti tur di desa termasuk di dalamnya kelas memasak," ungkap Wayan.
Di antaranya merupakan turis asal Spanyol, Prancis, maupun Jerman dan banyak negara lainnya. Sementara di Desa Kreatif Terong Belitung sekitar 14 negara asing telah berkunjung .
"Yang sebelum pandemi ada orang Jepang dan Bhutan menginap di desa kami 11 hari bahkan menangis terharu begitu ingin pulang," kata Iswandi.
Menurut Iswandi ada beberapa hal yang membuat turis asing bisa betah berlama-lama berada di desa wisata. Faktor utamanya adalah kebersihan dan keramahtamahan warga desa yang membuat wisatawan terkesan.
"Suku Melayu itu kan terkenal dengan keramahtamahannya dan toleransi yang tinggi," pungkas Iswandi.
Letak Desa Wisata Kreatif Terong Belitung yang tak jauh dari pusat kota juga mudah untuk dicari. Berada di koridor utara pariwisata belitung, jaraknya bisa ditempuh dalam 15 menit.
Advertisement