Sukses

6 Fakta Menarik Masjid Agung At-Tin yang Gelar Itikaf Setelah 3 Tahun Setop karena Pandemi

Pengurus Masjid Agung At-Tin yang terletak di komplek Taman Mini, meyakini jumlah jemaah yang ikut itikaf pada tahun ini akan seramai tahun-tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Agung At-Tin merupakan salah satu masjid terbesar di Jakarta. Lokasinya terletak di komplek Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Selama Ramadhan, masjid ini menggelar berbagai program untuk para jemaah, termasuk sholat tarawih berjemaah yang dilaksanakan setiap makam sepanjang bulan Ramadhan. Kepada Liputan6.com, Sabtu, 25 Maret 2023, Amirul Mustofa, pengurus bidang usaha Masjid Agung At-Tin, menceritakan sejarah dan fakta-fakta masjid tersebut. Berikut enam fakta menarik Masjid Agung At-Tin yang dipaparkan.

1. Program Masjid Agung At-Tin Selama Bulan Ramadan

Masjid Agung At-Tin juga menggelar kultum untuk memberikan motivasi dan pengajaran bagi jemaah. Masjid juga membagi-bagikan makanan untuk jemaah yang berbuka puasa.

"Mulai dari hari pertama puasa hingga malam takbiran, Insya Allah ada support terus untuk nasi iftar itu," ujar Amirul. Terdapat sekitar 1000 nasi boks yang dibagikan setiap harinya. Dana untuk program ini berasal dari yayasan milik Ibu Tien Soeharto dan didukung oleh keluarga besar Soeharto.

Terdapat pula program santunan anak yatim dan duafa yang diadakan di masjid ini pada April 2023. Namun, program ini diselenggarakan oleh pihak luar dan masjid hanya sebagai tempat penyelenggaraannya. Program ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Program yang paling dinantikan umat muslim selama Ramadan, yakni itikaf, juga akan dihadirkan kembali di Masjid Agung At-Tin tahun ini. Itikaf merupakan ibadah mengisolasi diri di masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadan.

"Nah ini sudah banyak yang menanyakan apakah At-Tin membuka dan menyelenggarakan itikaf, ya Insyaallah akan dilaksanakan," ujar Amirul. Tiga tahun terakhir, program ini sempat terhenti karena pandemi COVID-19. Meski begitu, pengurus yakin jumlah jemaah yang itikaf tahun ini akan sangat banyak seperti biasanya.

2 dari 4 halaman

2. Pameran Artefak Hadirkan Barang Peninggalan Rasulullah SAW

Pameran artefak bertajuk "Rindu Rosul" saat ini sedang berlangsung di Masjid Agung At-Tin yang menampilkan barang peninggalan Rasulullah SAW. dan Sahabat R.A. Pameran ini menampilkan 24 artefak yang diambil dari Galeri Warisan MAR, Malaysia, milik seorang ahli arkeolog bernama Abdul Manan bin Embong yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencari barang-barang peninggalan di masa peradaban Islam.

Tiket masuk pameran ini Rp65.000. Pameran akan berlangsung hingga 14 April 2023 dengan operasional dari pukul 10 pagi hingga 10 malam setiap harinya. Ada berbagai artefak yang menarik. "Di antaranya ada rambut Rasulullah, termasuk ada serban, termasuk ada pedang, dan lain sebagainya," ungkap Amirul.

Masjid Agung At-Tin bekerja sama dengan Yayasan Istana Al-Qur'an dan Maktabah Al-Fatih selaku penyelenggara pameran. Menurut pihak penyelenggara, respons para pengunjung sangat antusias, bahkan ada yang sampai menangis karena bisa melihat langsung peninggalan Nabi yang dijunjungnya. Selain artefak, ada juga penjualan Alquran dan barang-barang UMKM seperti kurma dan air celupan rambut Rasulullah SAW. 

3. Adakan Pesantren Kilat Untuk Semua Umur

Masjid Agung At-Tin akan menyelenggarakan program pesantren kilat yang bekerja sama dengan Yayasan Askar Kauny Ustadz Bobby pada 12--13 April 2023. Pesantren kilat ini terbuka untuk semua usia. "Itu dari usia 5 tahun sampai dengan 60 tahun. Itu nanti akan kami kelompokkan usia berapa, dan nanti akan ada mentornya masing-masing," ujar Amirul. 

Program ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memperdalam pengetahuan agama Islam dan memperbaiki akhlak dalam kehidupan sehari-hari. "Kegiatannya ya di antaranya tidak jauh dari pembelajaran Al-Qur’an dan adab," ungkap Amirul. 

