Liputan6.com, Jakarta - Indonesia punya beragam keindahan alam yang menjadi tempat wisata, salah satunya berada di daerah Kalimantan Selatan. Sebuah provinsi yang beribu kota di Banjarbaru ini memiliki gunung tertinggi, yakni Halu-halu. Di gunung setinggi 1.901 mdpl itu dibuka sebuah warung sederhana.
Hal itu diketahui dari unggahan video kanal YouTube Fiersa Besari yang bertajuk ‘GUNUNG HALAU HALAU - Atap Negeri Kalimantan Selatan #1’. Warung tersebut terletak tepat di tengah-tengah perlintasan dan jalur pendakian di Gunung Halau-Halau. Lokasinya berada di Pirangrang.
Warung itu seperti pejuang solo. Tidak ada tetangga di kanan kiri. Bangunannya juga sederhana, hanya berdinding seadanya. Di sekeliling warung terlihat jurang dan pemandangan bukit yang indah. tersebut nampak dikelilingi jurang hingga pemandangan bukit yang indah.
Advertisement
Lantaran berada di ketinggian 780 mdpl, banyak yang menyebut jika bangunan tersebut merupakan warung tertinggi di Kalimantan Selatan. Gunung Halau-Halau terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu.
"Di gunung Halau-Halau ini kita bukan menemukan tanaman atau benda langka tetapi warung langka," ungkap sang pemilik video.
"Ini yang tertinggi di Kalimantan Selatan ya," timpal salah seorang temannya.
Di lokasi, para pembeli bakal disuguhkan berbagai macam hidangan sederhana. Ada teh, kopi, gorengan, mi instan, hingga jajanan sederhana tersedia. Area atau tempat menjamu para pembeli pun nampak tersedia luas dan cukup nyaman dengan meja yang ditata memanjang.
Tempat Favorit Para Pendaki Gunung
Menurut sang pemilik warung, berbagai hidangan yang tersaji itu ditujukan bagi siapa saja yang berkunjung ke Gunung Halau-Halau. Mereka yang datang biasanya adalah para pendaki dari berbagai macam daerah di Tanah Air hingga para warga lokal yang kerap melintas ke desa seberang.
"Menurut ibu yang berjualan di warung tersebut, target pasarnya bukan hanya pendaki. Tetapi banyak warga yang menuju ke desa lainnya dan itu cukup ramai yang membuat warung ini hampir tak pernah sepi," terang Fiersa.
Situasi itu membuat sang pemilik warung yakin memilih lokasi tersebut untuk berjualan berbagai macam sajian. Ia meyakini usahanya dapat mendatangkan keuntungan dengan cukup singkat. Alasan dari sang pemilik warung untuk mendirikan usaha di atas gunung pun menjadi salah satu hal yang tak terduga.
Selain di Kalimantan Selatan, kita juga bisa menjumpai warung di kawasan Gunung Lawu di Pulau Jawa. Para penakluk Gunung Lawu tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Mbok Yem. Ia adalah pemilik warung tertinggi di Pulau Jawa.
Advertisement
Meraup Untung di Atas Gunung
Ia berjualan di puncak Lawu dengan nama warung “Argo Dalem”. Pada Lebaran Idul Fitri tahun lalu, Mbok Yem kembali menjadi perhatian setelah turun dari Gunung Lawu dengan cara ditandu. Mbok Yem ternyata mudik juga. Ia akan merayakan lebaran Idul Fitri bersama keluarganya di Magetan, Jawa Timur.
Dalam video yang beredar, saat turun Gunung Lawu Mbak Yem ditandu oleh empat orang. Terlihat tiga orang menggotong tandu dan satu orang lainnya memandu perjalanan di depan."Mbok Yem akhirnya turun gunung untuk merayakan lebaran bersama keluarganya di kampung halamannya yg di Magetan," tulis akun Instagram @magetanbanget dikutip Jumat (29/4/2022).
"Mbok Yem akhirnya turun gunung untuk merayakan lebaran bersama keluarganya di kampung halamannya yg di Magetan,” tulis akun Instagram @magetanbanget dikutip Jumat (29/4/2022).
Mbok Yem berjualan di puncak Lawu sudah cukup lama. Karena sudah tua, Mbok Yem turun gunung hanya satu tahun sekali, yakni saat lebaran Idul Fitri. Warung Mbok Yem yang berada di ketinggian 3.150 mdpl itu cukup laris di kalangan pendaki.
Warung Penyelamat Lapar Pendaki
Warung ini menjadi penyelamat lapar pendaki ketika para penakluk Lawu itu tak sempat memasak. Menu andalan di warung Mbok Yem adalah nasi pecel telur ceplok dengan harga Rp15.000. Ada juga nasi soto yang siap disantap panas-panas sambil menikmati keindahan Lawu.
Selain menjadi tempat alternatif kala lapar, warung Mbok Yem juga menjadi tempat evakuasi. Bila ada sesuatu yang terjadi, penanganan medisnya dilakukan di warung ini. Fasilitas di warung Mbok Yem cukup lengkap. Ada televisi, kulkas, lampu, bahkan penanak nasi.
Sumber listrik warung Mbok Yem berasal dari panel surya yang menangkap panas matahari lalu mengubahnya menjadi energi listrik. Listrik ini membantu Mbok Yem selama hidup di puncak Lawu. Hal ini sudah dibuktikan dengan kehadiran warung Mbok Yem yang berusia 3 dekade lebih.
Mbok Yem dikabarkan kembali pulang setelah lebaran. Ia kembali naik ke puncak Gunung Lawu lagi-lagi dengan ditandu.
Advertisement