Liputan6.com, Jakarta - Adidas meluncurkan koleksi baju renang "Pride 2023," mengiklankan pakaian renang di situs webnya di bagian "wanita" dengan bantuan model yang tampak seperti pria. Salah satu pakaian renang berupa one-piece warna-warni, yang disebut "Baju Renang Pride" dan dibanderol 70 dolar AS (sekitar Rp1 juta).
Dalam iklan, dipamerkan seorang model pria yang juga memperlihatkan tonjolan yang mencolok di area selangkangan. Melansir NY Post, Kamis (18/5/2023), video di situs Adidas menunjukkan model dalam baju renangk one-piece, dengan kamera pada satu titik memperbesar untuk memperlihatkan bulu dada yang sedikit menyembul.
Tidak jelas apakah model tersebut diidentifikasi sebagai laki-laki atau transgender. Adidas dan Mnisi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari The Post, sebut publikasi itu.
Advertisement
Koleksi baru rancangan desainer Afrika Selatan Rich Mnisi ini dijuluki "Let Love Be Your Legacy" dan dirilis menjelang Bulan Pride pada Juni 2023. Itu adalah "perayaan ekspresi diri, imajinasi, dan keyakinan tidak tergoyahkan bahwa cinta menyatukan," menurut laman Adidas.
Dalam siaran pers, Adidas mengatakan kalimat itu "terinspirasi surat cinta yang ditulis Mnisi untuk dirinya yang lebih muda," Itu merupakan "seruan bagi sekutu aktif untuk memberdayakan dan memperjuangkan komunitas LGBTQIA+."
Seleb internet Oli London sempat membagikan tangkapan layar dari situs Adidas pada Rabu pagi, 17 Mei 2023, menulis, "Koleksi Baju Renang Wanita Adidas baru yang dimodelkan oleh ... pria."
Pada sore harinya, lebih dari 1,1 juta pengguna Twitter melihat tweet tersebut, dengan sebagian mereka mengecam merek tersebut. Di antara balasannya adalah salah satu mantan bintang renang NCAA dan aktivis hak-hak perempuan Riley Gaines. "Pakaian renang wanita tidak dilengkapi dengan tonjolan," cuitnya.
Bukan Satu-Satunya Koleksi Pakaian Wanita yang Dimodelkan Pria
Gaines melanjutkan, "Saya tidak mengerti mengapa perusahaan secara sukarela melakukan ini untuk diri mereka sendiri. Mereka setidaknya bisa mengatakan setelan itu 'uniseks,' tapi mereka tidak melakukannya karena ini tentang menghapus wanita. Pernah bertanya-tanya mengapa kita hampir tidak melihat ini sebaliknya?"
Dalam balasan lain, seorang pengguna berkicau, "Saya memiliki payudara, pinggul, dan tidak perlu kantong kain tambahan di sekitar labia saya. Saya kira itu berarti baju renang ini bukan untuk saya.. atau kebanyakan wanita. Di contoh lain di mana perusahaan beriklan ke demografis ~1%? Wanita membuat ~ 50% dan kami sedang berjuang lol! Buat itu masuk akal."
Pengguna yang sama menyambung bahwa ia "dapat menerima" Adidas tidak menginginkan "wanita sejati sebagai pelanggan," tapi mendesak merek tersebut untuk "menjualnya dalam kategori LGBT" daripada memasarkannya sebagai baju renang wanita. Baju renang itu bukan satu-satunya item pakaian dalam lini Pride baru Adidas yang diberi label "Wanita," tapi tampaknya dimodelkan oleh pria.
Advertisement
Seruan Boikot
Gaun, kaus, celana pendek, dan kaus sepak bola wanita yang menggembar-gemborkan "Love Wins" juga terlihat dikenakan oleh model yang tampak seperti laki-laki di promosi online. Hanya pakaian ukuran plus wanita yang diperlihatkan pada model yang berpenampilan wanita.
"Mungkin Adidas tidak menghargai model trans bertubuh plus atau model wanita kurus," kata seorang pengguna di Twitter.
Yang lain mengutip slogannya, "Go woke, go borke," yang telah mendapatkan daya tarik sejak merek seperti Bud Light dan Nike menggandeng influencer transgender Dylan Mulvaney untuk kemitraan, yang pada akhirnya menyebabkan boikot dan kerugian keuntungan.
Bulan lalu, saingan Adidas, Nike, menunjuk Mulvaney untuk kesepakatan merek guna mempromosikan pakaian perusahaan. Mulvaney mengungkap kemitraan tersebut dalam rangkaian unggahan Instagram Story, mengenakan pakaian olahraga Nike, termasuk celana dan bra olahraga.
"Peringatkan media, saya memasuki era olahraga saya," tulis Mulvaney. Setelahnya, Nike menghadapi kemarahan atas penunjukan Mulvaney mempromosikan pakaian wanita, dan "Tantangan Bakar Bra" pun terjadi di TikTok.
"Saya kehabisan merek untuk dipakai," tweet yang lain, sementara yang lain mengatakan mereka tidak akan membeli dari Adidas lagi. "Ke merek lain yang menghormati wanita," tulis pengguna tersebut.
Lini Fesyen Netral Gender
Sementara, bos Levi's mengatakan ia bermaksud mengembangkan lini produk denim netral gender karena ada "selera konsumen untuk itu." CEO Chip Bergh menepis rasa takut di tengah kontroversi kerja sama Mulvaney dengan produsen bir, Bud Light.
Ia mengungkap bahwa merek yang berbasis di San Francisco itu "perlahan" membangun pilihan pakaian uniseks. "Kita tahu bahwa beberapa wanita membeli beberapa produk pria dan beberapa pria membeli produk wanita. Kami tahu itu terus berlanjut, kami memiliki penelitian dan data untuk menunjukkannya," kata Bergh saat acara Axios BFD di San Francisco, Rabu, 10 Mei 2023, dilansir dari NY Post, 12 Mei 2023.
Bergh, dengan tampilan denim-on-denim, mempromosikan upaya Levi's menciptakan lini netral gender sebagai tanggapan atas pertanyaan yang merujuk pada "aksi pemasaran Bud Light." "Bagaimana Anda memasarkan produk di dunia di mana orang lebih sadar akan identitas gender mereka?" tanya moderator Hope King, reporter bisnis senior Axios, menurut Mail Online.
King juga mereferensikan penelitian baru-baru ini yang mengungkap, sekitar satu persen orang dewasa saat ini menggambarkan diri mereka sebagai transgender, non-biner, non-conforming (atau) gender fluid. CEO Levi's yang berusia 65 tahun itu tidak membahas kontroversi Bud Light, malah menyebut bahwa Levi's "sebenarnya memiliki garis netral gender."
"Itu adalah koleksi kecil," katanya, menunjukkan bahwa perusahaan sedang berusaha menumbuhkan lini netral gender karena data menunjukkan wanita dan pria membeli produk yang dibuat untuk lawan jenis.
Advertisement