Sukses

Tas Tangan Ratu Thailand yang Dibawa di Penobatan Raja Charles III Curi Atensi, Apa Spesialnya?

Penobatan Raja Charles III di di Westminster Abbey, Inggris, pada Sabtu, 6 Mei 2023 menghadirkan beragam cerita. Salah satunya tas tangan Yan Lipao yang dibawa oleh Ratu Thailand Suthida Bajrasudhabimalalakshana selama kunjungan singkat ke acara penobatan.

Liputan6.com, Jakarta - Penobatan Raja Charles III di di Westminster Abbey, Inggris, pada Sabtu, 6 Mei 2023 menghadirkan beragam cerita. Salah satunya tas tangan Yan Lipao yang dibawa oleh Ratu Thailand Suthida Bajrasudhabimalalakshana selama kunjungan singkat ke acara penobatan tak luput jadi sorotan.

Dikutip dari The Star, Kamis, 11 Mei 2023, tas tangan Ratu Thailand ini banyak dipuji oleh warganet di jagat maya. Raja dan Ratu Thailand berada di London dari 4 hingga 7 Mei 2023.

Selain pakaian dan aksesori Ratu Thailand, tas tangan Yan Lipao miliknya dari Yayasan Dukungan Ratu Sirikit, Ibu Suri, dengan cepat bikin heboh. "Tas itu luar biasa. Ada yang tahu siapa yang membuatnya?" cuit seorang warganet dengan menyertakan tagar #coronation #queenofthailand #CoronationDay.

Tas tangan Yan Lipao menjadi terkenal di kalangan orang asing berkat Ratu Sirikit Ibu Suri untuk mempromosikan dan mengembangkan produk. Langkah ini dilakukan untuk menghasilkan pendapatan bagi orang-orang di Selatan Thailand.

Lipao, pernah dianggap sebagai rumput liar, adalah tanaman dalam climbing fern family yang berasal dari bagian selatan Thailand. Tanaman ini banyak ditemukan di Nakhon Si Thammarat, Satun, Songkhla, Yala, Pattani, dan Narathiwat.

Dikutip dari Thai PBS World, tas tangan Ratu Thailand juga melengkapi pakaian pilihannya, baik tradisional maupun kontemporer Thailand, semuanya dibuat dari tenunan sutra Thailand. Orang asing yang tidak terbiasa dengan kerajinan Thailand akan memiliki sedikit gagasan tentang tas semacam ini.

 
2 dari 4 halaman

Cerita di Balik Tas Tangan

Tetapi, sebagian besar orang Thailand tahu betul bahwa kerajinan tangan semacam itu adalah buah dari upaya berkelanjutan dari HM Ratu Sirikit, Ibu Suri, pelindung kerajinan Thailand. Yayasan Pendukung Ratu Thailand, sekarang berganti nama menjadi SUPPORT Arts and Crafts International Centre of Thailand Public Organization atau SACICT, tempat Ibu Suri meletakkan fondasinya telah menghidupkan kembali kerajinan Yan Lipao, mengubahnya menjadi kerajinan tinggi seni akhir yang berasal dari warisan budaya Selatan.

Ibu Suri tidak kenal lelah dalam upayanya untuk menghidupkan kembali kerajinan tenun ini dan kemudian mempromosikan keranjang di pasar domestik dan luar negeri. Kerajinan Yan Lipao dari Selatan Negeri Gajah Putih ini telah diwariskan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun.

Tas ini telah lama diyakini berasal dari kebijaksanaan rakyat periode Ayutthaya pada masa Chao Phraya Nakhon Si Thammarat. Tas itu disebutkan pada masa pemerintahan Raja Rama II dalam catatan sejarah, yang mencatat bahwa itu dibawa dari Nakhon Si Thammarat sebagai hadiah untuk Raja.

3 dari 4 halaman

Tas Tradisional Mulai Dikenal

Tas Yan Lipao mulai dikenal luas pada masa pemerintahan Raja Rama V, saat dibawa oleh para elit, terutama para dayang istana. Popularitas Yan Lipao menurun dan hampir menghilang dari kehidupan Thailand hingga tahun 1970, ketika Ibu Suri (saat itu Ratu Sirikit) memberinya kehidupan baru dengan mempromosikan konservasi dan pengembangannya sebagai pekerjaan paruh waktu bagi orang-orang di Selatan.

Dia mengatur kursus pelatihan tentang cara membuat Yan Lipao melalui SUPPORT Foundation. Sejak itu tas menjadi populer baik di tingkat lokal maupun nasional. Selain memamerkan keahlian yang luar biasa, Ibu Suri juga peduli untuk melestarikan tanaman merambat lipao sebagai bahan mentah.

Ia menyarankan orang-orang di Selatan untuk menanam tanaman merambat dan mencegah tanaman itu punah. Mendapatkan penghasilan tambahan dari keahlian mereka juga membawa kebanggaan bagi penduduk desa Selatan. Tanaman merambat lipao yang dulu dianggap sebagai rumput liar, kini telah menjadi tanaman ekonomi. 

4 dari 4 halaman

Proses Pembuatan yang Rumit

Sejak 1974, tenun Yan Lipao telah berkembang dan tasnya menjadi populer di kalangan atas. Benang paduan perak, emas, dan tembaga sering dimasukkan ke dalam pola anyaman yang rumit dan tas yang sudah jadi juga dapat menampilkan lambang kerajaan dari anggota keluarga kerajaan tertentu.

Teknik menenun, yang diwariskan dari generasi ke generasi, memungkinkan tanaman biasa diubah menjadi karya seni yang sangat indah, beberapa di antaranya bisa bernilai ribuan dolar AS. Selain keindahan polanya yang indah, Yan Lipao juga menampilkan warna-warna alami yang indah.

Karena waktu dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat setiap tas, produk ini cenderung dijual dengan harga yang relatif tinggi. Proses produksi yang meliputi penyiapan sulur, penenunan pola, dan pernis serta dekorasi, sangat memakan waktu. Hanya satu dua tas yang dapat diproduksi setiap bulan.

Perhatian yang diterima oleh tas Yan Lipao selama penobatan Raja Charles III berkat Ratu Suthida dapat membantu untuk lebih menumbuhkan apresiasi terhadap kerajinan Thailand, terutama tas seperti Yan Lipao.

Video Terkini