Sukses

Daftar Destinasi Wisata Alam di Gunung Rinjani yang Buka Kembali Mulai 1 April 2023

Taman Nasional Gunung Rinjani membuka sebanyak 22 destinasi wisata alam yang terdiri dari 16 destinasi wisata alam non-pendakian dan enam destinasi wisata alam pendakian.

Liputan6.com, Jakarta - Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani akan membuka kembali sebanyak 22 destinasi wisata alam. Destinasi wisata yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut terdiri dari 16 destinasi wisata alam non-pendakian dan enam destinasi wisata alam pendakian.

Ke-22 destinasi wisata alam di Taman Nasional Gunung Rinjani akan dibuka pada 1 April 2023 mendatang. Kabar itu tertuang dalam surat pengumuman tentang "Pembukaan Kunjungan Wisata Alam di Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun 2023" yang juga dibagikan melalui akun Instagram resmi TN Gunung Rinjani pada 18 Maret 2023.

"Balai TN Gunung Rinjani juga MEMBUKA 1 (satu) Destinasi Alam Non Pendakian Baru yaitu Destinasi Wisata Alam Non Pendakian Air Terjun Tiu Ngumbak di wilayah kerja Resort Santong, SPTN Wilayah I, TN Gunung Rinjani Desa Gumantar, Kec. Kayangan, Kab. Lombok Utara," demikian bunyi poin kedua dari surat pengumuman tersebut.

Dalam pengumuman itu juga disampaikan terkait kuota kunjungan wisata alam TN Gunung Rinjani diberlakukan 100 persen dari kuota kunjungan normal dengan durasi pendakian selama 4 hari 3 malam. Jam kunjungan atau pelayanan yakni:

  • Destinasi wisata alam non-pendakian: Senin--Minggu (09.00--15.00 WITA)
  • Destinasi wisata alam pendakian: Senin--Minggu (Cek In 07.00--15.00 WITA dan Cek Out 07.00--17.00 WITA atau konfirmasi khusus dengan petugas).

"Registrasi/booking online kunjungan wisata alam pendakian dilakukan melalui aplikasi eRinjani yang dapat diunduh di Playstore mulai tanggal 27 Maret 2023 pukul 05.00 WITA - 20.00 WITA," jelas keterangan dari Taman Nasional Gunung Rinjani.

2 dari 4 halaman

Kuota Normal Kunjungan Wisata Alam

Kuota Normal Kunjungan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian Gunung Rinjani:

Otak Kokoq Joben 100 orang per hari.

Joben Eco Park (JEP) 650 orang per hari.

Telaga Biru 440 orang per hari.

Air Terjun Jeruk Manis 400 orang per hari.

Gunung Kukus 300 orang per hari.

Air Terjun Mayung Polak 200 orang per hari.

Sebau 72 orang per hari.

Savana Propok 500 orang per hari.

Treng Wilis 500 orang per hari.

Ulem-Ulem 500 orang per hari.

Tangkok Adeng 750 orang per hari.

Bukit Gedong 500 orang per hari.

Bukit Malang 250 orang per hari.

Jalur Sepeda Sembalun 100 orang per hari.

Bornong Bike Park 150 orang per hari.

Air Terjun Tiu Ngumbak 100 orang per hari.

 

Kuota Normal Kunjungan Destinasi Wisata Alam Pendakian Gunung Rinjani:

1. Jalur Pendakian Senaru 150 orang per hari.

2. Jalur Pendakian Timbanuh 100 orang per hari.

3. Jalur Pendakian Aik Berik 100 orang per hari.

4. Jalur Pendakian Sembalun 150 orang per hari.

5. Jalur Pendakian Torean 100 orang per hari.

6. Jalur Pendakian Tete Batu 100 orang per hari.

3 dari 4 halaman

Rute Destinasi Wisata Alam Pendakian TN Gunung Rinjani

1. Jalur Wisata Pendakian Timbanuh

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Timbanuh-Pelawangan Timbanuh.

2. Jalur Wisata Pendakian Aik Berik

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Aik Berik-Pelawagan Aik Berik / Rinjani Second Summit Sangkareang-Kondo.

3. Jalur Wisata Pendakian Sembalun

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Sembalun-Pelawangan Sembalun-Puncak Gunung Rinjani / Danau Segara Anak - Jalur Wisata Pendakian Senaru / Jalur Wisata Pendakian Torean.

4. Jalur Wisata Pendakian Senaru

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Senaru-Pelawangan Senaru-Danau Segara Anak-Puncak Gunung Rinjani-Jalur Wisata Pendakian Sembalun / Jalur Wisata Pendakian Torean.

5. Jalur Wisata Pendakian Torean

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Torean-Danau Segara Anak-Jalur Wisata Pendakian Sembalun / Jalur Wisata Pendakian Senaru.

6. Jalun Wisata Pendakian Tete Baru

Rute perjalanan: Pintu Masuk Pendakian Tete Batu-Rinjani Secon Summit Sangkareang-Kondo-Jalur Wisata Pendakian Aik Berik.

 

Sebelumnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup sebagian destinasi wisata non-pendakian di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penutupan itu berlaku mulai 8 Oktober 2022 sampai 31 Maret 2023.

4 dari 4 halaman

Penutupan Sejak Oktober 2022

Cuaca ekstrem jadi salah satu faktor utama yang memaksa sebagian kawasan wisata ditutup sementara. Informasi itu diketahui dari unggahan di akun Instagram resmi Gunung Rinjani, @btn_gn_rinjani pada 9 OKtober 2022.

Penutupan tersebut memerhatikan informasi prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Klimatologi NTB tentang potensi cuaca ekstrem dan peringatan dari BPBD melalui surat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur Nomor : 360/240/BPBD/2022 tanggal 6 Oktober 2022. Selanjutnya, pihak balai membuat surat pengumuman Nomor : PG.34/T.39/TU/KSA/10/2022 tentang Penutupan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. 

"Agar waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang terjadi serta potensi dampak bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan Penutupan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani," tulis pengumuman di akun Instagram tersebut.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyatakan provinsi itu mulai memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan. NTB telah memasuki akhir periode musim kemarau 2022 sejak akhir September lalu.

Pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba. BMKG memprakirakan kondisi La Nina di NTB akan terus berlangsung sampai periode September-Oktober-November 2022. Kemudian, berangsur melemah menuju kondisi netral.

Terdapat pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan bagian tengah, Lampung dan perairan Laut Natuna. Hingga awal Oktober 2022, angin timuran diperkirakan akan tetap aktif. Kemudian pada November, angin baratan diperkirakan akan mulai aktif wilayah barat dan tengah Indonesia. Rata-rata anomali suhu muka laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat dan diprakirakan kondisi hangat ini akan mendominasi seluruh wilayah perairan Indonesia hingga November 2022.