Liputan6.com, Jakarta - Di Indonesia, sebagian besar masyarakat masih dipengaruhi oleh persepsi lokal mengenai hal-hal yang bersifat mistik. Salah satunya di bagian selatan Pulau Jawa, mitos mengenai Nyi Roro Kidul sebagai penguasa Pantai Selatan beredar luas.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Negeri Semarang pada 2020, ditemukan adanya mitos yang masih dipercayai masyarakat Cilacap tentang pantai selatan, khususnya larangan memakai pakaian berwarna hijau jika berkunjung ke pantai selatan Jawa. Hal ini dipicu oleh warna hijau yang konon adalah warna favorit Nyi Roro Kidul.
Menurut mitos itu, siapapun yang memakai warna hijau akan terseret ke tengah laut dan akan sulit ditemukan. Namun, banyak masyarakat yang tidak percaya dengan mitos ini dan mencoba membuktikan kebenarannya.
Advertisement
Pada 26 April 2023, akun TikTok dengan nama @naser.thok123 mengunggah dua video yang menunjukkan seorang pria muda mengenakan kaus hijau menerjang ombak di Pantai Kebumen sambil tertawa jahil. Di akhir video, ia memberikan jempol ke arah kameramen.
Video tersebut menunjukkan dirinya baik-baik saja dan tidak hilang walaupun menggunakan kaus hijau di Pantai Selatan. "Pantai kebumen nihh," tulis pembuat video dalam caption. Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah viral dan dilihat lebih dari dua juta orang.
Walaupun tidak secara terang-terangan berkata ingin membuktikan kebenaran mitos Nyi Roro Kidul, banyak warganet yang menyimpulkan ia sedang mencoba ‘menantang maut’.
Warna Hijau Dilarang Supaya Tidak Menyerupai Kanjeng Ratu Kidul
"Mau mitos apa fakta, lebih baik jaga-jaga.. Ndak usah mancing karena apese menungso (manusia) ndak ada yang tau.. Tetap mawas diri," komentar salah seorang warganet yang teratas.
"Hari apes gak ada di kalender besty," tulis beberapa warganet yang lain.
Banyak pula yang menyarankan ia mencobanya di pantai-pantai yang lain, seperti Pelabuhan Ratu Sukabumi atau di Pantai Parangtritis. "Katanya walau udah aman tapi pas pulang tetep diikutin, tapi mitosnya sih. Tapi gw orang jawa percaya," komentar yang lain.
Ada pula yang memuji nyalinya yang besar, dan ada yang mencemooh karena ia terlalu berani menantang mitos yang berbahaya.
Handayani, Pengurus Dewan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkata bahwa larangan memakai baju hijau atau yang biasa disebut gadhung mlathi karena itu merupakan pakaian Kanjeng Ratu Kidul.
"Itu larangan baju hijau gadhung mlathi karena itu ageman (pakaian) Kanjeng Ratu Kidul,” ungkapnya saat diwawancarai Liputan6.com pada Selasa, 2 Mei 2023. Kanjeng Ratu Kidul memiliki kain dodot panjang berwarna hijau yang di tengahnya berwarna putih.
Advertisement
Akan Terjadi Kesialan
Jika kita melakukan perjalanan ke Pelabuan Ratu Sukabumi akan mudah menemukan galeri, toko, kios yang menawarkan cinderamata yang memajang lukisan Nyi Roro Kidul berbagai ukuran. Sang ratu digambarkan sebagai sosok wanita yang berparas cantik, menggunakan siger (mahkota) emas dengan ronce bunga melati, berbusana berwarma hijau dengan selendang putih.
Warna hijau adalah warna baju kesukaan Kanjeng Ratu Kidul. Ia tidak menyukai orang lain yang memiliki warna busana yang sama. Orang yang menggunakan baju berwarna hijau dikhawatirkan bisa menjadi targetnya yang akan dijadikan sebagai budak atau pelayannya.
Begitu kuatnya mitos warna baju tersebut sehingga tidak boleh ada yang memakai pakaian berwarna tersebut di sepanjang pantai selatan Jawa. "Itu biasanya kalau make itu orang-orang pasti ada sengkalanya gitu," jelas Handayani.
Dalam bahasa Jawa, Sengkala adalah bala yang dialami oleh manusia akibat energi negatif atau aura hitam dan energi yang tidak selaras di dalam tubuh seseorang.
Pakaian Hijau Hanya untuk Kalangan Raja
Selain itu, Handayani mengatakan bahwa zaman dulu, pakaian hijau gadhung mlati merupakan barang berharga. "Hijau kan dari sutra zaman dulu itu. Agem-ageman para raja itu hijau polos, hijau kembang. Karena kan kalau baju hijau dipakai kalung karset itu kelihatan bagus," ujarnya.
Ia menambahkan, "Tapi kalau dipakai di pantai gak boleh, hanya untuk kalangan di lingkungan (kerajaan) aja."
Namun, Handayani juga mengonfirmasi bahwa ada juga orang-orang yang mengenakan baju hijau ke pantai selatan tetapi tidak terjadi apa-apa. Beberapa perspektif logis juga diberikan tentang larangan memakai baju hijau di pantai selatan. Menurut beberapa orang, larangan itu mungkin muncul karena jika memakai baju warna hijau, seseorang akan sulit terlihat di dalam air. Hal ini akan membuat mereka sulit dicari jika menghilang.
Terlepas dari mitos atau faktanya larangan penggunaan baju hijau di pantai selatan, hendakya para wisatawan selalu mempersiapkan diri dan berhati-hati karena ombak di pantai selatan dapat dibilang sangat besar. Wisatawan juga sebaiknya menghormati adat istiadat yang ada di daerah tersebut untuk mengindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Advertisement