Sukses

Ketika Harga Skincare Jadi Bahan Obrolan Para Bocah, Disetarakan 20 Kg Beras dan 1 Pohon Besar

Dibalut komedi, para bocah ini menyinggung bagaimana produk skincare bisa jadi masalah lingkungan yang serius.

Liputan6.com, Jakarta - Ada saja konten media sosial yang viral setiap harinya. Di antara video yang sedang jadi sensasi online, ada "oborolan bocah" yang dalam cuplikannya membahas harga skincare. Klip ini dibagikan akun TikTok @reymon_72gar pada 9 Mei 2023.

"Sakit perutku lah 🤣🤣🤣," tulisnya sebagai keterangan unggahan. Rekaman yang dimaksud memperlihatkan percakapan antara dua anak perempuan, yang disebut bernama Adel dan Kristin, juga dua anak lelaki, yakni Noel dan Rivan.

Di awal klip, bocah bernama Noel berkata, "Hand body paling murah, harganya satu kilo(gram) beras. Lipstik, lima kilo(gram) beras. Apalagi skincare, Rivan, 20 kilo(gram) beras. Pokoknya kalau lengkap semua itu, jadinya satu karung beras."

Ini ditimpali bocah lelaki lainnya, yang disebut bernama Rivan. Ia mengatakan, "Itu pun cuma pakai satu minggu, habis, Noel. Kalau satu minggu, satu karung, berarti satu bulan empat karung dong." Noel menjawab, "Kalau dihemat, Rivan, jatuh performa (penampilan). Kalau dikonversi ke kayu, satu kubik jadinya."

"Tidak kusangka kecantikan seorang wanita menumbangkan satu pohon besar setiap bulan," Rivan menimpali. Noel melanjutkan, "Kalau penduduk Indonesia setengahnya perempuan, artinya 180 juta pohon harus tumbang setiap bulannya demi tampil seperti boneka Barbie, Rivan."

"Bahaya juga Noel, kalah-kalah perombakan hutan untuk kebun sawit," imbuh Rivan. "Kalau perkebunan sawit, ditanami ulang, Rivan. Kalau kecantikan, cuma alis dan bulu mata yang ditanam," jawab Noel.

"Kalau alis dan bulu mata, cuma bisa menahan keringat dengan air mata, mana bisa menahan banjir?" Rivan bertanya.

 

2 dari 4 halaman

Tanggapan 2 Bocah Perempuan

Narasi ini ditanggapi Adel dengan mengatakan, "Betul kamu bilang, Itin (Kristin). Laki-laki kalau tidak cuci tangan, pasti lempar batu." Kristin menanggaou, "Eh bapak-bapak, sampai sekarang jalan menuju rumah tidak pernah buntu. Kamu orang saja yang bikin jalan sendiri, akhirnya jadi masalah."

Adel melanjutkan, "Giliran kulitnya ibu-ibu di rumah kusam, bibirnya pucat, bapak-bapaknya yang mengeluh." "Kalau mengeluh masih mending, kalau bapaknya pindah hati, pindah rumah," sahut Kristin.

"Lebih parah lagi, Kristin, kalau ibunya yang disuruh pindah rumah. Kalau kamu bilang bedak, hand body, skincare itu yang bikin gundul hutan, kamu dua salah besar. Saya kasih tahu ya, sebenarnya keinginannya bapak-bapak yang bikin gundul hutan," sebut Adel.

"Bapak-bapak itu ingin istrinya kelihatan cantik, terus mau cantik bagaimana kalau muka cuma pakai bedak ketiak?" tanyanya. "Makanya, tahan itu keinginan, karena bukan kebutuhan. Bapak-bapak memang tidak bilang di mulut, tapi matanya ada orang bicara."

Rivan menjawab, "Saya tidak pernah dengar bapak-bapak tuntut supaya istrinya tampil cantik terus. Mana ada mata bicara?" "Saya juga tidak pernah dengar suara keluar dari mata," Noel menimpali.

 

 

3 dari 4 halaman

Cuplikan Video YouTube

Kristin menyahut, "Bapak-bapak tidak berani kasih keluar di mulutnya, uang belanja di dapur saja tidak cukup. Mata bicara tidak pakai suara. Kalau sudah ada cewek cantik lewat matanya, bapak-bapak langsung besar, padahal itu bukan istrinya."

Video berdurasi empat menit-an, yang sudah mencatat 7,5 juta penayangan di TikTok saat artikel ini ditulis, sebenarnya merupakan potongan dari rekaman berdurasi 11 menit dan 4 detik yang diunggah di kanal YouTube Santukaka pada 6 Mei 2023. Klip tersebut diberi judul "Kecantikan Pembawa Banjir."

Di keterangan video, YouTuber itu menulis, "Komedi Santukaka, peringatan untuk menjaga hutan, menghindari penebangan liar, atau penggundulan hutan," yang sampai artikel ini ditulis sudah mengumpulkan 23.913 penayangan.

Tidak hanya soal "harga skincare," konten di kanal YouTube itu menjanjikan berbagai "cerita kehidupan di masyarakat yang dibalut dengan komedi lucu." "Konten di channel ini menggunakan bahasa indonesia dan bahasa Pamona Poso," kata pihaknya dalam keterangan kanal YouTube mereka.

4 dari 4 halaman

Masalah Lingkungan dari Industri Kecantikan

Bukan obrolan kocak semata, isu lingkungan dan industri kecantikan makin santer disorot dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah masalah sampah kemasan produk perawatan kecantikan.

Di Indonesia, Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen PSLB3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengatakan, sampah kemasan yang umum didapati adalah kertas, berbagai macam plastik, logam, dan kaca. "Karet ada juga, tapi sedikit," katanya melalui sambungan telepon pada Liputan6.com, 23 Juli 2021.

Yang paling susah diolah kembali, sambung Novrizal, adalah kemasan yang mengombinasikan beberapa komponen, atau yang biasa dikenal sebagai multilayer plastic. "Misalnya, plastik ditambah aluminium foil," ucapnya.

Novrizal menjelaskan, peran dan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah kemasan sudah tertera dalam Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Juga, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Sementara, pedoman pelaksanaan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

"Regulasi teknisnya (Permen LKH No. P.75 Tahun 2019) meminta pengurangan sampah minimal 30 persen pada 2030," ucapnya. Dokumen jalan pengurangan sampah seharusnya terimplementasi tahun ini.