Liputan6.com, Jakarta - Masjib Raya Al Jabbar telah diresmikan pada Jumat, 30 Desember 2022 oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Sejak pembukaan awal, Masjib Raya Al Jabbar sempat menjadi sorotan akibat permasalahan sampah yang menumpuk.
Masjid yang berlokasi di Kelurahan Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat tersebut mengumumkan penutupan sementara untuk penataan dan pemeliharaan. Masjid Raya Al Jabbar ditutup 27 Februari hingga 13 Maret 2023.
Namun pemeliharaan kawasan dan Masjid Raya Al Jabbar diperpanjang hingga 1 Ramadhan 1444 H yang jatuh pada hari ini Kamis (23/3/2023). Pembukaan kembali masjid telah diumumkan melalui akun Instagram resmi Masjid Raya Al Jabbar.
Advertisement
"Assalamualaikum. Mulai 1 Ramadan 1444H Masjid Raya Al-Jabbar dibuka kembali untuk para jemaah yang akan beribadah di bulan suci ramadan. Sebelum berangkat pastikan menggunakan pakaian muslim, menaati aturan dan menjaga kebersihan yaa Wargi," demikian bunyi keterangan dalam unggahan yang dibagikan pada Rabu, 22 Maret 2023.
Dibuka kembali hari ini, pihak Masjid Raya Al-Jabbar sebelumnya juga telah membagikan unggahan tentang aturan yang perlu dipatuhi. Berikut sembilan aturan memasuki kawasan masjid tersebut:
- Perhatikan batas suci.
- Tidak makan dan minum di area masjid.
- Tidak tidur di area masjid.
- Pastikan wargi membawa plastik untuk sepatu/sandal.
- Dilarang menginjak rumput di area Masjid Raya Al-Jabbar.
- Kolam tidak untuk berenang.
- Tidak merusak fasilitas yang ada di area Masjid Raya Al-Jabbar.
- Tidak membuang sampah sembarang atau bawa sampahmu hingga menemukan tempat sampah.
- Mohon lebih memerhatikan barang bawaan pribadi dan anak saat berkunjung.
Dirancang Ridwan Kamil
Masjid Raya Al Jabbar adalah rancangan Ridwan Kamil saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Disebut juga Masjid Terapung Gedebage, masjid mengandung filosofi dari salah satu Asmaul Husna, yakni Al Jabbar yang artinya Maha Perkasa.
Proses pembangunan masjid ini tentu dilatarbelakangi oleh gotong royong atau kerukunan untuk bergerak hingga bisa berdiri kokoh dan tegak. Proses pembangunannya memakan waktu cukup lama, yaitu hampir tujuh tahun.
Perancangan hingga pembangunan masjid Raya Al Jabbar sempat diterpa Pandemi Covid-19 yang memaksa penundaan pembangunan tersebut hingga target selesai pada 2020 pun kian mundur ke 2022 saat ini.
Dilansir dari akun Instagram @humas_jabar pada Selasa 27 Desember 2022, simak tujuh tahun perjalanan pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.
1. 2015--2017
Proses perancangan (desain) Masjid Al Jabbar oleh Ridwan Kamil yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
2. 2017
Pada tahun tersebut merupakan proses pembebasan lahan dan peletakan batu pertama di Masjid Raya Al Jabbar (29 Desember 2017) dan memulai awal pembangunan.
3. 2018: Tahap I Pembangunan, meliputi:
- Bangunan utama Masjid Raya Al Jabbar, luasnya 99 m x 99 m
- Penutup Atap Kubah Utama menggunakan 6.136 lembar kaca
- Disusun seperti sisik ikan, kubah akan berwarna-warni/ nantinya
- 88 Canopy pada atap kubah utama
- Rangka Minaret yang tingginya 99 m
- Plaza luar untuk area terbuka
- Instalasi WTP.
Advertisement
Proses Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar
4. 2019: Tahap II Pembangunan, meliputi:
- Pembangunan Struktur Jembatan, Struktur Kolam Reflektif, dan Struktur Plaza Bundar
- Pemasangan lantai/keramik di lantai dasar
- Pemasangan Plafond di lantai dasar
- Perbaikan Ramp untuk difabel
- lS, Site Development
- Talang air hujan, Sewage Pit, AC dan Springkler
- Backup Genset
5. 2020: Tahap III Pembangunan, meliputi:
- Overstek Plaza Depan, Sheet Pile, Galian Tanah keliling masjid struktur rumah pompa, penutup Plat Lantai dan Oprit Jembatan.
