Sukses

Produk Kurang Laku, Label Busana Beyonce Sepakat Putus Kontrak dengan Adidas

Label busana milik Beyonce, Ivy Park, memutuskan kontrak dengan Adidas setelah lima tahun bermitra.

Liputan6.com, Jakarta - Beyonce dan adidas sepakat untuk memutus kontrak kerja sama mereka dengan Ivy Park. Kemitraan adidas dan Ivy Park itu dijalin sejak 2018, yang berarti berjalan sekitar lima tahun.

The Hollywood Reporter melaporkan, bahwa keputusan berpisah diambil karena terjadi 'perbedaan kreatif yang besar' antara label milik Beyonce dan Adidas. Beyonce juga disebutkan bersemangat untuk kembali mengklaim brand-nya, memetakan jalannya sendiri, dan mempertahankan kebebasan kreatif.

Dikutip dari Hypebae, Jumat (24/3/2023), pada Februari 2023, sebuah laporan mengklaim bahwa kemitraan yang dijalin Ivy Park dan Adidas sebenarnya menyebabkan label busana olahraga asal Jerman itu merugi. Dokumen itu mencatat bahwa 'hampir setengah merchandise yang diproduksi tidak laku terjual' dan bahwa Ivy Park 'kehilangan uang untuk adidas'.

Label Ivy Park milik Beyonce didirikan pada 2016. Itu merupakan usaha patungannya dengan Sir Philip Green dari Topshop dengan pembagian saham 50:50. Namun pada 2018, musisi pemenang Grammy itu memiliki saham sepenuhnya setelah kesepakatan berakhir pada tahun tersebut.

Koleksi terbaru Ivy Park resmi diluncurkan pada Februari tahun ini setelah diperlihatkan lebih awal di konser pribadi di Dubai pada Januari 2023. Itu menjadi kolaborasi terakhirnya dengan Adidas, sekaligus pertunjukan langsung pertama Beyonce dalam empat tahun terakhir.

Beyonce akan meluncurkan Renaissance World Tour pada Mei 2023 di Stockholm dan diikuti beragam kota di Eropa, seperti Cardiff, Edinburgh, Sunderland, Paris, London, Marseille, Amsterdam, Warsawa, dan lainnya. 

Queen Bey, julukannya, akan melanjutkan turnya di Amerika Utara. Ia akan singgah di Toronto, Vancouver, Atlanta, Las Vegas, Los Angeles, Boston, Charlotte, Detroit, Miami, Minneapolis, Nashville, Philadelphia, San Francisco, New York City, Houston, dan berakhir di New Orleans.

2 dari 4 halaman

Peraih Nominasi Grammy Terbanyak

Dalam malam puncak Grammy Awards 2023 yang digelar di Los Angeles AS, Senin siang, 6 Februari 2023, waktu Indonesia, Beyonce berhasil menahbiskan diri sebagai pemenang Grammy Awards terbanyak sepanjang masa dengan total 32 piala. Album Renaissance miliknya berlumur pujian kritikus dunia dan dikukuhkan sebagai Album Musik Dansa/Elektronik Terbaik.

Mengutip kanal Showbiz Liputan6.com, Deadline mengabarkan, Beyonce tak berada di tempat saat "Cuff It" diganjar Grammy Award. Seniman Trevor Noah naik ke panggung mewakili sang diva.

"Beyonce sekarang menyamai rekor individu peraih Grammy terbanyak sepanjang masa," katanya.

Saat Renaissance menang Grammy, pelantun "Love On Top" yang telah tiba di lokasi menerima piala. Dalam pidatonya, bintang film Dreamgirls mati-matian menahan air mata atas pengakuan dari Komite The Recording Academy. Dengan begitu, ia menggeser posisi Georg Soti sebagai musisi pemegang rekor pemenang Piala Grammy Award terbanyak dengan perolehan 31 piala.

