Liputan6.com, Jakarta - Sementara Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari iman, tata caranya sedikit berubah selama puasa. Ini terutama tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara berkumur maupun sikat gigi saat puasa.
Hukum berkumur di waktu puasa, dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, Kamis, 23 Maret 2023, adalah makruh. Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani berkata, "Hal yang makruh dalam puasa ada 13. Salah satunya bersiwak (berkumur dan sikat gigi) setelah zuhur."
Pasalnya, membersihkan gigi dan mulut saat puasa merupakan tindakan menyalahi yang utama, yakni mendiamkan mulut dan aromanya yang kurang sedap apa adanya. Aroma ini yang lebih disukai Allah di Hari Kiamat kelak.
Advertisement
Al-Habib Abdulah bin Husein bin Thahir dalam karyanya Is'aadur Rafiq wa Bughyatut Tashdiq menyebutkan, "Bagi orang berpuasa, makruh bersiwak setelah zuhur berdasarkan hadits, 'Perubahan aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada Hari Kiamat daripada wangi minyak misik.'"
Berdasarkan keterangan tersebut, berkumur dan sikat gigi disarankan dilakukan sebelum zuhur demi mengejar salah satu keutamaan puasa. Sementara, menurut drg. Ary Agustanti, marketing manager Audy Dental Clinic, terdapat beberapa kondisi dan kebiasaan yang memicu timbulnya bau mulut saat berpuasa.
Kondisi yang dimaksud, yakni kurang minum air mineral yang menyebabkan mulut kering dan cenderung lebih asam. Maka itu, Ary menyarankan agar memastikan tubuh cukup terhidrasi ketika puasa Ramadhan.
Pemicu Bau Mulut Saat Puasa
"Makanya kalau bulan puasa, sangat penting untuk menjaga hidrasi. Cukup minum saat sahur dan buka puasa," ucap Ary di Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.
Selain kurang minum air, pembersihan gigi yang tidak optimal juga bisa memicu bau mulut. Ary menjelaskan, hal itu karena adanya plak atau karang dari sisa makanan yang menumpuk hingga berkembang jadi bakteri penyebab bau mulut.
Bau mulut pun bisa diperparah dengan adanya infeksi yang dibiarkan, termasuk gigi berlubang dengan sisa makanan yang dibiarkan menempel di celah gigi dalam durasi cukup lama. Kondisi mulut kering dan karang gigi akhirnya berpotensi menyebabkan radang gusi.
Selain itu, gigi berlubang juga bisa semakin berlubang karena kondisi mulut kering dan asam. Semua jenis makanan, terutama yang berbau tajam, berpotensi menimbulkan bau mulut. Namun demikian, kata dokter gigi spesialis prostodonsia drg Inge Paramitha, Sp.Pros, bau mulut bisa dicegah selama seseorang menjaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa.
Advertisement
Takaran Pasta Gigi
"Yang paling penting itu sebenarnya bukan menghindari makanan, tapi menjaga kebersihan mulut, dan konsumsi air putih yang cukup," kata Inge.
Karenanya, menyikat gigi dengan tepat perlu dilakukan agar sisa makanan di sela-sela gigi bisa hilang. Waktu wajib yang dianjurkan untuk sikat gigi pada bulan Ramadhan, yaitu sebelum tidur dan setelah makan sahur.
Mengenai takaran pasta gigi yang diperlukan untuk menyikat gigi, yakni hanya sebiji jagung sehingga busa yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Usai menyikat gigi, sisa busa dari pasta gigi cukup dibuang atau diludahkan. Kemudian, disarankan memberi jeda sebelum berkumur agar kandungan aktif dalam pasta gigi bisa menyerap ke dalam gigi.
"Yang baik itu malah sebenarnya sesudah sikat gigi, itu enggak berkumur telalu sering. Jadi, pasta giginya itu enggak sekali hilang," ucap Inge. "Karena di dalam pasta gigi itu ada fluoride, xylitol, ada bahan-bahan aktif yang sebenarnya justru bagus kalau stay di dalam mulut, di gigi (terlebih dahulu sebelum berkumur)."
Pentingnya Cukup Minum Air Selama Puasa
Cukup minum air, selain menjaga kesehatan gigi dan mulut, juga penting untuk hidrasi kulit. Kulit yang lembap, kata ahli dermatologi, dr. Indah Widyasari, Sp.KK, saat dijumpai di bilangan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, berarti terhindar dari berbagai macam masalah, termasuk iritasi dan gatal.
Karena asupan cairan tidak bisa seharian selama puasa Ramadan, ada ragam trik yang harus dilakukan untuk menjaga kulit tetap lembap. "Yang paling gampang dengan jangan begadang. Karena sahur, orang sering begadang, tidur setelahnya (subuh). Yang benar itu tetap tidur, dan harus cukup, karena regenerasi kulit terbaik terjadi saat tengah malam," dr. Indah memaparkan.
Karena itu, ia menegaskan bahwa bangun sahur membuat kulit kusam adalah mitos. Selain itu, ia juga tetap merekomendasikan untuk cukup minum air saat buka puasa, menjelang tidur, dan ketika sahur.
"Harus tetap 1,5--2 liter (air yang dikonsumsi per hari)," ucapnya. "Ingat juga bahwa makanan manis itu mengurangi intake cairan dalam tubuh."
Alih-alih, dr. Indah merekomendasikan makan makanan yang mengandung banyak air. "Selain, basic skincare-nya juga jangan lupa, terutama pelembap," ujarnya.
Advertisement