Liputan6.com, Jakarta - Lebaran Idul Fitri menjadi momen yang banyak dinanti umat muslim. Selain biasanya dimanfaatkan untuk mudik, momen lebaran juga jadi saatnya menerima pendapatan lebih lewat tunjangan hari raya (THR). Dengan jumlah uang bertambah dan kecenderungan pengalaman yang naik, ada kecenderungan seseorang menghabiskan lebih banyak uang.
Maka itu, perencana keuangan tersertifikasi Metta Anggriani menyarankan untuk selalu mengecek kondisi keuangan setelah lebaran. "Masih sehat atau enggak? Idealnya penghasilan lebih besar dari pengeluaran. Ada sisa uang dari bulanannya," ucapnya di acara daring Jenius Study: Perilaku Masyarakat Digital Savvy Menjelang Idulfitri 2023, beberapa waktu lalu.
Ia menerangkan bahwa kondisi keuangan bisa dikatakan sehat bila masih rutin menabung. Angkanya minimal 10 persen dari penghasilan. "Lebih besar, lebih baik. Enggak 10 persen enggak apa-apa, asal konsisten (menabungnya)," ujarnya.
Advertisement
Indikasi sehatnya keuangan juga bisa dilihat dari utang yang dimiliki. Metta menyebut cicilan per bulan maksimal adalah 30 persen dari penghasilan. Utang juga dianggap masih terkendali bila jumlahnya lebih kecil dari separuh total aset kita.
"Bayar cicilan itu yang pertama (harus diperhatikan) adalah besaran dan tepat waktunya. Selama bisa bayar tepat waktu, artinya masih sehat. Kedua, tidak memiliki utang konsumtif yang habis begitu dikonsumsi. Kalau berutang konsumtif, idealnya langsung dilunasi," sambungnya. Maka itu, THR bisa dimanfaatkan untuk melunasi utang.
Poin berikutnya yang harus diperhatikan saat mengecek kondisi keuangan adalah likuiditas. "Likuid itu adalah seberapa persen gampang ditarik, gampang dicairkan," jelas Metta.
Dalam hal ini, ia menjelaskan soal dana darurat. Menurut Metta, besaran dana darurat idealnya minimal enam kali pengeluaran bulanan. Dana darurat itu sebaiknya ditaruh di rekening yang gampang dicairkan.Â
Mana yang Harus Diprioritaskan?
Dari ketiga poin itu, yakni utang, tabungan, dan investasi, manakah sebaiknya yang diprioritaskan? Metta menyebut utang. Setelah memastikan utang lancar, barulah bisa menabung. "Kalau investasi, pastikan nabung aman, utang lancar, dana darurat aman," imbuhnya.
THR yang diterima jelang lebaran bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Namun, pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan bijak dan penuh kesadaran. Kecenderungan kalap harus dihadapi dengan perhitungan yang rasional karena sebenarnya keperluan rumah tangga akan terus ada selepas lebaran.
"Banyak gajian yang dipercepat. Ada yang gajian muncul sebelum lebaran. Uangnya naik turun banget. Kalau enggak hati-hati, udah bokek lagi... Padahal, gajian lagi masih lama," kata Metta.Â
Ia menggunakan konsep 10, 20, 30, dan 40 untuk mengelola duit THR. 10 dimaksudkan 10 persen THR dialokasikan untuk zakat, infak, dan sedekah.
Sementara, 20 persen untuk ditabung atau investasi. Sebanyak 30 persen dibagi-bagi atau untuk membayar utang. Terakhir, 40 persen THR dialokasikan untuk membayar beragam kebutuhan lebaran. "Ini (angkanya) bisa fleksibel, sesuaikan kondisi masing-masing saja," ujarnya.
Advertisement
3 Karakter Pengguna THR
Sementara, Anita Ekasari, Digital Banking Acquisition, Service & Marketing Head Bank BTPN, mengungkapkan pihaknya membuat survei terkait perilaku nasabah digital menjelang Idul Fitri. Survei yang melibatkan 127 responden berusia 18--40 tahun itu berlangsung pada Maret--April 2023.
Sebanyak 76 persen responden mengaku menerima THR dalam lebaran Idul Fitri kali ini. Di luar itu, para wirausahawan, freelancer hingga Youtuber juga menyisihkan sebagian penghasilan untuk memberikan THR kepada diri mereka sendiri.
Hasil survei juga memetakan tiga karakter digital savvy saat menerima THR, yaitu The Saver (41 persen) yang mengalokasikan THR mereka untuk menabung, The Spender (40 persen), yang mengalokasikan THR untuk langsung dibelanjakan, serta karakter The Investor (19 persen) yang mengalokasikan THR untuk berinvestasi.Â
Sekitar 30 persen karakter The Saver mengalokasikan dana THR mereka untuk dana darurat, sedangkan 20 persen dari mereka mengalokasikannya untuk liburan. Sementara, karakter The Spender mengalokasikan THR untuk belanja kebutuhan Idul Fitri masih mendominasi, yaitu sebesar 67 persen.
Menariknya, 28 persen dari karakter ini mengalokasikan dana THR mereka untuk melunasi utang agar kondisi finansial mereka lebih optimal. Hasil studi juga menemukan kedua karakter sama-sama mengalokasikan dana THR untuk liburan. Pada karakter The Investor, 39 persen dari mereka menggunakan dana THR untuk dana darurat dan mewujudkan mimpi.
Tips Mengelola Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, setidaknya terdapat empat tips yang dapat digunakan masyarakat dalam mengelola keuangan saat Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
1. Buat Rencana Keuangan
"Susun alokasi keuangan selama bulan Ramadan, seperti belanja sahur, buka puasa, THR, sedekah, zakat, dan kebutuhan lebaran," tulis OJK dalam melalui akun @ojkindonesia.
2. Tahan Godaan Belanja Barang yang Tidak Dibutuhkan
Hal ini bertujuan agar tujuan yang disusun dalam rencana keuangan dapat tercapai. "Diskon besar memang menggoda tapi belanjalah hanya untuk kebutuhan sesuai rencana yang sudah disusun," jelas OJK.
3. Jangan Meminjam Secara Online
Fitur paylater atau pinjaman online memang bisa membantu menalangi belanja kebutuhan kita. Namun, itu merupakan bentuk uang yang harus dilunasi.
4. Catat Pengeluaran Secara Disiplin
Mulai sekarang, biasakan mencatat pengeluaran harian agar Anda bisa memantau segala bentuk transaksi keuanganmu.
"Ingat, selalu disiplin terhadap rencana keuangan yang telah kamu susun," terang OJK.
Advertisement