Liputan6.com, Jakarta - Beres-beres rumah jadi salah satu agenda penting dalam menyambut momen Lebaran 2023. Guna melancarkan misi tersebut, mengelola sampah merupakan poin penting yang dapat diterapkan agar rumah dan lingkungan tetap bersih.
Solid Waste Management Consultant Waste4Change, Elma Elkarim, mengungkap bahwa mengatasi tumpukan sampah jelang Lebaran dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dimulai dari mengurangi limbah dengan membawa tumbler, tempat makan, dan tote bag sendiri ketika berbelanja, serta mengurangi pemakaian sedotan sekali pakai.
Baca Juga
"Karena saat Ramadhan variasi produk minuman cukup banyak, dan menawarkan penggunaan sedotan. Jika tidak memungkinkan, pilah sampah antara organik dan anorganik, lalu pilah anorganik mana yang ada nilai jual, bisa memberikan material ini ke pemulung yang suka lewat depan rumah, bank sampah sekitar," jelas Elma dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Kamis, 6 April 2023.
Advertisement
Selain itu, dikatakan Elma, masyarakat juga dapat ambil bagian dalam program "Send Your Waste" yang diinisiasi Waste4Change. Program ini merupakan bentuk partisipasi menjaga lingkungan dengan memilah dan mengirimkan sampah anorganik Anda ke mitra Waste4Change terdekat.
Cara selanjutnya untuk menekan timbulan sampah adalah dengan menghabiskan makanan dan minuman yang dimasak atau dibeli. Langkah tersebut guna mengurangi menggunungnya sampah makanan.
"Dilansir dari kajian yang dilakukan Kementrian Bappenas (2021) mengenai Food Loss and Waste di Indonesia, Timbulan FLW Indonesia pada 2000--2019, yaitu 115--184 kg/kapita/tahun. Dari sisi tahap rantai pasok, timbulan terbesar terjadi di tahap konsumsi. Tanpa adanya upaya, diestimasikan timbulan FLW Indonesia pada 2045 (Indonesia Emas) dapat mencapai 344 kg/kapita/tahun," terang Elma.
Pengelolaan sampah untuk menekan timbulan sampah menjelang Lebaran, dikatakan Elma, punya peran yang sangat besar. Apalagi, jika diupayakan peningkatan 3R (reuse, reduce, dan recycle) dan memilah sampah dari sumber.
"Jadi, operasional pengelolaan sampah bisa lebih efektif dan efisien. Kebayang dong ya kalau enggak ada peningkatan pengelolaan sampah, masa iya kita mau Lebaran, tapi kondisi lingkungan kotor dan membuat suasana jadi kurang nyaman," tambahnya.
Data Timbulan Sampah
Ada tiga jenis sampah yang sebaiknya dipilah dari rumah. Pertama, sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah taman.
"Sampah anorganik daur ulang, seperti plastik, kaca, logam, kertas, dan kardu. Ketiga, residu, seperti popok, puntung rokok, atau sampah organik yang belum ada pasarnya di lingkungan sekitar bisa dikategorikan residu," katanya.
Terkait data timbulan sampah sebelum dan sesudah Lebaran di 2022, Elma menyebut sebelumnya belum pernah ada penelitian mengenai timbulan sampah sebelum dan sesudah event tertentu, seperti Lebaran di 2022.
"Namun, saya bisa memberikan gambar timbulan sampah yang dilansir dari Pencapaian Kinerja Pengelolaan Sampah yang rekapitulasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, baik itu pengurangan dan penanganan dari sampah rumah tangga. Yang mana, data tersebut didapatkan dari 171 Kabupaten/Kota se-Indonesia pada 2022," ungkapnya.
Data tersebut meliputi:
- Timbulan sampah sebesar 20.025.163,35 ton per tahun.
- Pengurangan sampah 25,26 persen (5.058.818,34 ton per tahun).
- Penangana sampah 49,87 persen (9.985.587,79 ton per tahun).
- Sampah terkelola 75,13 persen (15.044.406,13 ton per tahun).
