Sukses

Pro Kontra Kehadiran Pemburu Konten di Rumah Abah Jajang Berpemandangan Air Terjun Citambur

Warganet ramai-ramai menegur pengunjung rumah Abah Jajang di Cianjur yang punya pemandangan Air Terjun Citambur yang datang hanya demi konten untuk tahu diri agar tak mengusik ketenangan tuan rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak rumah abah Jajang viral di media sosial karena ditawar Rp2,5 miliar, warganet telah menyuarakan kekhawatiran akan terusiknya pemandangan dan ketenangan pemilik tempat tinggal berpemandangan Air Terjun Citambur tersebut. Tidak butuh waktu lama, keresahan tersebut jadi nyata.

Lewat video yang beredar di media sosial, akhir pekan kemarin, tampak suasana rumah abah Jajang, baik di halaman maupun sekitar tempat tinggal tersebut, ramai pengunjung. "Dan ... sesuai prediksi," tulis akun Twitter @PartaiSocmed saat membagikan video tersebut, Minggu, 9 April 2023.

Akun itu kemudian menyinggung akun Twitter, yang sekarang sudah hilang, tentang konten berkemah di rumah abah. "Mbak @4nneve pernah tahu kejadian di Wonosari tahun 2015 ini tidak? Gara-gara diviralkan, taman bunga amaryllis itu hancur oleh ulah pengunjung yang hanya peduli bikin selfie."

"Bayangkan jika orang berduyun-duyun camping di rumah Abah, lalu nyampah dan corat-coret di sana," sambungnya. "Tapi jika memang abahnya tidak keberatan (atau tidak enakan hati) sebaiknya yang camping jangan cuma kasih dodol. Tahu dirilah, bayar minimal 200 ribu semalam per orang."

"Pengunjung biasa cukup bayar 50 ribu per orang. Kalian dapet konten sedangkan si Abah dapat pemasukan. Adil," ia melanjutkan. Sebelum ini beredar video memperlihatkan sekelompok orang ide berkemah di halaman rumah abah. Aksi ini pun menuai pro kontra publik.

"Yang mau camping di Rumah Abah monggo disimak," tulis akun Twitter @4nneve, 2 April 2023. Di cuitan tersebut, terdapat video berdurasi 59 detik yang memperlihatkan kegiatan berkemah di halaman rumah abah.

2 dari 4 halaman

Video Kemah di Rumah Abah Jajang

Terdengar narasi videonya, "Ngabuburit ke rumah abah sekalian sahur dan camping." Rekaman klip tersebut kemudian memperlihatkan seorang lelaki membawa oleh-oleh berupa penganan wajik untuk si pria pemilik rumah.

"Setelah sampai, lanjut pasang tenda. Aku bawa tenda sendiri supaya tidak merepotkan si abah. Gila dong syahdu banget ini aduh," katanya. "Oh iya, untuk toilet, disediakan untuk umum. Pokoknya bobo with view."

"Untuk makan, tenang aja, kita bisa pesan ke si abah. Lanjut enggak nih?" imbuhnya, merujuk pada pertanyaan apakah warganet mau melihat konten lanjutan kemah di halaman rumah abah dengan pemandangan Curug Citambur tersebut.

Konten kemah di halaman rumah berpemandangan Curug Citambur di wilayah Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu menuai pro kontra. Beberapa setuju karena dianggap bisa memberi manfaat ekonomi bagi si pemilik rumah maupun warga sekitar. Namun, tidak sedkit juga yang menganggap ini sebagai "awal dari sebuah kehancuran."

3 dari 4 halaman

Desakan Pengaturan Wisata yang Jelas

"Yailah si abah mau usaha tentu camping di situ ada biaya buat abah, konsumsi juga beli di abah, apa-apa dibilang kehancuran kan lumayan abah jadi ada penghasilan tetap, emang komenan netijen jd duit? dan juga untungin kelas menengah bawah buat healing dengan harga pas kantong," bunyi salah satu komentar pro.

Sementara yang lain menulis, "Aduh tar banyak yang fomo lagi pada berbondong-bondong ke sana, ntar banyak sampah berserakan. Ini juga tempatnya bener-bener yang di halaman rumah orang banget, kek misal aja ni rumah u yang dulunya adem-adem aja terus ada orang yang out of nowhere tiba tiba camping di sana, kek ganggu banget sumpah."

Sejumlah warganet juga mengharapkan adanya pengaturan wisata yang jelas. "Semoga pemerintah daerah setempat mau membantu gimana baiknya. Jangan pas udah rusak baru turun. Karena saya yakin si abah polos gak tau gimana ending rusaknya banyak destinasi wisata baru yang viral, dan pasti si abah gak kepikiran sampe sana," tulis seorang pengguna.

"Sepertinya berawal dari rasa ramah tamah pemilik tempat, tidak enak kalau menolak. Saat puasa ga gitu banyak yang wisata jauh-jauh, ntar setelah Lebaran, ujian sesungguhnya terhadap lokasi itu," sambung yang lain.

 

4 dari 4 halaman

Khawatir Dampak Pengunjung Tidak Bertanggung Jawab

Bukan tanpa alasan, beberapa dari mereka merujuk pada kerusakan lokasi berpemandangan cantik gara-gara kunjungan turis tidak bertanggung jawab. "Inget banget dulu kebun bunga yang rusak itu. Pas ditanya pemiliknya gapapa karena sehari bisa dapet jutaan (rupiah dari kunjungan wisatawan). Semoga rumah abah nggak begitu," komentar seorang warganet.

Sebelumnya, dalam konten lanjutan yang dibuat @healingwithyayang, disebutkan bahwa si abah pemilik rumah memang mau menerima tamu untuk menginap."Bisa," jawab abah Jajang.

Baru-baru ini, yang kunjungannya diterima abah Jajang adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam video berdurasi singkat di akun Instagram-nya, pekan lalu, tampak Emil, begitu biasa disapa, bersalaman dengan abah Jajang.

Namun, banyak yang menganggap bahwa ia tidak sopan, karena matanya tidak melihat wajah abah Jajang saat bersalaman. Menanggapi itu, Emil menulis, "Di beberapa akun katanya saya tidak sopan, karena dianggap tidak melihat saat pertama salaman dengan abah Jajang. Sebenarnya saya itu melihat atuh, hanya pake kacamata hitam dan memang terdistraksi oleh teriakan ibu-ibu sehingga sering nulah noleh saat salaman. Pak Jajangnya juga saya rangkul dengan hangat setelahnya."

Selain interaksi dengan Abah Jajang, di kesempatan itu, ia juga mempromosikan pesona Curug Citambur. "Curug Citambur di Cianjur, silakan datang, tempatnya istimewa. View sekelilingnya desa-desa subur dan makmur. Sawah-sawah yang luas, dan bisa menikmati keindahan alam air terjun, waterfall, atau bahasa Sundanya curug," katanya.