Sukses

Sinopsis Film Basri and Salma in A Never-Ending Comedy yang Tembus Kompetisi Utama Film Pendek Cannes Film Festival

Berita menggembirakan datang dari industri film pendek tanah air. Sebuah film pendek yang berjudul 'Basri and Salma in A Never-Ending Comedy' karya sutradara muda asal Makassar, Khozy Rizal, berhasil mencetak sejarah karena berhasil masuk nominasi di kompetisi Film Pendek Cannes Film Festival ke-76.

Liputan6.com, Jakarta - Berita menggembirakan datang dari industri film pendek tanah air. Sebuah film pendek yang berjudul 'Basri and Salma in A Never-Ending Comedy' karya sutradara muda asal Makassar, Khozy Rizal, berhasil mencetak sejarah karena berhasil masuk nominasi di kompetisi Film Pendek Cannes Film Festival ke-76.

Film ini termasuk 11 film pendek yang lolos seleksi kategori kompetisi utama film pendek Cannes Film Festival dari total 4288 film pendek. Film ‘Basri and Salma in A Never-Ending Comedy’ merupakan satu-satunya pewakilan dari Asia yang akan memperebutkan piala palem emas atau Palme d’Or. 

Sebanyak 12 negara akan berkompetisi di ajang kompetisi film pendek Cannes Film Festival ke-76. Selain Indonesia, ke-11 negara lainnya adalah Argentina, Kolombia, Spanyol, Amerika Serikat, Prancis, Hungaria, Islandia, Norwegia, Polandia, Inggris Raya, dan Ukraina. 

Film 'Basri and Salma in A Never-Ending Comedy' menceritakan tentang sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun. Mereka merupakan pemilik odong-odong yang dikelola bersama di suatu karnaval dan menghabiskan hari-hari mereka dengan merawat dan menghibur anak-anak orang lain, meskipun mereka sendiri tidak memiliki anak.

Dalam suasana yang penuh dengan campur tangan dari kerabat, keraguan diri, dan konfrontasi yang memuncak, mereka mengungkapkan alasan belum juga dikaruniai seorang anak.

Festival Film Cannes 2023 ini akan diselenggarakan pada 16--27 Mei 2023, dan akan bertempat di Cannes, Prancis. The Short Film Palme d’or akan diberikan oleh juri yang diketuai oleh Ildikó Enyedi, sutradara asal Hungaria, pada acara penutupan Cannes ke-76 pada 27 Mei 2003.

2 dari 4 halaman

Satu-satunya Perwakilan Asia

Pengumuman ini disampaikan dalam situs resmi Cannes Film Festival pada 25 April 2023. Sebelas film pendek yang lolos menjadi nominasi adalah sebagai berikut. 

  1. LA PERRA oleh Carla Melo Gampert (Kolombia & Prancis)
  2. AS IT WAS oleh Anastasia Solonevych & Damian Kocur (Polandia & Ukraina)
  3. TITS oleh Eivind Landsvik (Norwegia)
  4. 27 oleh Flóra Anna Buda (Hungaria & Prancis)
  5. LE SEXE DE MA MÈRE oleh Francis Canitrot (Prancis)
  6. AUNQUE ES DE NOCHE by Guillermo García López (Spanyol & Prancis)
  7. BASRI & SALMA IN A NEVER-ENDING COMEDY oleh Khozy Rizal(Indonesia)
  8. POOF oleh Margaret Miller (Amerika Serikat)
  9. NADA DE TODO ESTO oleh Patricio Martínez & Francisco Canton (Argentina & Spanyol)
  10. WILD SUMMON oleh Karni Arieli & Saul Freed (Inggris Raya)
  11. FÁR oleh Gunnur Martinsdóttir Schlüter (Islandia)

Untuk saat ini, film ‘Basri and Salma in A Never-Ending Comedy’ belum bisa disaksikan di mana pun karena penayangan perdananya akan dilakukan di Festival Film Cannes 2023, bulan depan. Cannes Film Festival merupakan salah satu festival film yang bergengsi dan terkenal di dunia, serta menjadi salah satu dari tiga festival film terbesar bersama dengan Venice dan Berlin Film Festival. 

Festival ini telah diadakan sejak 1946 dan sering kali memberikan kesempatan bagi pembuat film baru dari seluruh dunia untuk berpartisipasi. Biasanya, kompetisi utama dalam Cannes adalah untuk memperebutkan penghargaan tertinggi, yaitu Palme d'Or (palem emas).

3 dari 4 halaman

Terinspirasi Odong-Odong yang Penuh Warna

Sebelumnya, 'Basri and Salma in A Never-Ending Comedy' meraih pendanaan dari Singapore International Film Festival Southeast Asian-Short Film (SEA-SHORTS) Grant 2022 berkat kekuatan skripnya. Proses post-production dikerjakan di Bangkok dengan dukungan White Light Studio.

SGIFF menulis dalam laman Facebooknya pada 5 Juli 2022, "Dengan naskah yang kuat dan menggugah hati serta visual yang mencolok dan menawan, Basri and Salma in a Never-Ending Comedy adalah sebuah proyek yang menggemaskan dengan humor yang berani, memberikan kelegaan yang tajam pada drama yang mendasarinya."

"Meskipun film Khozy Rizal berbicara tentang ekspektasi budaya yang spesifik dari sebagian masyarakat Indonesia, film ini memberikan pengalaman yang dapat dirasakan oleh penonton di seluruh dunia."

Dalam unggahan tersebut, sang sutradara Khozy Rizal juga membagikan dari mana inspirasi cerita tersebut berasal. "Inspirasinya datang dari ketertarikan saya pada tampilan odong-odong yang penuh warna, bercampur dengan perasaan frustrasi saya terhadap pandangan dangkal dan religius dari keluarga-keluarga Indonesia tentang anak-anak."

Melalui film ini, ia berharap dapat merekonstruksi definisi "keluarga sempurna" di Indonesia dan di belahan dunia lain. "Semoga melalui film ini, orang-orang bisa lebih sering mendengarkan apa yang benar-benar mereka inginkan dalam hidup mereka, daripada memenuhi ekspektasi masyarakat," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Memajukan Industri Film Indonesia

Dalam unggahannya di Instagram pada 26 April 2023, sang sutradara Khozy Rizal menulis, “Saya merasa sangat bangga dan bersyukur kepada seluruh pemain dan kru dari Makassar yang telah berdedikasi dengan luar biasa serta kepada semua manusia baik hati yang telah membantu film ini dengan cara apapun.”

Kolom komentar pun dibanjiri oleh ucapan selamat dari banyak aktor dan sutradara lainnya, di antaranya Riri Riza, Joko Anwar, Angga Sasongko, Asmara Abigail dan Edwin. 

Sementara itu, Rezky Chiki, pemeran Salma dalam film tersebut mengunggah foto di balik layar pembuatan film bulan Agustus 2022 lalu, dan menulis, "Hari-hari menjadi Salma. Istri dari tukang odong-odong yang dalam tahun-tahun pernikahannya belum memiliki anak, sementara pekerjaannya menuntut dia untuk membahagiakan anak-anak orang lain."

"Dari Salma, saya bisa melihat presentasi perempuan tangguh yang dalam keterbatasannya masih membiarkan dirinya memiliki sebuah prinsip dan meski memiliki prinsip, Salma masih membiarkan jiwanya tumbuh liar sebagai manusia yang merdeka."

Sebelumnya, film Indonesia karya Wregas Bhanuteja, PRENJAK (2016) menang pada program International Ctritics' Week Cannes Film Festival. Namun, itu bukan kompetisi utama di Cannes Film Festival.