Liputan6.com, Jakarta - Polisi India telah menangkap lima pria yang dituduh melakukan ritual pengorbanan manusia. Ini dilaporkan hampir empat tahun setelah penemuan tubuh korban tanpa kepala di sebuah kuil Hindu sempat menghebohkan publik dan membuat otoritas setempat bingung menelusuri kasus ritual pengorbanan manusia tersebut.
AFP melaporkan, seperti dilansir dari CNA, Jumat (7/4/2023), Shanti Shaw (64) dibunuh dan dipenggal dengan parang pada 2019 setelah mengunjungi kuil di Guwahati, sebuah kota di timur laut terpencil India. Polisi tidak membuat kemajuan dalam kasus ini sampai tubuh Shaw diidentifikasi pada Januari 2023.
Ini kemudian memicu penyelidikan baru yang melacak beberapa pelaku, dengan yang lain masih buron. "Kelimanya merencanakan pembunuhan wanita itu," kata komisaris polisi Guwahati Diganta Barah pada wartawan, Selasa, 4 April 2023. "Sebanyak 12 orang ambil bagian (dalam pembunuhan tersebut)."
Advertisement
Barah mengatakan, biang keladinya, Pradeep Pathak (52), telah mengatur pembunuhan itu sebagai bagian dari ritual keagamaan untuk memperingati kematian saudara laki-lakinya. "Terdakwa percaya bahwa pengorbanan itu akan menenangkan jiwa almarhum," tambahnya.
Penangkapan Pathak dan empat tersangka lain dilakukan antara 25 Maret dan 1 April 2023, dengan polisi masih memburu tujuh kaki tangan mereka yang tersisa. Biro Catatan Kejahatan Nasional India mengajukan 103 kasus pengorbanan manusia di negara itu antara 2014 dan 2021.
Ritual pembunuhan biasanya dilakukan untuk menenangkan dewa dan lebih sering terjadi di suku dan daerah terpencil, di mana kepercayaan pada sihir dan okultisme tersebar luas. Tahun lalu, dua pria ditangkap karena diduga membunuh seorang anak laki-laki berusia enam tahun di New Delhi.
Pelakunya, keduanya pekerja konstruksi, mengatakan pada polisi bahwa mereka membunuh anak itu sebagai persembahan pada dewa Hindu Siwa untuk jadi kaya.
Ritual Sekte JMS yang Menggemparkan
Sebelum ini, ritual sekte JMS dan sosok Jung Myung Seok sudah lebih dulu ramai diperbincangkan usai tayangnya serial dokumenter Netflix, In the Name of God: A Holy Betrayal jadi viral. Serial tersebut menceritakan kisah hidup para korban empat organisasi keagamaan berkedok sekte di Korea Selatan.
Salah satu sekte yang banyak diperbincangkan warganet adalah Jesus Morning Star (JMS). Organisasi tersebut didirikan dan dipimpin Jeong Myeong Seok. Berdasarkan pengakuan para korban dalam serial tersebut, Jeong Myeong Seok dikenal sebagai pemimpin sekte yang melakukan pelecehan pada ratusan, bahkan mungkin ribuan, pengikut perempuannya.
Ia bergabung sebagai anggota Gereja Unifikasi bentukan Sun Myeong Moon pada 1970. 10 tahun kemudian, Jeong mendirikan Gereja Aecheon yang berafiliasi dengan Gereja Metodis. Namun, gereja buatannya dikeluarkan dari keanggotaan Gereja Metodis.
Pada pertengahan 1980-an, ia mengubah nama gerejanya jadi Asosiasi Kristen Internasional. Lalu, pada Oktober 1999, organisasi ini berganti nama jadi Christian Gospel Mission. Kelompok ini juga menyebut dirinya sebagai Providence, Jesus Morning Star (JMS), dan The Bright Moon Church.
Advertisement
JMS dan Ajarannya
ABC News melaporkan, seperti dirangkum kanal Regional Liputan6.com, JMS diklaim memiliki 300 gereja afiliasi. Selain itu, JMS juga memiliki lebih dari 100 ribu pengikut di Korea Selatan. Bahkan, pengikut di seluruh dunia juga mencapai lebih dari 10.000 pengikut.
Tak hanya di Korea Selatan, JMS bahkan beroperasi di banyak negara lain, termasuk Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Afrika Selatan, Jepang, dan Taiwan. JMS memiliki ajaran bernama 30 Pelajaran, sementara Jeong Myeong Seok disebut sebagai seorang Mesias atau Messiah.
Para pengikut JMS yang ingin masuk surga diharuskan melakukan segala perintahnya. Konon, JMS sering merekrut anggota baru di sekitar pusat perbelanjaan atau kampus. Mereka sengaja mencari wanita tinggi dan menarik sebagai pengantin spiritual bagi sang Mesias.
Awalnya, JMS memikat calon anggota dengan mengajak mereka jadi model, ikut kelas pembelajaran Alkitab, atau mengikuti acara olahraga. Namun, setelah dilantik, para anggota baru dipaksa memutuskan hubungan dengan teman dan keluarga.
Mereka kemudian tinggal di rumah komunal bersama anggota lain. Saat sudah jadi anggota, para wanita akan disebut sebagai mempelai Tuhan, yang artinya sama dengan mempelai Jeong Myeong Seok.
Sekte Paling Mengerikan di Dunia
Sekte lain yang diklaim sebagai salah satu yang paling mengerikan adalah Manson Family. Dirangkum kanal Global Liputan6.com, Charles Manson lahir pada 1934 dari seorang ibu tunggal berusia 16 tahun.
Karena ibunya dipenjara karena perampokan bersenjata, ia tinggal bersama paman dan bibinya di Virginia Barat. Tidak lama, ia segera memasuki kehidupan penuh kejahatan. Ia menghabiskan sebagian besar masa remaja dan dewasa mudanya di panti asuhan atau penjara.Â
Ketika dibebaskan pada 1967, ia pindah ke San Francisco dan menarik sekelompok kecil anak muda saleh yang kemudian membentuk "keluarga." Tidak seperti kebanyakan kultus, Manson Family pada dasarnya tidak berbasis agama, namun Charles Manson mencoba Setanisme serta Scientology dan memegang ide-ide kuasi-religius yang aneh.
Ia juga meramalkan perang ras yang kejam di mana orang Afrika-Amerika akan menang, tapi kemudian harus beralih ke orang kulit putih yang masih hidup untuk kepemimpinan yang tepat. Ia menyembunyikan Keluarga Manson selama perang ras dan muncul untuk mengambil kendali ketika perang itu berakhir.
Untuk membantu memicu perang ras ini, Manson memerintahkan para pengikutnya melakukan pembunuhan yang akan dituduhkan pada kelompok orang kulit hitam. Pada Agustus 1968, anggota Manson Family membunuh beberapa orang di sebuah rumah di Los Angeles. Malam berikutnya, anggota Manson Family membunuh dua orang lain.Â
Dalam kedua kasus tersebut, para pembunuh berulang kali menikam korban dan menulis pesan di dinding dengan darah mereka. Manson dan rekan-rekannya dijatuhi hukuman mati, tapi berganti jadi penjara seumur hidup setelah California melarang hukuman mati.
Advertisement