Sukses

Lasik Staycation untuk Mendorong Wisata Kesehatan di Indonesia, Berapa Biayanya?

Berlokasi di dekat mal dan hotel, Ciputra SMG Eye Clinic menawarkan paket Lasik Staycation dalam mendukung wisata kesehatan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dorongan untuk berwisata di dalam negeri telah diupayakan melalui ragam inisiasi banyak pihak. Dari wisata kesehatan, narasi serupa disuarakan Ciputra SMG Eye Clinic melalui paket "Lasik Staycation." Sesuai namanya, paket ini memungkinkan pelancong, dalam hal ini pasien operasi lasik, tidak hanya menerima layanan kesehatan, namun juga pengalaman staycation, bahkan belanja.

"Kami selalu memilih lokasi premium yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan hotel," sebut Direktur Ciputra SMG Eye Clinic, drg. Ferra J. Papilaya, MM., MARS, dalam jumpa pers peresmian cabang ke-3 klinik mata mereka di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin, 15 Mei 2023.

Selain treatment operasi lasik, paket ini juga mencakup transportasi dari bandara dan menginap di hotel dekat dari klinik. Tidak hanya cabang di Pondok Indah, klinik di Ciputra Jakarta dan Suarabaya pun menyediakan paket "Lasik Staycation."

"Paket (Lasik Staycation) biasanya menambah (biaya) Rp1 juta-an (dari harga operasi lasik)," sebutnya, menambahkan bahwa harga operasi lasik di klinik mata itu dibanderol Rp36--40 juta untuk dua mata.

Dalam mengembangkan layanan wisata kesehatan di Ciputra SMG Eye Clinic, drg. Fetta menyebut pihaknya banyak berbenah. "Yang pasti dari sisi internal kami harus mempersiapkan diri," tuturnya. "Kami memperkuat recruitment untuk memenuhi kualitas SDM yang bisa secara profesional melayani (sesuai standar) health tourism."

Ia menyambung, "Mereka juga harus dilengkapi (kemampuan) bahasa (asing). Karena ke depan, (kami ingin) seperti di negara-negara, seperti Singapura dan Malaysia, yang bisa menarik masyarakat dari negara lain datang (untuk operasi lasik di Indonesia)."

 

2 dari 4 halaman

Menahan Masyarakat Indonesia Berobat ke Luar Negeri

Namun demikian, drg. Ferra menyebut bahwa saat ini, pihaknya fokus "menahan masyarakat kita pergi keluar negeri." "Masyarakat kita itu jumlahnya besar sekali," ucapnya, menambahkan bahwa mereka juga telah melakukan pasien operasi lasik pada WNA yang tinggal di Indonesia. 

"Terima kasih juga pada pemerintah yang sudah memberi kesempatan kami bisa mengoperasikan klinik (mata) di area mal maupun perkantoran. Jadi, bisa menyamai negara-negara tetangga," drg. Ferra mengatakan.

Dari sisi fasilitas, drg. Ferra mengatakan bahwa mereka juga upgrade. Ia menyebut, Ciputra SMG Eye Clinic telah didukung "teknologi tercanggih dan tercepat" untuk menghilangkan mata minus dan silinder, yaitu ReLEx SMILE Pro yang dapat melakukan operasi hanya dalam jangka waktu delapan detik.

Dokter penanggung jawab SMG Eye Clinic, dr. Devy Mandagi, SpM, mengatakan bahwa teknologi itu bahkan belum ada di Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan yang selama ini jadi tujuan operasi lasik masyarakat Indonesia. "Terima kasih pada pemerintah yang cepat mengeluarkan izin teknologi ini beroperasi di klinik kami," katanya di kesempatan yang sama.

 

3 dari 4 halaman

Susana Nyaman di Klinik

Layanan operasi lasik di Ciputra SMG Eye Clinic juga dijanjikan dijalankan dokter yang terampil. "Kami selalu mendorong para dokter kami supaya berpraktik dengan berorientasi pada (kebutuhan) pasien," ujar drg. Ferra.

Masih dalam dukungan untuk wisata kesehatan, ia melanjutkan, dari sisi klinik, pihaknya berupaya memberikan suasana nyaman. Tidak hanya secara visual, namun juga rasa. "Saat memilih parfum ruangan, misalnya, kami tidak mau yang tipikal klinik, inginnya seperti yang dipakai di hotel dan mal," ucapnya.

Karena menargetkan pasien yang aktif di media sosial, promosi digital jadi salah satu langkah pemasaran yang mereka pilih. "Jadi memudahkan mereka juga untuk menemukan kami," sebut drg. Ferra.

Selama mengoperasikan klinik mata, yang pertama kali diresmikan pada 2015, ia menyebut bahwa respons pasien yang datang terbilang positif. drg. Ferra berbagi, "Pasien kami juga ada yang pengusaha besar, mereka enggak ragu untuk lasik di kami. Kalau ada di sini, ngapain di Singapura?"

4 dari 4 halaman

Tidak Hanya Operasi Lasik

Selain lasik, klinik mata ini juga melakukan prosedur operasi katarak. drg. Ferra berkata, "Untuk operasi katarak, kami menggunakan peralatan paling mutakhir, yaitu Phacoemulsifier New Centurion yang dilengkapi Opmi Lumera 700 Microscope dengan Callisto, perpaduan mesin canggih dan generasi terbaru."

dr. Devy melanjutkan, "Jadi tidak lagi menggunakan marking manual, sehingga operasi lebih cepat dan presisi. Dengan teknologi tercanggih saat ini, operasi katarak dilakukan dengan lebih cepat, menggunakan lensa premium, sehingga tingkat kenyamanan pasien bisa diraih, karena itu memang prioritas kami."

Sedangkan, dr. Yanti Herman, MH. Kes, selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes, dalam keterangannya menyebut, "Pemerintah melalui Kemenkes berusaha mengoptimalkan kualitas kesehatan di Indonesia dengan percepatan kesehatan melalui enam pilar transformasi kesehatan, salah satunya adalah pengembangan health tourism, karena masih banyak masyarakat Indonesia yang berobat keluar negeri."

"Jadi kami sangat mengapresiasi Ciputra yang mengoptimalisasi health tourism di Indonesia. Kami berharap Ciputra SMG Eye Clinic semakin berkembang untuk berbagai tindakan medis berstandar internasional, tidak hanya lasik dan katarak," tandasnya.