Liputan6.com, Jakarta - Dalam kemeriahan peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang akan jatuh pada Jumat, 7 April 2023, Tropicana Slim menggelar kampanye #BeatDiabetes. Sesuai tajuknya, acara yang berlangsung serempak di pekan Hari Kesehatan Sedunia di 36 titik di Indonesia itu bertujuan mengedukasi publik pada pencegahan maupun penanganan diabetes.
"Tapi, kami tidak mau searah (dalam mengedukasi tentang diabetes), makanya tahun ini kami adakan kompetisi #BeatDiabetes Warrior," kata Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim, dalam jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, Rabu, 5 April 2023.
Di samping itu, Noviana menyebut, pemberdayaan para pejuang Beat Diabetes juga merupakan wujud kesadaran pihaknya bahwa dalam mengedukasi masyarakat, mereka tidak bisa melakukannya sendirian. "Sejak Februari 2023, warriors ini telah mengikuti babak penyisihan dan semifinal sebelum berlaga di final pada pekan perayaan Hari Kesehatan Sedunia," sebutnya.
Advertisement
"Karena ini acara tahunan, kami berharap istilahnya di tahun depan, kami bisa lihat mereka (pejuang Beat Diabetes) sebagai pentolan-pentolan yang aktif mengumpulkan anggota dari komunitas mereka lagi, supaya bisa ikut mengedukasi (tentang diabetes dan gaya hidup sehat)," ia menyambung.
Edukasi kesehatan, menurut Novi, butuh sosok yang dekat dengan masyarakat. "Untuk sampai ke tiga tahap penyaringan yang tadi sudah kami sebutkan, enggak gampang juga. Menurut saya, kami lebih ke arah memicu ketertarikan, alih-alih memberi tekanan dengan monitoring (setelah event selesai)," ucapnya.
Â
Gandeng Komunitas sampai Pebisnis Kuliner
Lebih lanjut Novi berkata, "Kami juga secara internal pernah berpikir untuk ada monitoring, tapi kesannya jadi kaku, orang jadi takut. Kami ingin menularkan cara hidup sehat dengan cara yang menyenangkan."
Namun demikian, dengan adanya kompetisi #BeatDiabetes Warrior, Novi menganggap bahwa si pemenang akan punya citra baru di komunitasnya. Ia berkata, "Harapannya, secara alami, teman-temannya akan nanya, karena dia dianggap yang paling tahu tentang diabetes."
"Dia juga lebih mawas diri, imbuhnya. "Titel sebagai #BeatDiabetes Warrior juga memberi tanggung jawab moral. Itu yang mau kami berdayakan. Jadi, tanpa dimonitor khusus, sistem sosialnya akan berjalan secara alami."
Selain menggandeng komunitas, dalam kampanye ini, pihaknya juga mengajak serta sejumlah kafe, restoran, maupun UMKM kuliner untuk mengadakan menu dengan pilihan lebih sehat. "Target kami satu area ada lima (kolaborator bisnis kuliner)," katanya.
"Karena sifatnya mengajak, jadi kalau kafe, restoran, atau UMKM kuliner sudah mau menyediakan versi lebih sehat, kurang gula, itu kami sudah thankful banget," ia menyebut.
Advertisement
Tren Makanan Lebih Sehat
Seiring waktu, Novi berkata, bisnis kuliner memang mengarah ke pilihan menu lebih sehat. Pasalnya, ia menilai, publik lebih sadar akan makanan sehat, termasuk kandungan gula yang lebih rendah dalam sajian mereka. "Memang ekosistemnya yang harus di-create," katanya.
Ia menyambung, "Karena kalau kami cuma edukasi, edukasi, edukasi, tapi pas beli makanan atau minuman tetap pilihannya cuma ada yang manis-manis, jadinya masyarakat bingung juga."
Menciptakan ekosistem tersebut, kata Novi, pihaknya berusaha menarik lebih banyak kolaborator setiap tahunnya. "Selain gelombangnya lebih besar, jadinya juga saling mendukung," katanya.
"Tahun depan, kami berharap para warriors membawa lebih banyak followers," ucapnya. "Sebagai bisnis, kami terus belajar untuk give back, ada timbal balik dengan masyarakat."
Secara data, staff Divisi Metabolik Endokrin, Departemen PenyakitDalam FKUI RSCM, dr. Dicky Tahapary, Ph.D, Sp.PD-KEMD FINASIM, mengatakan, "Data International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan Indonesia menempati peringkat ke-5 jumlah penderita diabetes terbesar di dunia."
Lebih lanjut dr. Dicky berkata, tiga dari empat orang diabetes di Indonesia tidak menyadari bahwa ia mengidap diabetes. Kultur ini kian mengkhawatirkan, apalagi angka penderita diabetes diprediksi akan terus meningkat hingga 28,6 juta pada 2045.
"Selama ini, kita mengetahui bahwa faktor keturunan dan gaya hidup terbukti berkaitan dengan risiko diabetes. Penelitian tahun 2022 menunjukkan bagaimana mereka yang tinggal dekat dengan restoran siap saji ternyata berisiko terkena diabetes yang lebih tinggi," katanya.
Pentingnya Cek Gula Darah Secara Rutin
Sementara, dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, MM, MARS, Dip.TH, DCD, founder Sobat Diabet yang juga berperan sebagai juri #BeatDiabetes Warrior menyampaikan, "Salah satu informasi yang sering keliru di masyarakat adalah terkait diabetes yang hanya merupakan penyakit orang tua. Nyatanya, kini semakin banyak kasus diabetes tipe 2 yang terdiagnosis pada usia muda, terutama mereka yang mengalami kelebihan berat badan."
"Pola hidup sehat menjadi kunci utama dalam mencegah dan menurunkan risiko diabetes. Penelitian di The American Journal of Clinical Nutrition (2020) menemukan bahwa menjalankan pola hidup sehat dapat berkaitan dengan penurunan tingkat kejadian diabetes hingga 60 persen," tuturnya.
"Adapun yang termasuk ciri pola hidup sehat dalam penelitian ini adalah memiliki berat badan dan lingkar pinggang normal, tidak merokok, memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi, menjalankan pola makan sehat," imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengingatnya pentingnya cek gula darah secara rutin, minimal setahun sekali. "Diabetes ini tidak akan terdeteksi kalau tidak diperiksa, tidak ada gejala khusus juga, makanya harus dicek," tegasnya.
Â
Advertisement