Sukses

Penguin Books Luncurkan Mesin Penjual Buku Otomatis Pertama, Atraksi Wisata Baru di Stasiun Kereta Inggris

Penerbit buku asal London, Inggris, Penguin Books, pada 24 Maret 2023 mengumumkan melalui akun Twitternya bahwa mereka telah meluncurkan mesin penjual otomatis untuk buku-bukunya yang terinspirasi dari mesin berprinsip serupa yang pernah dibuat sang pendiri penerbitan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Penerbit buku asal London, Inggris, Penguin Books, pada 24 Maret 2023, mengumumkan melalui akun Twitternya bahwa mereka telah meluncurkan mesin penjual otomatis untuk buku-bukunya. Dalam cuitannya, Penguin Books memperkenalkan mesin penjual buku otomatis bernama "Penguin Book Vending Machine".

Mesin ini ditempatkan di Stasiun Kereta Exeter St. David, Exeter, Devon, Inggris. Penguin Books bekerja sama dengan Great Western Railway (GWR) UK, badan lokal independen Exeter City of Literature, Bookbag Shop, dan Graddon Vending untuk menyediakan mesin ini.

Mesin penjual otomatis ini menyediakan buku-buku terbitan Penguin Books, penerbit terkemuka di dunia.

Dalam laman Exeter City of Literature dikutip ucapan Anna Cohn Orchard, Direktur Eksekutif Exeter City of Literature, "Saya tumbuh di Exeter, namun tidak mengetahui tentang sejarah Penguin hingga, ironisnya, saat saya bekerja di industri penerbitan di New York. Ketika saya mengambil peran saya saat ini, saya tahu saya ingin mempromosikan sejarah sastra yang menarik dan sering tersembunyi di Exeter dan Devon kepada audiens yang lebih luas."

Terobosan itu telah memungkinkan akses mudah bagi siapa saja yang mengunjungi Stasiun St. Davids untuk membaca dengan lebih nyaman. Hal itu juga menjadi pengakuan atas inspirasi yang telah diberikan Devon kepada tokoh-tokoh besar di dunia sastra, di antaranya Agatha Christie, Michael Morpurgo, dan Charles Dickens.

2 dari 4 halaman

Dapat Memilih Buku Sebelum Bepergian

Zainab Juma, Kepala Merek penerbit Penguin, juga berkomentar, "Ketika Exeter City of Literature mendatangi kami tentang mesin penjual otomatis buku Penguin, kami segera tahu bahwa ini adalah cara yang sempurna untuk merayakan darimana kami berasal. Menghabiskan waktu dengan membaca buku adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan saat bepergian dengan kereta, dan mesin ini adalah yang akan diinginkan oleh pendiri kami, Allen Lane."

Keuntungan penjualan akan dibagi antara Bookbag Shop dan Exeter City of Literature. Penguin Books sangat senang bahwa mesin penjual otomatis ini akan bermanfaat bagi Bookbag, toko buku independen lokal, dan Exeter City of Literature yang bekerja brilian dalam merayakan sejarah sastra Exeter dan membuat buku dan membaca lebih mudah diakses di masyarakat setempat.

Sementara itu, Amanda Burns, Direktur Penjualan dan Pemasaran GWR, mengatakan bahwa mereka merasa bangga dengan keterkaitan jangka panjang mereka dengan Penguin Books yang sudah berlangsung hampir 90 tahun. 

"Mesin penjual buku ini menjadi penambahan yang luar biasa bagi Stasiun Exeter St. Davids dan telah terbukti populer di kalangan pelanggan. Banyak dari kita yang senang membaca buku yang bagus ketika melakukan perjalanan relaksasi menuju destinasi ikonik, dan pemasangan mesin ini berarti Anda dapat memilih buku Penguin yang tepat sebelum melakukan perjalanan," terangnya.

3 dari 4 halaman

Terinspirasi Mesin Penguincubator Allen Lane

Mesin penjual buku otomatis ini adalah hasil pengembangan dari penemuan Allen Lane, yang pada 1934 pernah membuat mesin serupa yang bernama "The Penguincubator". Lane terinspirasi untuk menciptakan Penguin Books saat ia tidak dapat menemukan buku yang bagus untuk dibaca di Stasiun Kereta Exeter St. David pada 1935.

Saat itu yang tersedia hanya majalah dan buku cetak ulang Victoria. Oleh karena itu, ia memutuskan bahwa buku berkualitas tinggi, menarik, dan terjangkau seharusnya tersedia untuk semua orang, di mana saja.

Pada tahun berikutnya, kelahiran buku paperback atau buku dengan sampul yang tipis, mencetak sejarah saat Penguin Books merilis sepuluh judul pertama mereka. Allen Lane ingin lebih banyak orang dapat mengakses buku dan 10 bulan setelah mendirikan Penguin Books.

Ia bermimpi menciptakan cara baru untuk mewujudkannya, yaitu dengan The Penguincubator, mesin futuristik yang ditaruh di Charing Cross Road, London yang menawarkan seleksi judul-judul Penguin. Mesin tersebut tidak sepenuhnya aman dari tangan jahil yang kerap mencuri buku dari mesin itu, tetapi mesin itu telah membuka jalan untuk penemuan baru.

Pada 2021, Anna Cohn Orchard, Direktur Eksekutif Exeter UNESCO City of Literature, mengetahui sejarah Penguin dan mendekati mereka dengan gagasan untuk membuat mesin penjual buku di tempat asal Penguin. Berkat kerja sama antara Penguin Books, Great Western Railway, Graddons Vending, dan Bookbag, mereka berhasil mewujudkan visi Allen Lane dengan memasang mesin penjual buku pertama dari Penguin di Stasiun Exeter St Davids.

Penguin Books menyatakan, "Kami kembali ke akar kami untuk memastikan para pelancong zaman sekarang tidak akan menghadapi masalah yang sama dengan Allen Lane dulu."

4 dari 4 halaman

Penguincubator Bukan yang Pertama

Sebelum adanya Penguincubator, sudah ada mesin penjual buku otomatis serupa. Dikutip dari Huff Post pada Minggu, 26 Maret 2023, mesin penjual buku pertama kali dibuat oleh Richard Carlile di Inggris pada 1822. 

Carlile adalah seorang penjual buku yang ingin menjual karya-karya yang mengkritik pemerintah seperti Age of Reason karya Paine tanpa harus masuk penjara. Solusinya adalah dengan menciptakan mesin self-service yang memungkinkan pelanggan untuk membeli buku-buku kontroversial tanpa pernah bersentuhan dengan Carlile. Pelanggan hanya perlu memutar dial pada mesin untuk memilih judul buku yang diinginkan, memasukkan uang, dan buku akan jatuh di depannya. 

Barulah pada 1934, Allen Lane, pendiri Penguin Books, menciptakan Penguincubator untuk menjual karya-karya sastra klasik dalam bentuk paperback dengan harga yang sama seperti bungkus rokok. Lane adalah sosok yang kontroversial dalam dunia penerbitan Inggris. Dikenal karena mempopulerkan buku kertas berkualitas tinggi dan massal, dia dianggap sebagai sosok radikal yang bertujuan untuk mengguncang industri buku.Â