Sukses

Ada Penis Raksasa di Lokasi Pesta Penobatan Raja Charles III dan Ratu Camilla, Ulah Siapa?

Penis raksasa ini digambar di halaman Royal Crescent, Bath, Inggris, lokasi pesta penobatan Raja Charles III akan berlangsung Sabtu, 6 Mei 2023.

Liputan6.com, Jakarta - "Sekelompok orang iseng" menggambar penis raksasa di halaman Royal Crescent, Bath, Inggris, lokasi pesta penobatan Raja Charles III akan berlangsung akhir pekan ini. Dilaporkan bahwa warga terbangun pada Kamis pagi, 4 Mei 2023, waktu setempat, dengan gambar penis raksasa mencolok, dibentuk dari rumput yang dipangkas, lapor SWNS, dikutip dari New York Post, Jumat (5/5/2023). Belum diketahui apakah pihak berwenang akan menangani kasus ini.

Rumah-rumah mewah yang berasal dari abad ke-18 membentuk bulan sabit di jalan ini, yang dikenal di seluruh dunia karena memiliki "halaman rumput yang sempurna." Sebuah "pesta penobatan akbar" bertema Georgia dijadwalkan berlangsung Sabtu, 6 Mei 2023, untuk menghormati penobatan Raja Charles III di Westminster Abbey, London.

"Rayakan peringatan 300 tahun era Georgia," bunyi selebaran untuk acara di Royal Crescent. "Hiasi mahkota kerajaan Anda sendiri, saksikan demonstrasi busana kerajaan, dan kunjungi koki Georgia yang sedang memasak resep lezat."

Tidak jelas berapa banyak penggemar kerajaan yang akan datang ke pesta untuk merayakan transfer resmi kekuasaan pada raja berusia 74 tahun itu setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II, pada September 2022. Upacara penobatan akan bertabur bintang, menampilkan Lionel Richie, Katy Perry dan Andrea Bocelli.

Ibu Negara AS, Jill Biden, juga diharapkan hadir. Run-through membentang dari Istana Buckingham ke Trafalgar Square dan Downing Street ke Westminster Abbey. Gladi bersih menampilkan ribuan tentara dari angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara Inggris, dengan beberapa alat musik. Penonton juga melihat Diamond Jubilee State Coach dan Gold State Coach selama latihan penobatan Raja Charles III dan Ratu Camilla.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Blok Batu Kuno yang Kontroversial

Sebuah blok batu kuno yang kontroversial pun telah dibawa dari Edinburgh Castle ke London untuk acara penobatan Raja Charles III. Batu itu tiba di London pada Sabtu, 29 April 2023, setelah diangkut menggunakan pembawa khusus yang terbuat dari kayu ek Skotlandia.

Melansir ABC News, 3 Mei 2023, batu yang pernah disandera di Inggris selama hampir 700 tahun ini akan berperan dalam upacara penobatan seremonial raja dan ratu baru 6 Mei 2023. Batu Takhta, atau dalam bahasa Inggris "Stone of Destiny," juga dikenal sebagai "Stone of Scone."

Itu adalah blok batu pasir berbentuk oblong dengan tinggi hanya 66 sentimeter. Di satu permukaannya terdapat ukiran salib, dengan cincin besi di setiap ujungnya membantu dalam transportasinya. Asal-usul paling awal batu ini tidak diketahui, tapi jelas memiliki sejarah panjang, setidaknya sejak 1.200 tahun lalu.

Pertama kali digunakan untuk memahkotai Raja Skotlandia pada 840 masehi. Kenneth McAlpin menggunakannya dalam penobatannya di Desa Scone. Sejak itu, sekitar 60 raja dan ratu telah duduk di atasnya selama penobatan. Ini adalah artefak tertua di dunia yang masih digunakan untuk mengadakan penobatan para penguasa, dan mewakili akar kuno Kerajaan Skotlandia. 

3 dari 4 halaman

Penggunaan Sesuai Tradisi

Stone of Destiny akan digunakan dalam upacara penobatan Raja Charles III, sesuai tradisi. Batu tersebut terakhir kali digunakan pada 1953, setelah dibawa kembali dari Arbroath, Skotlandia, untuk penobatan ibunya, Ratu Elizabeth II.

Pada November 2020, mantan perdana menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengumumkan rencana memindahkan batu tersebut ke tempat baru yang permanen di Perth, Skotlandia Tengah. Batu tersebut hanya akan meninggalkan Skotlandia untuk penobatan di Westminster Abbey.

Raja Charles III akan duduk di atas batu tersebut, di Takhta Kerajaan, selama upacara penobatan berlangsung akhir pekan ini. Selama berabad-abad, batu tersebut dikaitkan dengan penobatan raja-raja Skotlandia, termasuk Macbeth, yang kemudian diabadikan William Shakespeare.

Pada 1296, Edward I merebut batu tersebut dari Biara Scone selama perang di perbatasan dan membawanya kembali ke Inggris. Ia kemudian membangun batu tersebut jadi sebuah takhta khusus yang disebut Kursi Penobatan.

Pesan tegas disampaikan pada bangsa Skotlandia dengan merampas batu yang telah digunakan untuk menghiasi takhta para raja mereka selama berabad-abad. Sejak saat itu, raja dan ratu Inggris akan duduk di atas batu itu dan mengklaim hak memerintah Skotlandia. 

4 dari 4 halaman

Protes Pengembalian Berlian Jelang Penobatan

Jelang penobatan Raja Charles III dan Ratu Camilla, sejumlah warga Afrika Selatan menuntut Inggris segera mengembalikan berlian yang disebut sebagai yang terbesar di dunia. Berlian yang dikenal sebagai Bintang Afrika itu dipasang di tongkat kerajaan yang akan dipegang Raja Charles III selama penobatannya pada Sabtu, 6 Mei 2023.

Berlian seberat 530 karat ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada 1905. Permata itu diserahkan pada Kerajaan Inggris dua tahun kemudian oleh pemerintah kolonial yang berada di bawah kekuasaan Inggris.

"Berlian itu harus kembali ke Afrika Selatan. Ia perlu jadi tanda kebanggaan kami, warisan kami, dan budaya kami," kata Mothusi Kamanga, seorang pengacara dan aktivis di Johannesburg yang mengusulkan petisi online yang menuntut agar berlian dikembalikan, dikutip dari Al Jazeera, 4 Mei 2023.

"Saya pikir secara umum orang-orang Afrika mulai menyadari bahwa dekolonisasi tidak hanya membiarkan orang memiliki kebebasan tertentu, tetapi juga mengambil kembali apa yang telah diambil alih dari kami," sambungnya.

Secara resmi dikenal sebagai Cullinan I, berlian di tongkat itu dipotong dari berlian Cullinan, batu seberat 3.100 karat yang ditambang di dekat Pretoria. Potongan berlian yang lebih kecil dari batu yang sama, yang dikenal sebagai Cullinan II, dipasang di Imperial State Crown yang dikenakan oleh raja Inggris pada acara-acara seremonial.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini