Liputan6.com, Jakarta - Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) pada Pilpres 2024 mendatang. Pengumuman tersebut dilaksanakan di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat pada Jumat (21/4/2023) dan ikut dihadiri Presiden Jokowi (Joko Widodo).
Dalam pengumuman yang disiarkan secara live streaming di kanal Youtube PDIP, Jokowi terlihat memakai kemeja batik merah hitam motif burung lengan panjang. Motif maupun warna kemeja batik yang dikenakan Jokowi dalam acara tersebut ternyata sama dengan yang dikenakannya saat perayaan HUT ke-50 PDIP di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada 10 Januari 2023.
Baca Juga
Sementara itu, Ganjar Pranowo terlihat memakai kemeja merah dengan lambang PDIP di sebelah kiri atas dan tulisan nama Ganjar di sebelah kanan atas. Usai resmi dinyatakan capres, Megawati secara simbolis memakaikan kopiah atau peci hitam kepada Ganjar.
Advertisement
Pantauan tim News Liputan6.com melalui siaran digital PDIP, tampak Ganjar Pranowo dipanggil oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto maju ke depan untuk duduk bersama Megawati dan dan Presiden Jokowi di depan. Setelah itu, Megawati secara simbolis memakaikan kopiah dengan disaksikan para kader secara langsung maupun virtual.
Prosesi pemakaian kopiah ini pin mendapat sambutan dari para elite PDIP yang hadir. Ganjar langsung menyalami Megawati usai mengenakan kopiah yang baru saja dipakaikan. Usai memakaikan kopiah, Megawati mengatakan kopiah merupakan simbol dari identitas budaya Indonesia.
Kopiah untuk Ganjar
"Kita melihat budaya orang indonesai itu berkopiah, dan Bung Karno mengatakan itu identitas dari nasionalisme kita, yang disebut nasionalis religius," ucap Megawati yang kembali mengenakan gaun merah dengan kerah hitam di sisi kiri dan kanan. "Semoga ini bisa menjadi simbol semua rakyat, siapapun, tidak melihat agamanya," sambungnya.
Penetapan itu disampaikan Megawati dengan dihadiri langsung Ganjar Pranowo, sejumlah elite PDIP, dan juga Presiden Jokowi. Penetapan itu digelar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).
"Pada hari Kartini ini tanggal 21 April 2023 dan sekaligus sebagai tonggak perjuangan kaum perempuan Indonesia yang nol diskriminatif setara dan dijamin oleh konstitusi negara maka pada jam 13.45 WIB, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim menetapkan saudara Ganjar Pranowo sekarang adalah gubernur Jawa Tengah sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia perjuangan," kata Megawati.
Melansir merdeka.com, tentunya ada alasan tersendiri kenapa Megawati dan PDIP memilih Istana Batu Tulis Bogor sebagai tempat pengumuman Ganjar sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Advertisement
Perjanjian Istana Batu Tulis
Nama Istana Batu Tulis juga sempat ramai dibahas sebelum Pilpres 2014. Itu karena pada Maret 2014 lalu, Megawati mengumumkan nama Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi capres dari PDIP di Istana Batu Tulis Bogor.
Keputusan itu sempat membuat keharmonisan hubungan Megawati dan Prabowo Subianto menjadi retak. Megawati disebut Prabowo telah mengingkari perjanjian yang dibuat bersama di Istana Batu Tulis. Jokowi kemudian seperti kita ketahui terpilih menjadi Presiden RI selama dua periode.
Namun tentunya bukan karena itu saja Megawati kembali memilih Istana Batu Tulis di tahun ini sebagai tempat pengumuman capres PDIP. Faktor utamanya diyakini adalah karena keberadaan Istana Batu Tulis tak bisa dilepaskan dengan sosok presiden pertama RI ini, Sukarno yang merupakan ayah dari Megawati.
Saat memasuki jalan Batu Tulis Bogor, mungkin tak ada yang mengira di atas lahan seluas 3,8 hektare di sepanjang jalan tersebut, yang dikelilingi oleh tembok bercat putih dan pagar hitam yang jarang-jarang, berdiri sebuah bangunan kokoh yang dikenal dengan sebutan Istana Batu Tulis.
Sukarno Ingin Dimakamkan di Istana Batu Tulis
Sebab dari luar pagar, yang mencolok justru rindang pepohonan yang mengelilingi area tersebut. Di balik pagar hitam, yang terlihat pos penjagaan, pendopo dan luasnya lahan dengan aneka bunga dan rupa-rupa tumbuhan serta kolam. Tentu selain bangunan istana yang menjorok lebih dalam, tak ada yang tahu ada apa di dalam istana tersebut.
Istana tersebut ternyata dulunya adalah tempat peristirahatan Bung Karno menjelang akhir jabatannya. Semisterius yang pernah mendiaminya, Istana ini terlihat 'asing' di tengah riuh pikuk aktivitas warga di hadapannya.
Dulunya, sebelum meninggal, sosok Bung Karno yang karismatik dan belum terkalahkan yang dimiliki Indonesia itu menginginkan untuk dimakamkan di Istana tersebut, namun rezim Orde Baru yang saat itu berkuasa tidak menyetujuinya.
Atas nama pemerintahan Orde Baru yang mengeluarkan Keppres RI Nomor 44 Tahun 1970 yang memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Bung Karno. Meski sempat ada wacana untuk memindahkan makam Bung Karno ke Istana Batu Tulis setelah rezim Orde Baru tumbang, tapi hal itu tidak pernah terlaksana.
Advertisement