- Perkerasan Jalan Beton dan Pematangan Lahan3. Pasangan pintu dan jendela, Pekerjaan Sanitair.
6. 2021-2022: Tahap IV Pembangunan, meliputi:
- Pekerjaan Masjid: Artwork, Plafond Masjid, pekerjaan lantai, special lighting, sound system, minaret, outdoor
- Pekerjaan interior Ma’rodh: Struktur, Interior, MEP dan multimedia
- Pekerjaan Landscape: Tapak, taman, struktur MEP dan sanitasi, menara pandang.
Keunikan Masjid Raya Al Jabbar
1. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah
Situs web Pemprov Jabar melaporkan bahwa selain sebagai tempat beribadah, Masjid Al Jabbar juga mempunyai fungsi edukasi, wisata, dan sosial. Nama masjid ini mengandung filosofi dari salah satu Asmaul Husna, yakni Al Jabbar yang artinya Maha Perkasa.
Proses pembangunan masjid yang memakan waktu hingga tujuh tahun, dilatarbelakangi semangat gotong royong maupun kerukunan untuk bergerak hingga akhirnya bangunan masjid bisa berdiri kokoh.
2. Desain Ramah Lansia dan Disabilitas
Di utas Twitter-nya, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Masjid Raya Al Jabbar didesain ramah lansia dan disabilitas. "Ada akses ramp dan dua lift yang memadai. Ada ruang wudhu dan toilet khusus difabel juga," jelasnya
3. Tanpa tiang tengah
Manajer Produksi Proyek Pembangunan Masjid Al Jabbar Affy Primadhian menyebut bahwa salah satu keistimewaan desain Masjid Al Jabbar adalah tanpa tiang tengah. "Suatu tantangan bagi kami untuk menyelesaikan pekerjaan ini agar sesuai desain yang diharapkan," ucapnya.
4. Ruang Edukasi Keislaman
Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar, Gunawan, menuturkan bahwa Masjid Al Jabbar dapat jadi ruang edukasi keislaman. Selain museum Nabi Muhammad, terdapat pula taman-taman tematik.
"Fasilitas di Masjid Al Jabbar, pertama, tentunya sarana beribadah, area untuk salat. Kemudian yang kedua, area untuk pameran. Jadi, kita punya museum terkait perkembangan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad sampai (menyebar) ke Indonesia," ia mengatakan.
Gunawan menyambung, "Kemudian, ada juga area untuk lanskap. Ini area yang mengelilingi masjid di luar dari embung atau retensi. Ada taman-taman yang memiliki tema. Contohnya, ada taman Nabi Adam, ada taman Nabi Nuh, ada taman Nabi Ibrahim, kemudian ada juga taman Nabi Yunus. Di situ menggambarkan bagaimana kisah nabi-nabi."
5. Tanpa Kubah
Selain tanpa tiang tengah, masjid yang terletak di kelurahan Cimenerang, kecamatan Gedebage, kota Bandung ini juga dibangun tanpa kubah. Alih-alih, masjid ini memiliki ornamen atap tumpuk berbentuk kerucut dilengkapi kaca berwarna-warni, lapor Merdeka.com.
Danau buatan di sekitarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air warga Bandung, yakni setara 15 meter kubik per detik. Danau Gedebage dengan kedalaman tiga meter ini berfungsi sebagai penampung air hujan, cadangan air baku, dan punya fungsi sosial.
6. Masjid tersulit dan terkompleks
Sebagai arsitek Masjid Al Jabbar, Emil mengaku takjub karena hasilnya melebihi imajinasinya, menurut kanal Regional Liputan6.com. "Antara yang saya sketsa dengan yang jadi, lebih keren jadinya. Makanya saya suka merinding pas masuk,” ucapnya.
Masjid Al Jabbar juga diakuinya sebagai masjid tersulit dan terkompleks yang pernah ia rancang. "Ini terkompleks, tersulit dan terbesar yang Allah takdirkan hadir saat saya jadi pemimpin di Jabar," ujar Emil.
Advertisement