Sukses

Mengenal Batavia Noord, Stasiun Kereta Tertua di Lintas Jabodetabek yang Kini Jadi Museum

Sebelum menjadi jalur kereta api seperti sekarang, ada Batavia Noord sebagai stasiun pertama yang jadi cikal-bakal jalur KRL Commuterline Jakarta-Bogor.

Liputan6.com, Jakarta - Mengulik sejarah perkeretaapian di Indonesia tentu akan melintasi era penjajahan Hindia-Belanda. Sebelum menjadi jalur kereta api seperti sekarang, terdapat stasiun kereta pertama yang dulunya jadi cikal-bakal jalur KRL Commuterline Jakarta-Bogor.

Adalah Stasiun Batavia Noord stasiun tertua di lintas Jabodetabek tersebut. Semenjak dinonaktifkan peran Stasiun Noord ini digantikan oleh Stasiun Batavia Zuid yang kini telah berganti nama menjadi Stasiun Jakarta Kota.

Mengutip dari laman Twitter KAI Commuter, Minggu 14 Mei 2023, semua berawal dari era Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan Kereta Api Hindia Belanda pada saat itu. Pada masa ini menandai pembangunan jalur kereta api pertama di Batavia yang menghubungkan Klein Boom, daerah Sunda Kelapa saat itu dan Halte Koningsplein pada 1869.

Kemudian dikembangkan lagi sampai ke Buitenzorg pada 1871 hingga tahun 1873. Setelah membangun jalur, NIS, Staatsspoorwegen (SS), dan Jawatan Pekerjaan Umum Hindia Belanda turut mengembangkan lintas.

Beberapa proyek lintas kereta jalur kereta api mulai dari Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Tandjong Priok. NIS juga membangun Stasiun Tandjong Priok lama yang dibuka pada 2 November 1885 bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tandjong Priok.

Pada 1913, SS resmi mengakuisisi jalur kereta api Batavia Buitenzorg. Stasiun ini kemudian dinamakan Batavia Noord Untuk membedakan Stasiun Batavia Zuid yang terpisah 200 m di selatan stasiun ini.

Lalu pada 1923, Stasiun Batavia Noord untuk sementara menjadi stasiun pusat dan diperbesar baik bangunan maupun emplasemennya. Stasiun ini mengambil alih peran Stasiun Batavia Zuid sehubungan dengan rencana pembangunan stasiun baru yang lebih besar di lokasi itu. 

2 dari 4 halaman

Tergantikan dengan Stasiun Batavia Benedenstad

Stasiun Batavia Noord memiliki peron-peron yang sederhana dan dilengkapi dengan listrik untuk kereta ke Stasiun Tanjung Priok, Stasiun Meester Cornelis dan Stasiun Manggarai. SS sempat merencanakan untuk membangun atap peron yang rendah, tetapi tidak pernah terwujud.

Stasiun ini kemudian ditutup sehubungan dengan digunakannya stasiun baru Stasiun Batavia Benedenstad pada 1929 yang telah selesai dikerjakan. Stasiun Batavia Benedenstad kemudian namanya berubah menjadi Stasiun Jakarta Kota.

Bangunan utama Stasiun Batavia Noord, LAA, serta jalur-jalurnya dibongkar. Saat ini lokasi stasiun berada di area yang sekarang menjadi kompleks Bank BNI Kota Tua Jakarta. Tak heran jika masih ditemukan juga beberapa potongan rel dan bekas jembatan kereta api di sekitar area tersebut.

Menurut Locomotief, koran lama yang terbit di Semarang pada zaman Hindia Belanda berlokasi 200 meter dari Stasiun Batavia NIS atau Stasiun Batavia Noord terdapat terdapat Stasiun Batavia BOS. Stasiun ini dibangun oleh perusahaan kereta api Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOS).

Pihak BOS adalah perusahaan yang telah diberi konsesi untuk mengoperasikan kereta api pada lintas Batavia hingga Karawang. Terhitung pada 31 Maret 1887, petak Batavia-Bekasi selesai dibangun dan kereta api mulai beroperasi di lintas ini.

3 dari 4 halaman

Perubahan Jalur Stasiun Batavia Zuid

Pada 1913, perusahaan Staatsspoorwegen (SS) resmi mengakuisisi jalur kereta api Batavia Buitenzorg dari Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Stasiun Batavia Buitenzorg lalu diubah namanya menjadi Stasiun Batavia Zuid untuk membedakan dengan Stasiun Batavia Noord yang letaknya tak jauh.

Pada 1923, Stasiun Batavia Zuid ini ditutup dan dibongkar oleh SS karena adanya pembangunan stasiun baru yang lebih besar di lokasi tersebut. Keseluruhan bangunan Stasiun Batavia Zuid pun sudah terbongkar pada 1926.

Pada awalnya, jalur kereta api dari Stasiun Batavia Zuid yang menuju ke Stasiun Angke jalurnya melewati Jalan Pasar Asemka. Ketika dibuat jalur baru dari Angke yang memutar melewati daerah Kota Intan dan Kampung Bandan, jalur dari stasiun ini hingga Jalan Pasar Asemka ini pun diputus.

Lalu sempat didirikan stasiun di Jalan Pasar Asemka yang diberi nama Stasiun Pasar Pagi. Stasiun tersebut digunakan untuk stasiun titik pemberangkatan awal dari kereta api penumpang yang menuju ke Stasiun Tangerang.

Stasiun beserta jalur ini kemudian dibongkar, saat ini bekas lokasinya sudah mejadi Pasar Asemka dan flyover Jalan Asemka Raya. Masih ada peninggalan dari jalur ini yang tersisa dan masih bisa dilihat, yaitu dua buah bekas pondasi jembatan rel dari Kali Krukut yang terletak di bawah flyover Jalan Asemka Raya.

4 dari 4 halaman

Jakarta Kota, Stasiun Kereta Terbesar di Indonesia

Mengutip dari laman Heritage KAI, Minggu 14 Mei 2023, Stasiun Jakarta Kota sendiri telah ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Gubernur pada 25 April 2005. Stasiun Jakarta Kota (JAKK) atau dikenal juga dengan nama Stasiun Beos merupakan stasiun kereta api terbesar yang ada di Indonesia.

Stasiun ini mempunyai ketinggian 4 mdpl dan 12 jalur kereta api. Setiap harinya stasiun Jakarta Kota dipenuhi calon penumpang kereta api yang didominasi oleh penggunan Commuter Line relasi Jakarta Kota--Bogor dan Jakarta Kota Bekasi.

Stasiun Jakarta Kota juga adalah stasiun type Terminus, yaitu stasiun akhir dan tidak mempunyai kelanjutan jalur rel kereta api. Di sebelah timur stasiun jakarta kota, terdapat Dipo Kereta yang digunakan untuk menyimpan dan melakukan perawatan kereta api jarak jauh seperti Kereta api Bima, Kereta api Gayabaru Malam Selatan, kereta api Taksaka, dan lainnya. Stasiun Jakarta Kota sebelumnya lebih dikenal sebagai Stasiun Beos, adalah kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur).Â