Sukses

Serba-serbi Daun Kecubung Bantu Atasi Asma, Perhatikan Dosis dan Cara Pemakaiannya

Daun kecubung diketahui mengandung alkaloid turunan tropan yang bersifat bronkodilator dapat memperlebar saluran pernafasan, sehingga digunakan untuk pengobatan penderita asma.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai tanaman obat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya, masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Misalnya, daun kecubung yang secara empiris telah digunakan orang sebagai anti-asma atau bronkodilator.  

Penggunaan kecubung obat secara tradisional dibuktikan secara empiris. Daun kecubung (Datura metel L.) mengandung alkaloid turunan tropan yang bersifat bronkodilator, yakni dapat memperlebar saluran pernafasan, sehingga digunakan untuk pengobatan penderita asma.

Dalam menggunakan obat tradisional, takaran yang lebih pasti dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah tipis. Dosis yang tepat membuat tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segenggam atau pun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya.

Mengutip dari modul saintifikasi jamu, Keamanan Jamu Tradisional Universitas Jember, Kamis (23/3/2023), penggunaan daun kecubung disarankan dengan cara dikeringkan lalu digulung dan dibuat rokok serta dihisap seperti merokok. Sementara, daun kecubung yang diolah dengan cara direbus lalu diminum air seduhannya adalah salah karena bisa menyebabkan keracunan atau mabuk.

Kondisi itu dipicu tingginya kadar alkaloid dalam darah. Efek yang ditimbulkan salah satu tandanya adalah midriasis, yaitu mata membesar.  

Terdapat beberapa jenis kecubung, di antaranya kecubung gunung marga Brugmansia, kecubung pendek, dan kecubung wuluh marga Datura. Kecubung marga Brugmansia lebih mudah ditemukan, tetapi khasiat serta efeknya belum banyak dipublikasikan.

2 dari 4 halaman

Penangkal Radikal Bebas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sejumlah tanaman mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai penangkal radikal bebas adalah tanaman kecubung hutan.

Tanaman mengandung beberapa senyawa kimia, yaitu alkaloidskopolamin, glikosidaflavonoida dan polifenol. Senyawa polifenol merupakan bentuk kompleks dari senyawa fenol. Senyawa fenol merupakan golongan utama antioksidan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Mengutip dari jurnal Uji Teratogenik Ekstrak Air Kecubung Gunung, Institut Teknologi Bandung (ITB), berdasarkan penelitian terdahulu telah ditemukan bahwa senyawa-senyawa fenol mempunyai aktivitas antioksidan karena sifat yang dapat menyumbangkan elektronnya. Senyawa fenol bereaksi sebagai agen pereduksi, pendonor hidrogen, peredam oksigen singlet, dan juga sebagai pengelat logam yang potensial.

Antioksidan dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang banyak terbentuk di dalam tubuh akibat lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat. Antioksidan berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.

Antioksidan alami merupakan antioksidan yang berasal dari tumbuhan dan hewan contohnya fenolik berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam organik polifungsional. Sedangkan, antioksidan sintetik diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia contohnya seperti butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), dan profilgalat.

3 dari 4 halaman

Kecubung Memberikan Efek Halusinasi

Tanaman kecubung bisa tumbuh di tempat yang beriklim panas seperti di Indonesia. Kecubung memiliki daun berwarna hijau, lebar, dan berbulu, serta memiliki sisi daun bergerigi yang tidak teratur.

Bunganya berbentuk seperti terompet dan mekar di malam hari. Bunganya mengeluarkan wangi dengan warna yang cukup bervariasi dari putih, pink, kuning, dan ungu. Buah kecubung berbentuk kapsul berduri berdiameter 3 hingga 10 cm yang berisi biji halus seperti biji tomat.

Mengutip dari kanal Hot Liputan6.com, 17 Agustus 2023, sebagian orang masih belum mengetahui tanaman kecubung. Kecubung merupakan tanaman yang memiliki bunga seperti terompet dan buah seperti terong.

Kecubung dikenal sebagai tanaman berbahaya karena bisa menyebabkan efek halusinasi jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama bagian buahnya. Hal ini karena tanaman tersebut mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik. 

Meskipun demikian, masih ada orang yang mengonsumsinya sebagai obat sakit gigi dan asma. Ketika diminum, seluruh bagian tanaman kecubung beracun, tapi daun dan bijinya paling banyak mengandung racun. 

4 dari 4 halaman

Perhatikan Dosis dan Cara Pemakaian Daun Kecubung

Semua bagian dari tanaman kecubung memiliki racun yang berbahaya apabila dikonsumsi secara berlebihan. Racun yang terkandung di setiap bagian tanaman kecubung yaitu scopolamine, hyoscyamine, dan atropine.

Mengutip laman resmi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa apa itu tanaman kecubung mengandung senyawa alkaloid. Senyawa alkaloid adalah substansi yang relative toksis yang bekerja utama pada susunan saraf pusat. Kecubung mengandung pula hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.

Bunga kecubung juga mengandung bahan kimia yang menyebabkan efek pengeringan, sehingga dapat juga mempengaruhi otak dan jantung. Hal ini juga bisa menyebabkan efek samping termasuk kulit kering, pusing, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, dan efek samping serius lainnya.

Meskipun dianggap berbahaya jika dikonsumsi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengaDengan dosis yang tepat, kecubung dapat dimanfaatkan sebagai antiasma, antimikroba, antikanker, antiinflamasi, antifungal. Beberapa penelitian pun melihat potensi kecubung sebagai insektisida botanis yang ramah lingkungan.