Sukses

Sambut Hari Kebangkitan Nasional, FOI Ajak Ibu Kembali Memasak dalam Pasar Rakyat Mustikarasa

Dapur Mustikarasa adalah sebuah gerakan para ibu di seluruh Indonesia untuk memuliakan kembali kegiatan memasak bagi anak dan keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Peringati Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas, FOI (Foodbank of Indonesia) gelar Kongres II Jaringan Bank Pangan Indonesia. FOI (Foodbank of Indonesia) gandeng Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Badan Pangan Nasional (NFA), berbagai mitra usaha dan perwakilan ibu dari berbagai daerah menyepakati kampanye bersama Dapur Mustikarasa, bertempat di Museum Bahari, Jakarta Utara.

Dapur Mustikarasa adalah sebuah gerakan para ibu di seluruh Indonesia untuk memuliakan kembali kegiatan memasak bagi anak dan keluarga menggunakan bahan pangan lokal dan rempah-rempah khas nusantara untuk gizi yang lebih baik. Dalam membangun SDM yang unggul, masa 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi masa yang menentukan.

Ketercukupan pangan dan gizi memainkan peran yang penting dalam tumbuh kembang generasi penerus. Di Indonesia, permasalahan pangan menyebabkan permasalahan gizi buruk pada ibu dan anak. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting menyentuh angka 21.6%, urutan ketiga setelah Myanmar (35%) dan Vietnam (23%) di wilayah Asia Tenggara

Jika ditelisik, permasalahan kelaparan pada anak di Indonesia dapat disebabkan karena dua hal, yaitu tak ada akses pada pasar karena terbatasnya daya beli terhadap makanan bergizi dan berubahnya preferensi pangan generasi masa kini, dimana membeli makanan lebih dipilih dibandingkan mengolah makanan sendiri dari bahan sekitar.

Pergeseran preferensi ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap sumber pangan dan rempah sekitar dan gaya hidup serba praktis. Dapur Mustikarasa adalah sebuah kampanye yang diinisiasi FOI, melibatkan para ibu dan pegiat kuliner di seluruh Indonesia untuk memerangi kelaparan dan meningkatkan gizi keluarga khususnya dengan mengolah pangan berlebih dari sekitar serta pangan dan rempah yang tumbuh di sekitar.

Kampanye ini dilakukan secara kolaboratif bersama multipihak sebagai mitra strategis, diantaranya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Badan Pangan Nasional (NFA), Fakultas Teknologi Pertanian UGM, PT Kaltim Nitrate Indonesia, JNE Express, dan Bank DBS Indonesia.

 

2 dari 3 halaman

Ketahanan Pangan Lokal

Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA mewakili menteri KPPPA, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran ibu dalam mencetak generasi berkualitas melalui pangan,

Ketahanan pangan harus diupayakan semua pihak dengan kolaborasi. Itu pula yang diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) yang diwakili I Gusti Ketut Iswara, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan.

“Food waste adalah permasalahan yang harus kita selesaikan bersama, karena ada potensi dari pangan berlebih yang kita hasilkan untuk mencapai ketahanan pangan. Selain itu, diversifikasi pangan juga kita dorong dengan memanfaatkan pangan sekitar,” terangnya.

“Biodiversitas Indonesia sangat beragam. Rasa tidak hanya 5 rasa dasar, tapi ratusan lebih yang diantaranya bersumber dari rempah-rempah Indonesia.

Setelah 7 tahun pidato Soekarno dalam peletakan batu pertama di IPB tentang pentingnya pangan dalam hidup matinya suatu bangsa, ternyata masih ditemukan kelaparan. Melihat hal ini, Soekarno menyusun buku Mustikarasa untuk mendorong kegiatan memasak.” jelas Prof. Ahmad Sulaeman, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB.

 

3 dari 3 halaman

Sumber Pangan Lokal

Menurut Head of Sustainability PT Lion Super Indo, Arya Kusumo, pangan berlebih bisa dimanfaatkan agar hanya terbuang sia-sia. Selama 5 tahun terakhir Super Indo telah berkolaborasi bersama Foodbank of Indonesia dalam menyelamatkan pangan berlebih ini.

Berkat komitmen yang sejalan ini, hadir Dapur Bergerak Mustikarasa sebagai sarana edukasi dan dapur pangan bergerak untuk mengajak ibu mengolah makanan.” Di pelataran museum, dibanjiri setidaknya 1.000 orang pengunjung, seratusan UMKM hadir menyajikan pangan segar maupun kuliner lokal dan kaya rempah yang menyehatkan dalam Pasar Rakyat.

Foodbank of Indonesia berharap dengan adanya Pasar Rakyat Mustikarasa sebagai salah satu rangkaian kampanye Dapur Mustikarasa, dapat menarik para ibu untuk kembali memasak bagi keluarga, Bung Karno bilang, di Indonesia mestinya tak ada kelaparan. Kita punya banyak sumber pangan lokal, rempah-rempah yang melezatkan dan menyehatkan, serta potensi pangan berlebih dari dunia usaha. 2/3 wilayah kita adalah laut yang kaya ikan bergizi tinggi.

“Gerakan Dapur Mustikarasa mengajak para ibu kembali memasak untuk anak dan keluarga dengan potensi tersebut, menyiapkan gizi terbaik, karena memasak itu mulia dan menyenangkan. Ayo rempahkan dapur kita.” terang Hendro Utomo, pendiri Foodbank of Indonesia.