- Sampah tidak terkelola 24,87 persen (4.980.757,22 ton per tahun).
"Yuk, waktunya terapkan makan dan minum tanpa sisa. Selain bisa membantu diri menjadi sosok yang lebih mindfull dalam mengonsumsi sesuatu, kita juga bisa membantu meringankan beban pengelolaan sampah," terangnya.
Elma menambahkan, "Di sisi lain, yuk pilah sampah dari rumah, enggak harus ke bank sampah, karena sebetulnya kita bisa kasih ke pemulung sekitar rumah kita sendiri, atau kalau mau lebih pasti sampahnya dikelola secara bijak, kirim aja ke Waste4Change melalui program 'Send Your Waste,'" tutupnya.
Advertisement
Ada Beberapa Fase Penumpukan Sampah
Direktur Bank Sampah Bersinar Fei Febri mengungkap, tumpukan sampah saat Lebaran ada beberapa fase. Pertama, masa-masa saat ini ketika banyak yang buka bersama dan orang-orang beres-beres rumah agar saat Lebaran, ketika open house, rumah lebih nyaman.
"Banyak belanja online untuk persiapan hari raya, sampah rumah tangga pasti akan menumpuk banyak sekali. Belum lagi banyak hampers sebelum hari raya," kata Fei saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 3 April 2023.
"Bank Sampah Bersinar mendorong masyarakat untuk tetap pihah sampah, bahkan kita kasih layanan selama bulan Ramadhan, free jemput ke rumah. Selama ini menyetorkan ke bank sampah terdekat, khusus selama Ramadhan, tinggal bereskan pilah sampah di rumah, kita jemput sampahnya," tambahnya.
Puncak gunungan sampah, dikatakan Fei, ketika Tunjangan Hari Raya (THR) cair karena banyak orang akan belanja. "Pada hari H, ada timbulan sampah lagi, biasanya sampah makanan yang paling banyak karena biasanya menyiapkan makanan lumayan banyak," lanjut Fei.
Pihaknya pun terus menggaungkan pesan untuk memastikan agar jumlah makanan yang disediakan tidak berlebihan atau bisa dibagikan pada mereka yang membutuhkan. "Kalau ada sisi makanan itu bisa dikompos, karena sampah sisa makan atau sampah organik paling banyak dan membusuk, baunya cepat, sedangkan petugas sampah ada yang tidak masuk, sehingga menghindari bau dan penumpukan sampah, kita mendorong masyarakat melakukan pengolahan organik dari sumber," jelasnya.
Pentingnya Memilah Sampah
"Kalau ada pertemuan-pertemuan yang disiapkan rata-rata pakai botol plastik, kemasan-kemasan sekali pakai. Kita sarankan dipilah, jangan disatukan dengan sampah makanan," tuturnya.
Biasanya, semua jenis sampah disatukan di kantong sampah besar dan berujung tercampur. "Itu adalah kesalahan yang fatal karena itu membuat timbulan sampah jadi banyak," kata Fei.
Ia menambahkan, "Kita bisa pisahkan, minimal sampah organik dikompos, sampah non-organik,seperti plastik, logam, kaca, kertas, dipisahkan, yang tersisa hanya residu, jadi solusi kita mengurangi beban Bumi dan TPA."
Fei mengatakan, mengelola sampah sebenarnya tidak sulit. Ia menyarankan untuk biasakan memisahkan sampah kering dan sampah basah.
"Sampah basah dijadikan kompos, sampah kering dipisahkan berdasarkan jenisnya, dan plastik belanja online bisa masuk bank sampah. Apa yang bisa kita kurangi tentu yang pertama, coba rethinking apa yang bisa kita kurangi," katanya.
Fei menjelaskan, "Padahal kalau kita pilah sampah tersebut, tidak membebani lingkungan, bisa digunakan lagi nanti sebagai material daur ulang lewat bank sampah karena bisa dimanfaatkan lagi dan masyarakat yang memilah mendapat bonus, sampah bisa jadi rupiah."
Â
Advertisement