Pendaftaran untuk pesantren kilat ini sudah dibuka melalui akun Instagram resmi Masjid Agung At-Tin dan juga melalui spanduk-spanduk yang sudah dipasang di sekitar masjid. 

3 dari 4 halaman

4. Diinisiasi oleh Ibu Tien Soeharto

Masjid Agung At-Tin diresmikan pada 26 Desember 1999 oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Namun, perencanaan pembangunan masjid ini sudah dimulai sejak 1996.

"Dulu itu sejarahnya saat ibunda Tien Soeharto ketika di Mekkah, dia punya cita-cita ingin mendirikan masjid. Akhirnya almarhumah mendirikan, dilanjutkan putra-putrinya, termasuk dilanjutkan oleh Bapak Presiden kedua, Hj. Muhammad Soeharto," tutur Amirul.

Nama masjid ini selain memiliki kemiripan dengan nama Ibu Tien, juga terinspirasi dari surat At-Tin dalam Al-Qur'an yang bermakna "Buah Tin".  Meskipun belum direnovasi besar sejak pertama berdiri, Masjid Agung At-Tin telah melakukan beberapa renovasi internal di ruangan-ruangan tertentu dan menambah ruang perpustakaan pada 2013. 

Hingga saat ini, Masjid Agung At-Tin bukan hanya sebagai tempat ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga sebagai objek wisata religi. "Banyak juga yang wisata religi. Misalkan ziarah dari mana, mampir ke At-Tin. Anak-anak sekolah juga sering mampir masjid At-Tin. Ya edukasi religi lah," kata dia.

5. Mampu Menampung 20.000 Jemaah

Luas area masjid sekitar 8 hektare yang terdiri dari bangunan masjid dan berbagai fasilitas lainnya. Fasilitas yang tersedia di masjid ini meliputi ruang serbaguna untuk acara pernikahan, seminar, dan dauroh, serta ruang seminar untuk pengajian dhuha. Masjid At-Tin juga memiliki perpustakaan dan TK Islam At-Tin, serta guest house yang bisa disewakan.

Bangunan masjid yang klasik dan megah berhasil menarik minat para pengunjung dari berbagai daerah. Amirul mengatakan, "Dari Jawa Tengah ada, Jawa Timur ada, waktu itu ada dari Kalimantan studi banding kemari, Bangka Belitung studi banding."

Masjid At-Tin berdaya tampung yang cukup besar. Pada hari besar seperti salat Idul Fitri dan Idul Adha, seluruh area masjid ini mampu menampung hingga 20.000 jemaah, dari mulai bangunan masjid hingga pelataran. Sedangkan di dalam masjid, daya tampung maksimalnya adalah 8.000 jemaah, dari lantai salat, mezanine, lantai dasar sayap kanan-kiri, dan lobi.

Terkait dengan pandemi Covid-19, pihak masjid At-Tin tetap mengikuti peraturan dan anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan. Meskipun pada saat ini PPKM telah dicabut, masjid At-Tin tetap akan memperhatikan dan mengikuti anjuran prokes. Namun, salat Id tetap akan diselenggarakan tanpa ada pembatasan bagi kuota jemaah.

4 dari 4 halaman

6. Terdiri Atas 9 Imam dan Muazin

Saat ini Masjid Agung At-Tin memiliki total sembilan imam dan muazin. Dari sembilan orang tersebut, empat di antaranya adalah imam dan lima lainnya adalah muazin. Imam yang bertugas di Masjid Agung At-Tin antara lain adalah Ustadz Musdaufirin Muin, Ustadz Ahmad Fauzi Lubis MA, Ustadz Syahrir Ali Basya,SQ, dan Ustad Masrur Ikhwan. Sementara, lima orang muazin yang bertugas di masjid ini adalah Ustadz Alsad Syaiful Ismail MA, Ustadz Syarif Hidayatullah, Ustadz Aunur Rofiq, Ustadz Hamdan, dan Ustadz Salman Alfarisi.

Masjid Agung At-Tin sering dijadikan tempat untuk memberikan ceramah dan materi oleh tokoh-tokoh terkenal. "Tentunya ada tokoh-tokoh, karena kan pemberi materi pemberi khotbah itu harapan yang punya daya tarik jemaah ya," ungkap Amirul. Beberapa di antaranya adalah Dr. Muhammad Satori dan Prof. Darwis Hude. Selain itu, ada juga banyak tokoh akademisi lainnya yang sering memberikan ceramah atau materi di masjid ini.

Saat ditanyakan terkait rencana imam dan khatib saat salat Id di Masjid Agung At-Tin, jawabannya adalah imam akan diemban oleh Ustadz Haji Ahmad Fauzi Lubis, sedangkan khatibnya akan diemban oleh Dr. Bukhori Muslim.