Liputan6.com, Sydney - Sydney Opera House berdiri begitu anggun di waktu malam. Terpaan sinar lampu di sekitar membuat atap bangunan berbentuk keong kebanggaan masyarakat Austalia ini terlihat amat memesona.
Sydney Opera House memiliki 14 atap. Semuanya berbentuk layar kapal terkembang yang tingginya kira-kira setara bangunan 22 lantai.
Desir angin dan deburan ombak dari laut di sekitar, membuat suasana jadi semakin syahdu. Jika datang bersama orang terkasih, dijamin Anda akan mendapatkan momen-momen yang bakal sulit dilupakan.
Advertisement
Suasana Sydney Opera House di waktu malam memang romantis. Pengunjung akan dimanjakan pemandangan yang indah, suasana dan aroma laut, serta tampilan Sydney Harbour Bridge yang memikat.
Jika ingin menghabiskan malam yang lebih memorable lagi, Anda bisa mengajak pasangan atau keluarga makan malam di sebuah restoran di pinggir laut yang berada tepat di sisi kiri Opera House.
Restoran ini langsung menghadapkan pandangan Anda ke Sydney Harbour Bridge yang menghubungkan distrik pusat bisnis Sydney (Sydney CBD) dengan wilayah utara Sydney.
Saat matahari terbenam maupun ketika malam sepenuhnya turun, itu memang bisa dibilang waktu terbaik mengunjungi Sydney Opera House. Liputan6.com, yang mengunjungi Opera Sydney House dalam program Australia-Indonesia Institute Senior Editor Visit 2023, merasakan betul sensasi malam di bangunan yang juga berstatus sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ini.
Â
Disebut Sebagai Gantungan Baju
Sydney Harbour Bridge merupakan bangunan ikonis di Australia. Warga Negeri Kanguru menyebut jembatan ini dengan The Coathanger yang berarti "gantungan baju" karena desainnya yang melengkung di bagian atas, mirip gantungan baju.
Seperti juga Sydney Opera House, gambar Sydney Harbour Bridge kerap kita jumpai dalam berbagai souvenir khas Australia, seperti kaus, kartu pos, maupun magnet tempelan kulkas.
Kehadiran Sydney Harbor Port Jackson yang terlihat dengan pandangan terbuka dari halaman depa pun jadi hiburan mata tersendiri. Dari pelabuhan ini, kita bisa melihat aktivitas kapal-kapal pesiar mewah yang bersiap melakukan perjalanan atau sekadar bersandar.
Sementara di sisi selatan, terdapat Royal Botanic Gardens yang terkenal dengan rimbunan pohon-pohon palemnya.
Advertisement
Pendingin Air Laut
Terletak di kawasan Bennelong Point, Sydney, New South Wales, Sydney Opera House terbilang mudah dijangkau. Selain menggunakan bus, pengunjung juga bisa datang naik monoreal atau kereta api.
Turun di Circulay Quay, yang merupakan stasiun terdekat, setelah itu, pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit berjalan kaki untuk mencapai bangunan ini. Sydney Opera House dibangun mulai 1 Maret 1959 berdasarkan desain seorang arsitek Denmark, Jorn Utzon.
Bangunan yang resmi dibuka pada 20 Oktober 1973 oleh Ratu Elizabeth II ini menampung sejumlah ruangan, seperti Opera Theater, Playhouse, Studio, Utzon Room, Drama Theater, dan Forecour.
Tidak hanya gedung opera, di dalam Opera House juga terdapat sejumlah teater, studio, ruang konser, ruang latihan, ruang resepsi, dan restoran.
Yang menarik, suhu di dalam gedung selalu terjaga di angka 22,5 derajat celcius. Hal ini untuk memastikan semua instrumen orkestra di dalam gedung tetap terjaga kondisinya.
Memastikan suhu stabil tersebut, Opera House menggunakan sistem pendingin yang memfungsikan air laut dari pelabuhan di sekitar dengan pipa sepanjang 35 kilometer. Air laut dijadikan fluida termal untuk pemanasan dan pendinginan gedung.
Jika ingin masuk ke dalam Sidney Opera House, Anda juga bisa menikmati layanan tur yang dimulai jam sembilan hingga jam lima sore.
Sejarah Sydney Opera House
Mengutip situs webnya, Senin (20/3/2023), desain Sydney Opera House pada dasarnya memadukan pengaruh kuno dan modernis. Itu dibangun di atas situs yang disakralkan masyarakat lokal Gadigal selama ribuan tahun.
Keanggunan pahatan Opera Sydney House menjadikannya salah satu bangunan paling terkenal di abad ke-20, identik dengan inspirasi dan imajinasi. Seperti yang dikatakan juri Penghargaan Pritzker, Frank Gehry, saat memberi penghargaan tertinggi arsitektur pada arsitek Opera House pada 2003, "(Jorn) Utzon membuat sebuah bangunan jauh di depan zamannya, jauh di depan teknologi yang tersedia... sebuah bangunan yang mengubah citra sebuah negara."
Dibangun untuk "membantu membentuk komunitas yang lebih baik dan lebih tercerahkan," dalam kata-kata Perdana Menteri New South Wales Joseph Cahill tahun 1954, Opera Sydney House telah jadi rumah bagi banyak seniman dan pertunjukan terbesar dunia.
Juga, tempat pertemuan untuk masalah signifikansi lokal dan internasional sejak dibuka pada 1973. Hari ini, Sydney Opera House adalah tujuan wisata nomor satu Australia, menyambut lebih dari 8,2 juta pengunjung setahun, dan salah satu pusat seni pertunjukan tersibuk di dunia, dengan lebih dari dua ribu pertunjukan selama 363 hari dalam setahun.
Advertisement