Liputan6.com, Jakarta - Gerombolan pria bermasker merampok tas Dior senilai 125.000 dolar AS atau setara Rp1,8 miliar dari sebuah mal mewah di New Jersey, Amerika Serikat. Kejadian tersebut membuat karyawan meringkuk di ruang belakang saat perampok merampas barang-barang bermerek langsung dari dinding, kata polisi Rabu, 17 Mei 2023.
Dikutip dari New York Post, Jumat, 19 Mei 2023, perampokan kelas atas terjadi sesaat sebelum pukul 11.00 waktu setempat pada Senin, 15 Mei 2023 ketika empat pria mengenakan pakaian gelap dan bermasker menyerbu toko Dior di mal di Short Hills, sekitar 20 mil di luar New York City, menurut polisi Millburn.
Karyawan berlari ke ruang belakang dan menelepon 911. Namun pada saat polisi tiba, perampokan tersebut telah berakhir, kata polisi.
Advertisement
Para perampok yang tidak bersenjata itu melarikan diri ke dalam SUV hitam dengan membawa 25 tas senilai 125.000 dolar AS, kata polisi. Sebuah video yang diunggah ke Instagram menunjukkan para pria buru-buru mengambil tas mahal.
Salah satu perampok bahkan terlihat melompat untuk meraih tas jinjing Dior Book bermonogram besar yang bertengger tinggi di rak. Para penjahat tersebut terlihat berlari di pusat perbelanjaan saat kabur.
Di akhir video, terlihat seorang pengunjung tampak sedang berjalan di dekat pintu masuk toko. Pengunjung tersebut terlihat terkejut ketika menyaksikan empat perampok bertudung dan topi bisbol berlari keluar dengan tergesa-gesa usai melancarkan aksinya.
Ogah Serahkan Tas Branded Puluhan Juta Rupiah
Sebelumnya, Jerad Kluting, lelaki asal Michigan, Amerika Serikat, yang pada Selasa, 14 Mei 2019, memutuskan untuk berjalan menuju rumah menjinjing tas branded yang biasa dipakai. "Saya mengambil rute yang sama untuk pulang ke rumah, mungkin sudah ribuan kali saya lewati," katanya melansir dari Buzzfeed, Kamis, 23 Mei 2019.
Ia mengatakan, entah datang dari mana, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri. Melihat gerak-geriknya, Jerad bercerita sudah mengira bahwa orang tersebut akan berbuat jahat.Â
Intuisinya benar. Dengan gerakan sangat cepat, lelaki itu membekap mulut Jerad menggunakan semacam bandana dan mengarahkan senjaga api ke bagian pingganggnya. Perampok itu memerintahkan Jerad untuk memberikan tas Louis Vuitton yang dipakainya.
Mendengarnya, Jerad mengaku langsung menemukan keberanian untuk menolak permintaan tersebut. "Anda tidak akan mendapatkan Louis Vuitton saya. Saya bekerja sangat keras untuk membeli tas ini," tuturnya menirukan ucapan kala itu.
Berbicara pada stasiun televisi lokal, WOOD-TV, Jerad mengatakan tak ingin memberikan tas yang dibeli seharga 1.700 dolar Amerika atau sekitar Rp 25 juta begitu saja pada seorang kriminal. "Tas ini benar-benar merepresentasikan diri saya," tambahnya.
Advertisement
Jadi Punya Nilai Lebih
Ia akhirnya melawan dengan melepaskan cengkraman perampok dan secepat mungkin berlari sembari menghindari empat tembakan senjata api. Jerad mengatakan, saat itu ia ketakutan setengah mati dan pasrah jika memang terkena tembakan.Â
Sembari tetap menyampirkan tas branded miliknya, lelaki 31 tahun ini berhasil mencapai pos polisi terdekat. Tak lama setelah kejadian, perampok tersebut, berkat bantuan Jared, berhasil diringkus pihak berwajib.
Setelah kejadian ini, Jerad mengatakan bahwa tas keluaran brand mewah asal Prancis ini bernilai makin berharga untuknya. "Ia jadi simbol benar dan salah untuk saya. Ia ada saat saya membuat keputusan tanpa banyak berpikir," ujarnya.
Jerad mengatakan bahwa sudah terlalu banyak kekerasan yang melibatkan senjata api untuk merampok. Pembelaan yang dilakukan, kata Jerad, tentu tak membuatnya jadi pahlawan, apalagi contoh bagi banyak orang.
"Saya sendiri masih terus mencerna kejadian tersebut. Ini sudah saatnya orang-orang berlaku tegas dan tahu apa yang harus dilakukan keika jadi korban perampokan," tutupnya.
Curi Tas Hermes dan Rolex untuk Pacar
Kasus lain terkait pencurian tas juga kerap terjadi. Seorang pelatih di bidang teknologi informasi (Information Technology/IT) nekat merampok dan mencuri barang mewah untuk sang kekasih yang berada di China. Tak lama kemudian, pria 30 tahun itu ditangkap polisi.
Seperti dikutip dari Straits Times, Jumat, 29 September 2017, Saw Yan Naing ditangkap di Bandara Changi saat hendak kembali ke Singapura sekitar dua pekan setelahnya. Saw, yang berangkat ke China beberapa jam setelah mencuri empat tas Hermes dan jam tangan Rolex senilai 82.800 dolar AS, divonis penjara selama dua tahun dan tiga bulan pada Kamis, 28 September 2017.
Setiap tas mewah itu berharga antara 7.700 dolar AS dan 29.000 dolar AS, sementara jam tangannya berharga 7.500 dolar AS. Warga Singapura tersebut mengaku bersalah membobol House of Brandz (HoBZ) di lantai dua pusat perbelanjaan The Arcade di Collyer Quay, pada 30 Desember 2016, sekitar pukul 02.15.
Saw yang bekerja di dekat The Arcade sudah familiar dengan tata letak toko-toko di sana. Dia bahkan tahu bagian bangunan yang menjadi targetnya sedang dalam renovasi dan keamanannya kurang ketat.
Advertisement