Liputan6.com, Jakarta - Masjid Cut Meutia merupakan salah satu masjid di Jakarta yang memiliki bentuk bangunan unik khas peninggalan zaman Belanda. Lokasi masjid terletak di Jalan Cut Meutia Nomor 1 Menteng Jakarta Pusat.
Sekilas saat melihat bangunan Masjid Cut Meutia dari jauh maka siapa pun akan langsung terkesan dengan bentuknya yang berbeda dari masjid kebanyakan. Masjid ini tidak berbentuk kubah sebagaimana masjid umumnya, lantaran dulunya saat awal dibangun memang bukan untuk masjid.
Baca Juga
Mengenai seluk-beluk masjid dengan banyak perjalanan sejarahnya, berikut enam fakta menarik Masjid Cut Meutia yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (6/4/2023).Â
Advertisement
1. Bangunan Masjid Dulunya Kantor Biro Arsitektur
Mengutip dari laman resmi Masjid Cut Meutia, Kamis (6/4/2023), sebelum difungsikan sebagai masjid bangunan ini dulunya sebuah kantor biro arsitektur dan pengembang bernama N.V. De Bauploeg yang selesai dibangun pada 1912. Bangunan masjid pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda serta kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, gedung ini pernah dipergunakan sebagai kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kantor Perusahaan Daerah Air Minum, Kantor Pos, dan kantor Dinas Perumahan Jakarta. Bahkan pernah menjadi kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), waktu itu yang dipimpin oleh Jenderal AH Nasution.
Setelah kantor MPRS dipindahkan ke Senayan, AH Nasution tidak ingin gedung itu difungsikan kembali menjadi sebuah kantor. Dia mengusulkan agar gedung dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sebuah masjid, karena di sekitar Kebon Sirih masih jarang masjid.
Â
2. Pahlawan AH Nasution Usulkan Bangunan Jadi Masjid
Lantaran masjid dulunya merupakan bangunan lama yang fungsinya berbeda, maka gedung tersebut tak langsung menjadi masjid. Diketahui Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution sebagai sosok Pahlawan Nasional penggagas Perang Gerilya.
Ia juga memimpin Divisi Siliwangi. H Nasution yang mengusulkan agar gedung Belanda menjadi Masjid Cut Meutia. AH Nasution terlebih dahulu membentuk remaja masjid Cut Meutia pada 1984 untuk memakmurkan masjid dan mengurus keperluan para jamaahnya.
Lalu tiga tahun berselang, bangunan itu beralih fungsi sebagai tempat ibadah umat Islam, yaitu Masjid Cut Meutia, lewat Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5184/1987 tertanggal 18 Agustus 1987, yang saat itu Gubernur DKI Jakarta dijabat R Soeprapto sebagai Gubernur ke-9Â di mana ia menjabat sejak 1982-1987.
3. Masjid Sering Dipakai untuk Akad Nikah
Masjid Cut Meutia merupakan masjid monumental, arsitek gedung khas bangunan Belanda masih dipertahankan hingga kini. Tak heran kalau masjid ini menjadi nampak klasik dan sarat dengan sejarah tempo dulu.
Kondisi Gedung yang eksotik dengan suasana klasik menjadikan Masjid Cut Meutia ini banyak dijadikan tempat bersejarah bagi pasangan yang melangsungkan akad pernikahan. Untuk dapat menggunakan sebagian ruangan masjid ini, terdapat tata tertib yang perlu diikuti seperti menjaga kesucian masjid, memakai pakaian yang sopan, serta ada infaq tempat akad yang pada 2023 nilainya sebesar Rp4--6 juta tergantung pemilihan fasilitas. Â
Advertisement
4. Kiblat Masjid Cut Meutia
Nama Masjid Cut Meutia diambil dari jalan yang berada di dekat gedung tersebut. Interior Masjid Cut Meutia juga terbilang unik sebab bangunan kotak itu memiliki langit-langit yang tinggi dan berbentuk kotak, serta tidak memiliki kubah bundar. Di dalamnya terdapat mimbar antik yang sudah digunakan sejak masjid pertama kali ada.Â
Oleh karena bangunan sejak awal tidak dirancang sebagai tempat ibadah, begitu dijadikan masjid arah kiblat di dalamnya harus dibuat dibuat miring 15 derajat dari sisi tembok bangunan. Kini Masjid Cut Meutia resmi menjadi gedung yang dilindungi sebagai gedung cagar budaya, sejak tahun 1961.Â
5. Kegiatan Ramadhan Jazz oleh Remaja Masjid
Ramadhan Jazz Festival merupakan kegiatan Remaja Masjid Cut Meutia (RICMA) yang sudah berlangsung cukup lama. Saat ini, kegiatan Ramadhan Jazz sudah memasuki yang ke-11.
Kegiatan Ramadhan Jazz Festival ini tujuannya untuk menarik para anak muda, milenial, generasi Z agar dekat dengan masjid. Kegiatan ini merupakan dakwah yang dibalut dengan kesenian anak muda.
Konon, remaja masjid Cut Meutia ini sudah ada sebelum masjid ini ada. Sebelum bangunan bekas Belanda ii difungsikan sebagai masjid, Nasution pernah membentuk remaja Islam Cut Meutia hingga akhirnya mereka menyatu dengan masjid Cut Meutia.
6. Masjid Memiliki Area Kuliner
Masjid Cut Meutia selain sebagai tempat untuk ibadah juga menjadi area di mana para jamaah atau masyarakat bisa menikmati jajanan yang ada di sekitar masjid. Ragam kuliner hadir di sekitar masjid, sehingga memang seusai sholat tak cukup sulit menemukan makanan.Â
Ada masakan padang, bubur ayam, sate, es campur, aneka kue. Bahkan di dalam lokasi halaman masjid juga terdapat kedai kontainer bernama Isyef Poin. Kafe ini murni adalah milik masjid sebagai bagian dari pengembangan ekonomi masjid.
Selain itu juga terdapat ragam kebutuhan rumah tangga, seperti baju, celana, sepatu, sandal, dan kebutuhan pokok lainnya yang bisa didapatkan di sekitar masjid. Biasanya untuk kebutuhan keluarga yang ramai pada hari Jumat.
Usai sholat Jumat para jamaah biasanya berhamburan keluar masjid. Jemaah pun cukup membludak, bahkan hingga halaman luar masjid dan parkiran mobil dijadikan area sholat sebab di sekitar Masjid Cut Meutia terdapat banyak perkantoran.Â
Â
Advertisement