Liputan6.com, Jakarta - Cabo Verde, juga disebut Tanjung Verde adalah negara yang terdiri dari gugusan pulau yang terletak di lepas pantai barat Afrika. Praia, di Santiago adalah ibu kotanya.Â
Mengutip dari Britannica, Jumat (5/5/2023), Cabo Verde dinamai dari tanjung paling barat Afrika, Tanjung Verde yang dalam bahasa Prancis yaitu Cap Vert, terletak di dekat Senegal dan merupakan titik terdekat di benua itu. Pelabuhan terbesar di kepulauan ini terletak di Mindelo, São Vicente.
Baca Juga
Pelabuhan laut dalamnya menampung kapal yang cukup besar dan telah digunakan sebagai stasiun pengisian bahan bakar sejak abad ke-19. Setelah memperoleh kemerdekaan, Cabo Verde awalnya memilih untuk bergabung dengan Guinea-Bissau. Tetapi setelah kudeta tahun 1980 di Guinea-Bissau, pemerintah setempat membatalkan rencana persatuan dengan Guinea-Bissau.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Cabo Verde, berikut enam fakta menarik Cabo Verde yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (5/5/2023).
1. Memiliki Gunung Api Aktif
Dataran kepulauan Cabo Verde bervariasi dari pulau-pulau datar yang lebih tua secara geologis di timur dan pulau-pulau yang lebih baru dan bergunung-gunung di barat. Pulau-pulau timur Boa Vista, Maio, dan Sal, misalnya, telah terkikis berat oleh angin dari waktu ke waktu dan sangat berpasir dan datar.
Daratan lainnya sangat berbatu, bergerigi, dan bergunung-gunung. Hampir seperempat dari luas daratan adalah batuan asal vulkanik dengan basal adalah jenis yang umum. Lebih dari tiga per lima tanahnya gersang dan kurang humus
Terdapat gunung api aktif di Pulau Fogo yaitu Pico, menjulang setinggi 2.829 mdpl dan merupakan titik tertinggi di negara itu. Di pulau utara Santo Antão, terdapat pula gunung Tope de Coroa yang tingginya mencapai 1.979 meter mdpl.
2. Etnis di Cabo Verde Campuran Eropa
Mayoritas penduduk Cabo Verde adalah keturunan campuran Eropa dan Afrika dan sering disebut sebagai mestiço atau Crioulo. Ada juga minoritas Afrika, yang meliputi suku Fulani (Fulbe), Balante, dan Mandyako. Pop kecil
Kekeringan parah serta kelaparan di pertengahan abad ke-20 menyebabkan hampir 200 ribu kematian. Di São Nicolau dan Fogo diperkirakan 31 persen dari seluruh populasinya berkurang.
Hanya dalam dua tahun yakni pada 1946-1948 populasi di kota Santiago kehilangan sekitar 65 persen. Ribuan penduduk beremigrasi ke São Tomé dan PrÃncipe. Hal tersebut membuat banyak orang Cabo Verde tinggal di luar negeri dibandingkan di negaranya sendiri.
3. Bahasa Resminya PortugisÂ
Para pelaut Portugis tiba di pulau São Tiago (Santiago) dan menjadikannya sebagai pos perdagangan penting untuk budak, gading, emas, senjata api, rum, dan kain. Negara ini menjadi koloni Portugis dari 1495 hingga 1975 ketika merdeka. Bahasa Portugis masih menjadi bahasa resmi negara tersebut.
Â
Â
Â
Advertisement
4. Wisata di Cabo Verde
Daya tarik yang luar biasa dari Cabo Verde memang gunung apinya. Namun berjalan kaki singkat ke selatan pusat kota Sal Rei, pantai yang indah ini memiliki perairan biru kehijauan dan pasir putih, menjadikannya tempat yang bagus untuk jalan-jalan seharian.
Mengutip dari Lonely Planet Afrika, beberapa bar pantai menyajikan makanan laut, makanan ringan, dan minuman, dengan meja dan kursi santai di atas pasir. Beberapa tempat di sini menyewakan perlengkapan papan dayung, papan selancar, kayak dan memberikan pelajaran selancar, selancar layang, selancar angin, dan berlayar.
5. Fauna di Iklim Kering Cabo Verde
Ada lebih dari 100 spesies burung yang diketahui hidup di Cabo Verde, termasuk empat spesies petrel dan dua burung penciduk, berkembang biak secara teratur. Spesies burung lainnya termasuk flamingo yang lebih besar, burung fregat dan elang (namun keduanya hampir punah), burung nasar Mesir, burung layang-layang Kepulauan Tanjung Verde, dan burung tropis berparuh merah.
Beberapa burung lain diwakili oleh spesies lokal, di mana burung kingfisher termasuk yang paling mencolok. Namun, satu-satunya spesies yang benar-benar endemik adalah cane warbler dan raso lark.Â
6. Kuliner di Cabo Verde
Mengutip dari tasteatlas, Jumat (5/5/2023), Polvo a modo ze de lino adalah hidangan tradisional yang berasal dari Tanjung Verde. Rebusan ini biasanya dibuat dengan kombinasi gurita, tomat, bawang merah, bawang putih, cabai (biasanya habanero), minyak, dan daun salam.
Cara membuatnya, gurita dicuci dan dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam panci berisi minyak dan daun salam. Bahan-bahan dimasak sekitar setengah jam sebelum dicampur dengan tomat, bawang putih, bawang potong dadu, dan cabai.
Rebusan direbus dengan api sedang sambil sesekali diaduk hingga kuah mengental dan semuanya empuk. Dianjurkan untuk menyajikan hidangan dengan jagacida (nasi dan kacang-kacangan) dan salad hijau segar di sampingnya.
Selain itu ada Gufong, makanan ringan atau makanan penutup tradisional yang berasal dari Tanjung Verde. Jajanan ini biasanya dibuat dengan campuran tepung terigu, gula pasir, garam, tepung jagung, baking powder, dan minyak. Bahan-bahan tersebut direbus dalam air sampai semuanya tercampur, dan campuran tersebut kemudian dibiarkan dingin.
Setelah dingin, potongan kecil adonan digulung menjadi batang kayu yang digoreng dengan minyak panas hingga berwarna cokelat keemasan. Gufong dikeringkan di atas tisu dan dinikmati dengan kopi atau teh di sampingnya. Jika diinginkan, sajikan gufong dengan gula bubuk atau sirup cokelat sebagai suguhan sore yang manis.
Advertisement