Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video mengenai seorang jemaah yang melempar sandal ke imam viral di media sosial. Kejadian imam yang dilempar sandal oleh makmumnya sendiri saat melaksanakan sholat tarawih itu diketahui terjadi di Masjid Negeri Sultan Ahmad 1, Kuantan, Pahang, Malaysia.
Video itu ramai beredar di media sosial, salah satunya di akun Instagram @terang_media pada Jumat (14/4/2023). Banyak yang mengklaim kalau orang itu adalah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Saat sholat tarawih, dia melempar sandal ke imam karena surat yang dibacakan dianggap terlalu panjang.
Baca Juga
Terlihat seorang pria dengan rambut gondrong memakai baju berwarna ungu maju ke saf terdepan, lalu mencoba untuk melempar dan memukul imam. Peristiwa tersebut beruntung cepat diketahui oleh sang imam, sehingga dengan segera dirinya mengelak. Saat melihat hal itu, jemaah yang lain langsung mencoba mencegah dan membawa pria tersebut keluar masjid.
Advertisement
Video itu menarik perhatian banyak pihak termasuk Ustaz Adi Hidayat (UAH). Ia mengemukakan pendapatnya lewat unggahan di kanal Youtube ‘Ceramah Pendek’, Jumat (14/4/2023). Adi Hidayat mengatakan kalau seorang imam harus tahu kondisi dari makmumnya. Sang imam diharapkan menyesuaikan surat bacaan dengan kondisi para makmum.
"Imam yang membaca ayat panjang sebaiknya melihat dulu kadar kekuatan dari makmumnya," kata Ustadz Adi Hidayat. Jadi sebelum memulai sholat, imam disunahkan untuk melihat makmum yang ada di belakang. Tujuannya melihat siapa saja yang ikut dalam sholat berjamaah.
"Maka disunnahkan untuk menengok dulu kebelakang. Lihat kondisi makmum, apakah ada tua dan sakit sehingga tidak bisa berlama-lama dalam sholatnya," terang UAH.
Imam Harus Paham Kepentingan Makmum
Ustaz Adi mengisahkan kejadian serupa di zaman nabi. Pernah suatu kali ada seorang sahabat yang mengerjakan sholat sedang membaca surah Al Baqarah. Hal itu membuat sahabat lainnya mengadu kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah kemudian menegur sahabat itu, supaya bisa memperpendek bacaannya ketika melaksanakan sholat.
Itu karena imam memang harus paham dengan kepentingan makmum yang ada di belakangnya. Banyak kepentingan bagi mereka yang ikut dalam salat berjamaah, mungkin saja mereka ada yang sedang beristirahat untuk sholat sebelum melanjutkan perjalanan jauhnya. "Nabi pernah menegur sahabat yang membaca ayat panjang saat salat berjemaah," kata Ustaz Adi Hidayat.
Tak ingin kejadian serupa terjadi kepada imam masjid di tanah air, Majelis Ulama Indonesia (MUI) segera mengingatkan masyarakat yang biasa mengimami sholat berjamaah di masjid agar tidak memanjangkan bacaannya. Imbauan ini diberikan langsung Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, dengan tujuan bisa terhindar dari peristiwa yang terjadi di Masjid Negeri Sultan Ahmad 1, Kuantan, Pahang, Malaysia.
Advertisement
Penyerang Imam Langsung Ditangkap
Peristiwa yang lebih tragis baru saja menimpa seorang imam sholat di Amerika Serikat (AS). Seorang imam ditikam saat memimpin jemaah sholat pada Minggu 9 April 2023 di sebuah masjid di Paterson, New Jersey AS. Penyerang dengan cepat dibekuk oleh jemaah, menurut pihak berwenang setempat.
Polisi menanggapi serangan penusukan di dalam Masjid Omar di Paterson selatan pada Minggu 9 April sekitar pukul 05.37, waktu setempat. Setelah tiba, mereka menemukan bahwa seorang pria berusia 32 tahun telah ditangkap, kata Jaksa Wilayah Passaic Camelia Valdes dalam siaran pers seperti dikutip dari NPR.org Selasa (11/4/2023), melansir kanal Global Liputan6.com.
Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Serif Zorba, telah ditangkap dan didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan senjata tingkat pertama. Dia disidang pada Senin 10 April sore, tambah Valdes. Imam Sayed Elnakib yang berusia 65 tahun dengan cepat dilarikan ke Pusat Medis Universitas St. Joseph.
Wali Kota André Sayegh, yang mengunjungi Imam Elnakib di rumah sakit pada Minggu sore, mengatakan sang imam dalam kondisi stabil meski "menderita beberapa luka serius."
Motif Penyerangan Terhadap Imam
Pada konferensi pers hari Minggu, Wali Kota Sayegh mengatakan akan ada peningkatan kehadiran polisi di masjid-masjid di seluruh kota untuk memastikan keselamatan masyarakat di sisa bulan Ramadhan. "Kamu tidak perlu takut untuk beribadah, kamu harus merasa aman untuk beribadah," ujar Sayegh.
Lebih dari 200 orang berada di masjid pada saat serangan penikaman itu, ungkap juru bicara Masjid Omar di Paterson, Abdul Hamdan, mengatakan kepada CNN. Kantor Kejaksaan Wilayah Passaic tidak memberikan perincian tentang kemungkinan motif penyerangan terhadap imam masjid tersebut dan mengatakan kepada NPR bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
"Meskipun tidak jelas apa yang memotivasi penyerang, tidak ada pembenaran untuk kekerasan apa pun, terutama di tempat suci," tulis Anggota Dewan Al Abdel-aziz, yang mewakili daerah di mana insiden itu terjadi melalui Facebook.
Serangan itu terjadi setelah beberapa minggu Ramadhan, bulan puasa yang merupakan waktu paling suci dalam setahun dalam tradisi Islam. Council on American–Islamic Relations (CAIR) menyerukan penyelidikan atas insiden lain di Paterson.
Advertisement