Liputan6.com, Jakarta - Dringo dengan nama latin Acorus calamus L. adalah salah satu tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh berbagai etnis di Indonesia berdasarkan hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) 2012. Dalam bahasa Jawa tumbuhan obat ini lebih dikenal sebagai dlingo.
Secara umum dringo merupakan tumbuhan terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan obat ini berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi, menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat.
Diperkirakan, tumbuhan obat dringo asli berasal dari anak benua India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia lewat perdagangan rempah-rempah. di benua Amerika, dringo yang juga dikenal sebagai jeringau kerap dipertukarkan dengan kerabatnya yang asli dari sana, Acorus americanus.Â
Advertisement
Mengutip dari jurnal Keragaman Genetik Dringo Berdasarkan Inter-Dimple Sequence Repeats, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa (11/4/2023), Ristoja dimaksudkan untuk tersedianya database pengetahuan etnomedisin, ramuan obat tradisional (OT) dan tumbuhan obat (TO) di Indonesia, termasuk data keragaman genetik tumbuhan obat.
Salah satu hasil Ristoja yaitu informasi jumlah ramuan yang digunakan sebanyak 15.733 ramuan dengan tumbuhan yang digunakan dalam ramuan sebanyak 19.738 data tumbuhan (1.740 spesies). Dari data ramuan tersebut terdapat beberapa ramuan untuk pengobatan penyakit yang menjadi program Kemenkes antara lain yaitu HIV–AIDS, TBC, Malaria serta kesehatan ibu dan anak.
Selain itu, terdapat juga ramuan yang digunakan untuk menangani kanker. Acorus calamus L. (Dringo) merupakan salah satu tumbuhan penyusun ramuan anti malaria dankanker serta termasuk peringkat ke–17 sebagai tumbuhan yang paling banyak digunakan pada semua ramuan di seluruh etnis yang diteliti.
Kandungan dan Keragaman Tumbuhan Obat Dringo
Dringo mengandung senyawa kimia monoterpen, seskuiterpen, fenilpropanoid, flavonoid, kuinin dan lainnya yang perlu diteliti lebh lanjut. Kandungan kimia tersebut bervariasi tergantung genotipe dan level ploidi tanamannya.
Dringo diploid dilaporkan tidak mengandung β-asaron, sedangkan pada triploidkadar β-asaron sebesar 3–19 persen. Dringo tetraploid yang berasal dari India, Taiwan dan Indonesia mengandung β-asaron mencapai 96 persen.
Disebutkan dalam penelitian, keragaman genetik dringo dari berbagai etnis di Indonesia diperlukan untuk penyusunan database tumbuhan obat yang merupakan salah satu tujuan Ristoja. Keragaman genetik dapat diketahui dengan menggunakan penanda molekular sebagai tools karena tak terpengaruh oleh kondisi lingkungandan fase tumbuh.Â
Perbedaan habitat atau lokasi tempat tumbuh memengaruhi keanekaragaman spesies tumbuhan baik secara morfologi, kandungan senyawa aktif dan genetik dringo. Kemungkinan lainnya yang ditemukan pada penelitian, dringo mempunyai tempat tumbuh pada wilayah yang berdekatan dan berasal dari klon yang sama seperti pada dringo aksesi dari Belu Tetun dan Kambera yang berasal dari Nusa Tenggara Timur serta mempunyai kemiripan 100 persen.
Keragaman genetik yang rendah juga dijumpai pada enam populasi Dringo di India berdasarkan penanda molekular RAPD. Upaya konservasi serta pemuliaan dringo diperlukan mengingat keragaman genetik yang rendah dan kebutuhan sebagai bahan baku ramuan yang kemungkinan akan mengakibatkan ketahanandan jumlah populasi menurun.
Advertisement
Manfaat Tumbuhan Obat Dringo
Hasil Ristoja 2012 menunjukkan dringo digunakan oleh 104 etnis di Indonesia untuk mengobati berbagai penyakit selain malaria dan kanker, antara lain demam, sakitperut, kecacingan, perawatan bayi dan pascamelahirkan, serta masuk angin. Tetapi tumbuhan obat dringo masih terbilang kalah populer dibandingkan jenis lainnya di Indonesia. Berikut adalah manfaat tumbuhan obat dringo, mengutip dari laman Hello Sehat, Selasa (11/4/2023):
1. Mengatasi Gangguan Saraf
Manfaat dlingo untuk kesehatan yang pertama yakni untuk mengatasi gangguan saraf. Sebuah penelitian dari Journal of Scientific and Innovative Search menemukan fakta bahwa tanaman obat dlingo mengandung alpha-asarone, beta-asarone, dan eugenol. Beberapa kandungan ini dipercaya mampu mengatur sistem saraf pusat pada penderita epilepsi.
Oleh sebab itu, sejak dahulu tanaman dlingo ini banyak digunakan dalam terapi epilepsi dan autis. Di samping itu, dlingo juga dapat memberi efek tenang yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur atau insomnia.
2. Meredakan peradangan dan demam
Efek topical minyak esensial yang terdapat pada dlingo ternyata mampu mengatasi rasa nyeri dan peradangan pada otot serta sendi. Sebabnya, tanaman herbal ini dapat digunakan mengobati sakit kepala, peradangan sendi, hingga asam urat. Tak hanya itu, kandungan analgesik dan antipiretiknya juga bisa meredakan demam, sehingga berpotensi sebagai terapi anti-nyeri secara medis.
3. Menyeimbangkan hormon
Kandungan minyak folatil dan antioksidan pada tanaman ini ternyata juga mengatur produksi hormon. Nah, pengaturan dan produksi yang baik membuat hormon lebih seimbang, sehingga suasana hati, libido, dan siklus menstruasi pun tetap terjaga dengan baik.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa Anda harus mengonsumsinya dalam bentuk ekstrak serta dosis yang sesuai agar manfaat yang sudah disebutkan dapat diperoleh dengan baik.
4. Membantu proses metabolisme
Tanaman obar dringo juga bagus bagi orang yang ingin menjaga dan menurunkan berat badan. Cara kerjanya sama seperti saat dlingo meredakan nyeri dan peradangan, yakni dengan meningkatnya metabolisme dan melebarnya pembuluh darah sehingga bisa melancarkan sirkulasi darah
5. Menghilangkan Stres
Dlingo yang telah dijadikan minyak esensial ternyata bisa meningkatkan sistem sensorik serta menenangkan pikiran. Maka manfaat dari minyak dlingo pun sering digunakan untuk mencegah serangan epilepsi dan histeria, serta mengurangi stres. Biasanya, tanaman obat dlingo dikonsumsi setelah diseduh menjadi teh hangat. Hherbal ini sering dijadikan sebagai pengobatan di negeri China, dan dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit seperti asma, maag, flu, migran, dan sakit kepala.
Advertisement