Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan adalah momen sakral yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan yang akan menikah. Meskipun sudah melakukan persiapan matang dan merencanakan semuanya dengan baik, terkadang ada peristiwa tak terduga yang membuat resepsi pernikahan jadi berantakan.
Banyak hal yang bisa mengacaukan atau bahkan mengagetkan di hari bahagia tersebut, salah satunya yang dialami pasangan asal Korea Selatan. Kisahnya cocok menjadi adegan film drama Korea (drakor) karena hari pernikahannya sangat kacau secara dramatis.
Dikutip dari Korea Boo pada Senin, 10 April 2023, pernikahan seorang calon suami istri ini terganggu akibat ancaman bom. Pada 25 Maret 2023, Kantor Polisi Gwangmyeong Korea Selatan menerima telepon dari nomor tak dikenal yang mengancam akan mengebom aula pernikahan yang terletak di lantai bawah tanah di bawah Stasiun Gwangmyeong.
Advertisement
Beberapa petugas polisi, termasuk mereka yang berasal dari Unit Operasi Khusus atau Special Operation Unit (SOU), dikirim ke tempat kejadian sekitar pukul 12 siang, dan tim membutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk mencari dan mengosongkan daerah sekitarnya. Ternyata ancaman bom itu dikonfirmasi teror palsu dan dilakukan seorang pria berusia 60-an yang ditahan karena melakukan panggilan dari telepon umum di dekat stasiun.
Untuk menghindari kondisi darurat tersebut, pasangan pengantin dan para tamu undangan yang berada di dalam aula pernikahan itu harus dievakuasi paksa. 4 hari setelah kejadian menghebohkan tersebut, pengantin wanita tersebut muncul ke publik maya dan membagikan detail kronologi kejadian dari pernikahannya yang dibatalkan karena ancaman bom.
Tidak Mengetahui Ada Ancaman Bom
Unggahan kronologi kejadian yang diunggah pengantin perempuan di media sosial tersebut adalah sebagai berikut.
[Aku Adalah Pengantin Wanita Yang Seharusnya Menikah Di Aula Pernikahan GM Pada Pukul 2:30]
“Halo! Saya pengantin wanita yang pernikahannya jam 2:30 siang di GM Wedding Hall dibatalkan karena ancaman bom yang dibuat pada 25 Maret. Teman-teman saya bercerita bahwa kisah pernikahan saya viral di media sosial. Dan saya tahu banyak komentar online yang kesal dengan apa yang telah terjadi pada saya. Jadi saya pikir saya akan membagikan kronologi terperinci hari itu!”
Unggahan tersebut, yang tidak memakan waktu lama sebelum menjadi viral di beberapa komunitas online, mengungkapkan bahwa pengantin wanita pada awalnya tidak tahu ada ancaman bom.
“Seorang asisten dari pengurus lokasi acara datang ke kamar pengantin wanita dan memberi tahu saya bahwa saya akan segera menuju ke aula pernikahan. Dia berkata, "Saya akan kembali dalam 30 menit," Tapi... itu adalah terakhir kalinya saya mendengar kabar darinya dan saya tidak pernah diantar ke aula pernikahan.”
“Ketika saya menyapa para tamu di kamar pengantin wanita, saya melihat petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran keluar di luar pintu. Saya tidak terlalu memikirkannya, sampai jumlah mereka bertambah banyak dan saya baru menyadari ada sesuatu yang terjadi. Kemudian saya diberitahu bahwa ada kebakaran kecil di ruang makan.”
Advertisement
Pengantin dan Tamu Dievakuasi
Kurang dari satu jam tersisa sebelum jadwal pernikahan berlangsung, pengantin wanita kemudian diminta untuk mengungsi.
“Seorang asisten yang saya bawa terus bertanya-tanya ke sana kemari sampai dia kembali dengan berita itu. Dia mengatakan bahwa telah terjadi ancaman pemboman dan bahwa kami harus dievakuasi dari daerah tersebut... Seseorang dari tempat tersebut juga datang dan menjelaskan bahwa semua tamu harus berada di lantai atas agar petugas dapat mencari bom”
“Lantai pertama itu BENAR-BENAR stasiun kereta api. Jadi ketika saya naik ke atas, dengan gaun pengantin, bersama semua tamu yang saya undang ke pernikahan... Orang-orang menatap kami.”
Menurut unggahan itu, pihak berwenang memperkirakan seluruh pencarian akan memakan waktu lebih dari dua jam. Pengurus tempat tersebut memberi tahu pengantin wanita bahwa pernikahannya akan dimundurkan ke jam 4 sore paling cepat (ketika seharusnya dilakukan pada jam 2:30).
Meskipun seluruh situasi tampak tidak nyata, pengantin wanita memutuskan untuk tidak membiarkan keadaan yang tidak terduga itu merusak pernikahannya. Pengantin wanita menjelaskan, “Saya kesal tetapi saya memutuskan tidak ada yang bisa saya lakukan tentang itu. Jadi saya mencoba bersenang-senang dengannya.”
Bersikap Positif
Pengantin wanita yang optimistis berusaha memaksimalkan tempat evakuasi dia berada dan terus menyapa tamunya di stasiun kereta api. Alih-alih merajuk tentang bagaimana ancaman bom "merusak" pernikahannya, dia memutuskan untuk menganggapnya "sebagai tanda bahwa kehidupan pernikahannya akan meledak.”
“Saya tidak ingin orang merasa kasihan tentang apa yang terjadi pada saya. Jadi alih-alih sedih tentang hal itu, saya tertawa dan berkata, 'Apa yang sedang terjadi?!' Kemudian, para tamu semua mengomentari bagaimana saya beruntung memiliki sesuatu yang begitu langka terjadi dalam pernikahannya. Itu membuat saya merasa jauh lebih baik dan saya tidak lagi merasa kesal dengan kejadian itu!”
Berkat evakuasi tersebut, pasangan pengantin itu bahkan dapat mengambil foto pernikahan yang sangat ajaib di peron kereta. Pasangan itu mengenakan gaun dan jas pengantin, berciuman di stasiun kereta yang kosong.
“Sejujurnya, saya tidak percaya pada apa yang terjadi pada saya saat itu. Tapi itu semua di masa lalu sekarang! Saya sekarang dapat mengatakan bahwa saya memiliki pernikahan yang paling tak terlupakan. Tidak ada gunanya marah tentang hal itu. Sebaliknya, saya akan membicarakannya selamanya, sebagai pengalaman sekali seumur hidup. Katakanlah saya "dibom" dengan perasaan yang menyenangkan!”
Advertisement