"Saya berterima kasih kepada orangtua, ayah saya, ibu saya karena mencintai dan mendorong saya. Saya berterima kasih kepada suami yang tampan, ketiga anak saya yang cantik yang menonton di rumah," ucap Beyonce.

3 dari 4 halaman

Koleksi Kolaborasi Ivy Park x Adidas

Pada Kamis, 9 Desember 2021, label Ivy Park meluncurkan koleksi terbaru. Kolaborasi Ivy Park x Adidas yang dijuluki Halls of Ivy tersedia di laman resmi Adidas dan tersebar ke retailer global pada 10 Desember 2021.

Dilansir dari Page Six, Minggu, 12 Desember 2021, kolaborasi kelima dari label Beyonce itu menghadirkan total 89 pakaian, 11 aksesori, dan empat alas kaki. Koleksi activewear khas Adidas tersebut termasuk patterned legging senilai 75 dolar AS (Rp1 juta), sports bra seharga 75 dolar AS (Rp1 juta) dan cropped hoodie senilai 85 dolar AS (Rp1,2 juta). Selain itu, ada pula pilihan yang lebih glamor, termasuk floor-length sequined coat seharga 300 dolar AS (Rp4,3 juta).

Koleksi teranyar ini juga menampilkan gaun gotak-kotak senilai 180 dolar AS (Rp2,5 juta) yang dipamerkan oleh Beyonce. Terdapat juga latex bodysuit 70 dolar AS (Rp1 juta), blazer 130 dolar AS (Rp1,8 juta) serta beberapa rok.

Pola houndstooth muncul di banyak koleksi. Nuansa desain kotak-kotak klasik seperti catsuit berbantalan bahu yang sedang tren dijual seharga 100 dolar AS atau setara Rp1,4 juta.

Ivy Park Rodeo dirilis pada Agustus yang menyertakan versi anak-anak dari karya populer. Halls of Ivy juga akan menyertakan desain untuk anak-anak.

4 dari 4 halaman

Pendapatan Adidas Anjlok Usai Depak Kanye West

Adidas sebelumnya mendepak Kanye West dan perpisahan ini berujung pada kerugian dengan jumlah yang fantastis. Dikutip dari CNN, Jumat, 10 Februari 2021, Adidas mengungkapkan pada Kamis, 9 Februari 2023, bahwa mereka diperkirakan akan kehilangan pendapatan 1,3 miliar dolar AS atau setara Rp19,7 triliun tahun ini. Hal tersebut dikarenakan tidak dapat menjual pakaian dan sepatu desainer Yeezy.

Adidas mengakhiri kemitraan sembilan tahunnya dengan rapper yang kini bernama Ye tersebut pada Oktober 2022 karena pernyataan antisemitnya. Dalam sebuah pernyataan, Adidas mengatakan pedoman keuangannya untuk 2023 "menyumbang dampak buruk yang signifikan dari tidak menjual stok yang ada."

Jika perusahaan tidak dapat "menggunakan kembali" pakaian Kanye yang tersisa, Adidas mengatakan hal itu dapat merugikan perusahaan sebesar 534 juta dolar AS atau setara Rp8 triliun dalam laba operasi tahun ini.

Perusahaan mengatakan segera setelah kemitraan dibubarkan, mereka akan mencoba untuk menjual pakaian tersebut, tanpa nama dan merek Yeezy. Adidas menyebut menjual sneakers dengan mereknya sendiri akan menghemat sekitar 300 juta dolar AS dalam pembayaran royalti dan biaya pemasaran.

Terlepas dari upaya itu, Adidas akan mengalami masalah dalam menggunakan kembali pakaiannya, kata seorang analis sebelumnya kepada CNN. "Benar-benar tidak ada pilihan yang baik untuk merek yang tertekan ini yang berada di antara prestise dan kemewahan," kata Burt Flickinger, pakar ritel dan direktur pelaksana di konsultan ritel Strategic Resource Group.