Liputan6.com, Jakarta - Tanglin Mall, disebut pula Tanglin Shopping Centre, yang berada di Orchard Road, Singapura, mendadak jadi perhatian. Media setempat, The Straits Times, melaporkan pada 23 Februari 2023, bahwa pusat perbelanjaan itu akhirnya dibeli oleh crazy rich Indonesia, Sukanto Tanoto, seharga 868 juta dolar Singapura atau sekitar Rp9,6 triliun.
Pembelian itu terjadi setelah tiga kali upaya tak membuahkan kesepakatan. Pembelinya adalah Pacific Eagle Real Estate, perusahaan pengembang yang dipegang oleh miliarder Indonesia pemilik perusahaan pulp, kertas, dan kelapa sawit Royal Golden Eagle (RGE).
Mereka membayar 40 juta dolar AS di atas harga panduan, dan sekitar 10 persen di atas harga cadangan 785 juta dolar AS, kata agen pemasaran Savills Singapura. Harga 868 juta dolar AS dibayarkan untuk kompleks komersial berisi 364 unit hak milik, yang berarti harga lahannya mencapai 2.769 dolar Singapura per kaki persegi per rasio plot berdasarkan luas lantai kotor (GFA) sebesar 313.435 kaki persegi dan dengan asumsi penggunaan komersial penuh.
Advertisement
Len Hoo (71) yang menjadi ketua komite penjualan kolektif mal sejak 2007 mengatakan, "10 persen di atas harga cadangan wajar."
Hoo dari toko perhiasan C.T. Hoo memiliki toko seluas 300 kaki persegi dan unit kantor seluas 800 kaki persegi di kompleks tersebut. Tiga upaya penjualan kolektif terakhir dilakukan pada 2007, 2011, dan 2017. Pada 2011, properti itu memiliki harga cadangan 1,25 miliar dolar Singapura yang tidak terpenuhi.
"Meskipun kali ini kami tidak mendapatkan 1,25 miliar dolar Singapura, kami sekarang menghadapi pandemi. Kunjungan pengunjung turun, bisnis melambat. Ini adalah bangunan berusia 50 tahun dan kami perlu menghabiskan banyak uang untuk pemeliharaan dan renovasi," kata Hoo, dikutip Kamis (27/4/2023).
Mal Lawas tapi Ikonis di Orchard Road Singapura
Hoo mengatakan pemilik unit dengan luas mulai dari 300 kaki persegi hingga 500 kaki persegi mendapatkan antara 1,5 juta--3,5 juta dolar Singapura untuk unit yang mereka jual. Sementara, pemilik kantor antara 300 kaki persegi dan 1.500 kaki persegi mengantre untuk mendapatkan 900.000---4,5 juta dolar Singapura.
Sementara, Hau You Ling, salah satu generasi kedua keluarga pemilik restoran Indonesia Tambuah Mas, mengatakan mereka "cukup senang" penjualan berhasil. Selain restoran, keluarga memiliki unit lain di mal.
"Ini adalah restoran pertama dan terbesar kami, dan kami telah berada di sini selama lebih dari 40 tahun. Sudah waktunya untuk peremajaan," katanya kepada The Straits Times.
"Menjalankan bisnis cukup menantang, karena pipa mampet, lift, dan elevator kadang-kadang mogok. Jika penjualan tidak berhasil, kami harus merenovasi besar-besaran. Setidaknya kita memiliki beberapa penutupan sekarang," sambungnya.
Meski lawas, Direktur Pacific Eagle Real Estate, Sun You Ning menjelaskan bahwa "Pusat Perbelanjaan Tanglin adalah salah satu landmark ritel paling awal di Singapura dan menempati lokasi yang menonjol di sebelah St Regis Hotel di kantong Orchard Road."
Â
Advertisement
Ulasan tentang Tanglin Mall Singapura
Pacific Eagle Real Estate adalah perusahaan investasi dan pengembang properti yang berbasis di Singapura dan dimiliki secara pribadi oleh keluarga Tanoto. Perusahaan itu juga membeli Chinatown Plaza en bloc seharga 260 juta dolar Singapura pada 2018 dan diubah menjadi Mondrian Singapore Duxton, sebuah hotel mewah.
Mal Tanglin adalah kompleks 12 lantai dengan dua tingkat basement dan tempat parkir tambahan delapan lantai. Pembangunan kompleks utamanya selesai pada 1970-an, sedangkan perpanjangan menara kantor selesai pada awal 1980-an.
Mengutip keterangan TripAdvisor, mal ini merupakan surga bagi pecinta CD ataupun vinyl bekas. Disebutkan bahwa terdapat lebih dari 50 penjual yang menawarkan barang-barang antik, barang-barang koleksi, pakaian jadul, mainan lama di sana.
Mal tersebut bukanlah tempat populer untuk para turis. Ulasan dari salah satu pengguna TripAdvisor menyebut bahwa hal itu jadi nilai plus bagi warga lokal yang menginginkan datang ke mal yang tenang. Lokasi mal berjarak sekitar 10--15 menit berjalan kaki dari Orchard Metro.
Â
Bangun Pabrik Kertas Ramah Lingkungan
Dikutipdari kanal Bisnis Liputan6.com, gurita bisnis Sukanto Tanoto di Indonesia sangat luas. Lewat perusahaan miliknya, Asia Pacific Resources International Limited (April Group) mulai membangun fasilitas produksi kertas karton ramah lingkungan senilai Rp 33,4 triliun di Riau.Â
Dilansir dari laman Forbes, Kamis, 31 Maret 2023, pabrik baru milik orang terkaya Indonesia ke-21 ini nantinya akan memproduksi 1,2 juta ton kertas karton lipat ramah lingkungan setiap tahun. Pembangunan pabrik kertas ini rencananya selesai pada kuartal ketiga 2023.
"Ini adalah investasi tunggal terbesar kami di sini sejak perusahaan didirikan hampir 30 tahun yang lalu. Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis kami secara berkelanjutan," kata Sihol Aritonang, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper, bagian operasi April Group.
Ekspansi ini bertujuan untuk memenuhi permintaan produk kemasan ramah lingkungan di pasar domestik dan internasional. April Group mengatakan sumber pasokan seratnya datang dari 100 persen perkebunan terbarukan yang juga akan memasok fasilitas baru. Ini mencatat peningkatan 40 persen dalam hasil serat dalam lima tahun terakhir dan berjanji untuk mengeluarkan dana 1 dolar AS per ton serat perkebunan yang diproduksi untuk konservasi lanskap.
Â
Advertisement