Liputan6.com, Jakarta - Jamu gendong terdiri atas beragam jenis yang masing-masing dibuat menggunakan bahan-bahan tertentu, memiliki cita rasa yang khas, dan mempunyai manfaat khusus. Di antara beragam jamu gendong, delapan di antaranya adalah jenis yang kehadirannya seolah menjadi keharusan.
Dikutip dari "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" oleh Sukini, Minggu, 19 Maret 2023, setiap penjual jamu gendong pasti menjualnya. Kedelapan jenis jamu gendong itu, yakni kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, kudu laos, uyup-uyup atau gepyokan, dan sinom.
Selain kedelapan jenis jamu ini, masih ada jenis jamu lain, tetapi lebih bersifat sebagai pelengkap. Ada penjual jamu yang menjualnya, ada pula yang tidak.
Advertisement
Jamu jenis lain selain delapan yang seolah menjadi keharusan tersebut, antara lain jamu temulawak, secang, semelak, galian singset, watukan, pegalinu, dan serai. Kadang penjual jamu gendong juga menyediakan jamu bubuk atau pil dan kapsul hasil produksi industri jamu.
Nama jamu ini diambil dari bahan utama yang digunakan untuk membuatnya. Kudu berasal dari kata mengkudu, sedangkan laos merupakan sebutan lain untuk lengkuas.
Sesuai dengan namanya, bahan utama untuk membuat jamu kudu laos adalah buah mengkudu dan rimpang lengkuas. Namun, untuk menambah manfaat jamu kudu laos untuk kesehatan, bahan-bahan lain dapat ditambahkan untuk membuat jamu ini di bawah ini. Yuk, simak rangkuman selengkapnya dan juga cara membuat jamu tersebut sebagai berikut.
Bahan-Bahan hingga Manfaat
Simak bahan-bahan, cara membuat, hingga manfaat dari jamu kudu laos berikut ini:
Bahan-bahan jamu kudu laos:
- 100 gram buah mengkudu/pace
- 50 gram lengkuas muda
- 3 siung bawang putih
- 3 buah cabe jamu
- 25 gram asam jawa
- 3 lembar daun pandan
- 1 sendok teh biji kedawung
- 5 butir merica
- 250 gram gula batu
- 1/4Â sendoh teh garam
- 3 liter air
Â
Langkah-langkah pembuatan:
- Cuci semua bahan hingga bersih, kecuali gula dan garam.
- Kupas buah mengkudu dan lengkuas, kemudian iris tipis-tipis.
- Tumbuk atau gerus buah mengkudu, lengkuas, cabe jamu, bawang putih, asam jawa, biji kedawung, dan garam.
- Didihkan air, lalu masukkan bahan-bahan yang sudah ditumbuk.
- Tambahkan daun pandan, gula batu, dan butiran merica.
- Masak jamu hingga matang dan airnya sedikit menyusut sambil diaduk-aduk pelan.
- Saring jamu.
- Jamu kudu laos siap disajikan.
Â
Manfaat jamu kudu laos, antara lain sebagai berikut:
- Menurunkan tekanan darah.
- Melancarkan peredaran darah.
- Menghangatkan badan.
- Membuat perut terasa nyaman.
- Menambah nafsu makan.
- Melancarkan haid.
- Menyegarkan badan.
Advertisement
Asal-usul Jamu Gendong
Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan. Jamu gendong dipasarkan dengan cara memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol disusun di dalam bakul. Penjual jamu biasa menggendong bakul tersebut saat berjualan. Inilah alasan jamu ini dikenal sebagai jamu gendong.
Penjual jamu gendong juga menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling setiap hari. Mereka kebanyakan adalah perempuan lantaran dulu tenaga laki-laki lebih diperlukan untuk bertani.
Konsep berjualan dengan menggendong barang dagangan ini menjadi sesuatu yang terbilang menarik. Penjual jamu gendong biasa menggendong bakul jamunya dengan kain panjang, baik kain batik maupun lurik, sebagai salah satu ciri khas perempuan Jawa ketika membawa sesuatu.
Disebutkan, tidak hanya penjual jamu gendong yang membawa dagangannya dengan cara digendong. Dulu, penjual aneka jajanan, seperti nasi pecel dan nasi liwet umumnya juga berjualan dengan menggendong dagangannya.
Para perempuan Jawa, khusus pada zaman dahulu atau di daerah pedesaan, pun membawa aneka barang dengan cara menggendongnya, seperti membawa kayu bakar, air di dalam jerigen, bahan-bahan pangan, dan hasil pertanian. Inilah yang menjadi asal-usul jamu gendong di Indonesia.
Makna Menggendong Jamu
Ternyata ada makna dari membawa sesuatu dengan cara digendong ini. Menggendong identik dengan seorang ibu yang membuai bayinya dalam gendongan. Karena itu, para perempuan Jawa yang membawa barang dagangannya dengan cara digendong dimaknai mereka membawa barang dagangan seperti halnya membawa anaknya sendiri.
Barang dagangan merupakan sarana mencari rezeki sehingga harus dibawa dengan baik, ditawarkan dengan baik, dan disajikan dengan baik. Rezeki pun dicari dengan niat dan cara yang baik. Dengan demikian, usaha mencari rezeki dan apa yang didapat diharapkan memperoleh berkah dari Tuhan.
Diyakini bahwa tradisi meracik dan meminum jamu telah ada sejak ratusan tahun silam pada masa kerajaan Hindu dan Buddha. Seiring zaman berganti, orang-orang keraton mulai mengenalkan jamu kepada masyarakat luas.
Pengenalan jamu keluar keraton diperkirakan sudah terjadi di periode akhir Kerajaan Majapahit. Kemudian, tradisi berlanjut pada masa kerajaan-kerajaan setelahnya dan terus berjalan hingga pada masa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Dulu, jamu hanya dibuat oleh orang-orang yang dianggap mempunyai kekuatan spiritual, seperti wiku atau dukun. Pada masa itu, praktik-praktik pengobatan banyak dilakukan oleh wiku. Para wiku ini umumnya mengobati menggunakan ramuan jamu dan doa-doa.
Para wiku sering kali mengirimkan jamu racikannya kepada orang-orang yang membutuhkan atau berdasarkan pesanan. Saat itu, jamu dikirimkan melalui para laki-laki yang menjadi utusan. Sementara, penjualan jamu dengan cara digendong diperkirakan telah dimulai pada masa Kerajaan Mataram Islam.
Advertisement