Sukses

Saatnya Eksplorasi Hidden Gem dengan Berburu Paket Wisata Lokal di Indonesia Aja Travel Fair 2023

Di Indoensia Aja Travel Fair 2023 diklaim sebagai terobosan untuk mempromosikan paket-paket wisata lokal dalam bingkai Bangga Berwisata di Indonesia Aja (BBWI).

Liputan6.com, Jakarta - Pariwisata adalah salah satu kunci pemulihan ekonomi Indonesia yang sempat terpuruk akibat pandemi. Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI (Kemenkomarves) Oddo R.M Manuhutu menyebut dengan target 1,2--1,4 pergerakan wisatawan nusantara, diperkirakan sektor pariwisata bisa mendatangkan pemasukan sekitar Rp3.200 triliun.

"Kaum milenial kita banyak sekali. Sayang sekali kalau bonus demografi ini malah dimanfaatkan negara tetangga. Ambil contoh, keponakan saya mau ke Jepang untuk liburan. Secara tidak langsung, ada yang salah dengan kita karena terpikir liburan ke luar negeri, padahal kita sudah meluncurkan triliunan rupiah untuk kembangkan 5 DPSP," tuturnya dalam jumpa pers Di Indonesia Aja Travel Fair 2023, Rabu, 17 Mei 2023.

Odo meyakini penyelenggaraan travel fair adalah cara efektif untuk mendorong tingkat konsumsi domestik. Nilai pemasukan Rp3.200 triliun, sambung dia, itu setara dengan 4,1 persen PDB Indonesia. Dengan mendorong konsumsi domestik pula, hal itu akan menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri di kisaran 5,1--5,3 persen.

"Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, economy outlook Indonesia lebih bagus," ucapnya.

Di Indonesia Aja Travel Fair 2023 diklaim sebagai terobosan untuk mempromosikan paket-paket wisata domestik secara agresif. Maya Watono, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, menyebut pameran perjalanan itu menjadi milestone luar biasa bagi perusahaannya dan Astindo yang digandeng sebagai mitra.

"Kita harus ekspose secara awareness dan traffic, sebelumnya belum ada di destinasi-destinasi tersebut," kata Maya.

 

2 dari 4 halaman

Apa Saja yang Ditawarkan di Indonesia Aja Travel Fair?

Pauline Suharno, Ketua Umum DPP Astindo, mengatakan travel fair kaliini didukung lima bank BUMN dan swasta Indonesia, yakni BCA, BNI, BRI, CIMB Niaga, dan Mandiri. Promo yang ditawarkan mulai dari cashback sebesar Rp500 ribu untuk setiap pembelanjaan minimum Rp3 juta hingga cicilan 0 persen selama tiga bulan.

Selain itu, mereka juga melibatkan maskapai penerbangan domestik, yakni AirAsia, Citilink, Garuda Indonesia, dan Pelita Air untuk memberikan potongan harga khusus agar harga tiket pesawat domestik semakin terjangkau. Sementara, Sriwijaya, Nam Air, dan Trans Nusa juga menyediakan kursi penumpang. Gelaran juga menggandeng KAI dan operator kapal pesiar.

Astindo juga menghadirkan beragam paket wisata premium untuk calon traveler, seperti paket golf dan paket selam. "Ada cosplay sambil diving, itu kan seru," imbuh Pauline.

Mereka juga menggelar talkshow yang menghadirkan komunita untuk membahas acara-acara yang akan mereka gelar, termasuk komunitas yoga yang akan menggelar event di Borobudur menyambut peringatan Waisyak. Pauline juga menyatakan Borobudur Marathon akan turut dipromosikan di acara tersebut.

"Kita juga akan ada lelang tiket pesawat dan men-challenge pengunjung untuk menunjukkan foto mereka sudah berkunjung ke 5 DPSP," ucapnya.

 

3 dari 4 halaman

Eksplorasi Hidden Gem

Di Indonesia Aja Travel Fair 2023 akan berlangsung di Mal Kota Kasablanka mulai 19--21 Mei 2023. Pauline menyebut pada gelaran perdana itu, pihaknya menargetkan bisa meraup Rp10 miliar. 

Ajang tersebut merupakan bagian dari kampanye Bangga Berwisata di Indonesia Aja (BBWI). Pameran tersebut tidak hanya untuk memajang sejumlah paket wisata, tetapi untuk mendorong terjadinya transaksi. Pihaknya sengaja mendorong pengelola tur bersertifikat dari daerah untuk berpartisipasi. 

"Daerah ini punya potensi luar biasa. Banyak hidden gem, tapi seringkali tempat makannya kurang layak, hotel kurang layak. Masalah air, amenitis, segala macam, kurang layang. Nah, ini tergantung kita sebagai pelaku untuk membangun kesadaran daerah itu. Enggak cuma infrastruktur, tapi Pemda dan pusat bergabung untuk membangun SDM-nya," ucap Pauline.

Ia mendorong wisatawan lokal memanfaatkan jasa agen tur lokal bersertifikat karena mereka dianggap yang paling mengerti pasar dan banyak berhubungan dengan vendor-vendor lokal. Langkah itu, selain untuk mempermudah dan menambah kenyamanan dalam perjalanan, juga menghindari peluang jadi korban calo atau ketok harga.

"Seringkali terjadi beli lewat sosmed, lewat calo, ujung-ujungnya perjalanan tidak nyaman," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Membagi Beban Bali

Lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), yakni Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Danau Toba, menjadi highlight dalam ajang travel fair tersebut. Odo menyebut ke-5 DPSP itu merupakan mesin pertumbuhan baru di luar Bali karena bebannya sudah terlalu banyak.

"Beban bali ini 60 persen. Traffic-nya tinggi, efeknya sudah mulai terasa. Kalau dibiarkan, akan memberi experience kurang baik," ucap Odo.

Investasi yang dikeluarkan pemerintah ke lima DPSP bertujuan menghasilkan multiplier effect. F1 Power Boat misalnya, bisa menghasilkan Rp290 miliar. Dengan acara digelar di Danau Toba, yang kecipratan rezeki bukan hanya hotel dan rumah makan, tetapi juga produk-produk UMKM.

"Masyarakat sampai telepon bupati nanya kapan ada acara lagi," ujarnya.

Maya menekankan bahwa berbagai acara yang digelar, bisa mendorong perkembangan destinasi pariwisata. Agenda KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo jadi contoh nyata lain bagaimana hal itu meningkatkan kesadaran publik secara luas tentang potensi wisata di tempat tersebut. Begitu pula dengan Festival Purnama yang digelar seminggu di Borobudur.

Di sisi lain, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dimatangkan di lima DPSP tersebut, khususnya soal infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya. InJourney sebagai entitas yang dibentuk pemerintah bertugas menyiapkan dukungan tersebut agar ke-limanya bisa segera mumpuni seperti Bali.

"Labuan Bajo rencana akan ada pembangunan tiga hotel. Toba juga akan ground breaking dua hotel bintang lima, di Samosir dan Kaldera. Event bukan hanya event, tapi ini katalis development," ujar Maya.