Sukses

Pangeran Harry Tidak Boleh Terima Perlindungan Polisi Selama di Inggris, Kenapa?

Kasus perlindungan polisi ini adalah salah satu dari beberapa tuntutan hukum Pangeran Harry yang sedang berlangsung di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry tidak boleh menerima perlindungan polisi selama di Inggris. Pasalnya, Duke of Sussex kalah dalam gugatan hukum terkait hak membayar perlindungan polisi saat berada di kampung halaman, Pengadilan Tinggi London memutuskan pada Selasa, 23 Mei 2023, dalam serangkaian tuntutan hukum yang sedang dilakukan Pangeran Harry di negara tersebut.

Melansir CNN, Rabu (24/5/2023), suami Meghan Markle ini menentang keputusan menarik perlindungan polisinya setelah ia mengundurkan diri sebagai bangsawan yang bekerja. Di pengadilan, Hakim Justice Chamberlain menolak meninjau kembali keputusan yang tidak mengizinkannya membayar perlindungan polisi dari dana pribadi.

Upaya hukum terpisah untuk meninjau kembali keputusan awal melepaskannya dari perlindungan yang didanai pembayar pajak sedang berlangsung. Dalam pengajuan tertulis ke Pengadilan Tinggi, Home Office Inggris berpendapat bahwa Komite Eksekutif untuk Perlindungan Royalti dan Tokoh Masyarakat (RAVEC) "dianggap tidak tepat mendukung orang kaya bisa 'membeli' perlindungan dari spesialis petugas polisi (kemungkinan termasuk petugas bersenjata)."

Peninjauan yudisial sekarang telah ditolak untuk klaim ini, kata Chamberlain. Kasus hukum perlindungan polisi Inggris ini adalah salah satu dari beberapa tuntutan hukum Pangeran Harry yang sedang berlangsung di kampung halamannya.

Duke of Sussex diperkirakan akan kembali ke London bulan depan untuk memberikan kesaksian dalam persidangan terpisah mengenai klaim peretasan telepon terhadap Mirror Newspaper Group (MNG). Persidangan ini tercatat dimulai pada 10 Mei 2023 dan diperkirakan akan berlangsung selama tujuh minggu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Permintaan Maaf pada Pangeran Harry

Sebelumnya, grup penerbit yang menaungi tabloid Inggris, The Daily Mirror, meminta maaf pada Pangeran Harry di hari pertama sidang kasus dugaan penyadapan telepon. MGN meminta maaf atas pengumpulan informasi yang melanggar hukum dan mengatakan tak akan mengulanginya.

Pengacara Harry mengatakan pada pengadilan bahwa ia jadi sasaran "metode paling mengganggu untuk mendapatkan informasi pribadi." Dalam dokumen pengadilan yang dirilis di awal persidangan, MGN mengakui "bukti adanya instruksi pihak ketiga untuk terlibat dalam UIG (pengumpulan informasi yang melanggar hukum) jenis lain."

Penerbit menambahkan, "MGN tanpa syarat meminta maaf atas semua kasus UIG semacam itu."

Dikutip dari news.com.au, 11 Mei 2023, MGN mengakui menggunakan jasa detektif swasta untuk secara tidak sah mengumpulkan informasi tentang Duke yang mengunjungi klub malam Chinawhite pada 2004. Pengacara Harry menuduh para eksekutif di perusahaan mengetahui tentang penyadapan telepon yang meluas, tapi gagal bertindak.

Namun, MGN menyangkal terlibat dalam peretasan telepon. Pernyataan tersebut merupakan bagian dari pembelaan penerbit terhadap klaim yang diajukan Harry dan individu lain, termasuk ahli waris mendiang penyanyi George Michael, atas dugaan pengumpulan informasi yang melanggar hukum untuk sejumlah publikasi di media-media MGN, yang juga mencakup The Sunday Mirror dan The Sunday People.

3 dari 4 halaman

Kasus Dugaan Peretasan Telepon

Penerbit juga menyangkal keterlibatan apa pun dalam kasus salah satu penggugat, Michael Turner. Dalam sidang sebelumnya diberitahu bahwa kasus Harry mencakup 148 artikel yang diterbitkan antara 1996--2010, termasuk informasi yang diduga diperoleh melalui metode ilegal, seperti peretasan telepon.

Mewakili penerbit, Andrew Green KC mengatakan permintaan maaf itu tidak dibuat dengan tujuan taktis untuk mengurangi kerugian, tapi dibuat karena perilaku seperti itu seharusnya tidak pernah terjadi. Persidangan terhadap MGN adalah yang terakhir dari beberapa kasus yang diajukan terhadap tabloid oleh Duke dan Duchess of Sussex selama beberapa tahun terakhir.

Harry juga terlibat dalam tindakan yang terkait dengan dugaan peretasan telepon terhadap dua perusahaan lain, yakni penerbit The Daily Mail, dan penerbit The Sun. Kedua perusahaan menyangkal melakukan kesalahan.

Mengutip CNN, Mirror Group Newspapers yang kini dimiliki Reach menyatakan "tanpa syarat meminta maaf dan menerima bahwa (Harry) berhak atas kompensiasi yang sesuai" untuk kasus pengumpulan informasi yang melanggar hukum hampir 20 tahun lalu. Insiden itu melibatkan seorang detektif swasta yang dibayar 75 pound sterling pada 2004 oleh Sunday People, tabloid yang dimiliki grup itu, untuk mengumpulkan informasi tentang Harry saat berada di klub malam di London.

4 dari 4 halaman

Tudingan pada Kerajaan Inggris

Seiring gugatan hukum pada penerbit Inggris itu, tudingan baru diluncurkan Pangeran Harry pada Kerajaan Inggris. Melansir People, 29 Maret 2023, ia mengajukan pernyataan saksi, mengatakan bahwa ia dibuat mengadopsi kebijakan keluarganya untuk "tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan" ketika berhadapan dengan media.

"Menyusul kematian ibu saya pada 1997 ketika saya berusia 12 tahun dan perlakuannya di tangan pers, saya selalu memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan pers," katanya. "Namun, sebagai anggota Institusi (Kerajaan Inggris), kebijakannya adalah 'tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan.'"

"Tidak ada alternatif, saya dikondisikan untuk menerimanya. Sebagian besar, saya menerima ketertarikan untuk menjalankan fungsi publik saya," imbuh ayah dua anak itu. Namun, Pangeran Harry mengatakan, berkencan dengan Meghan membuatnya "semakin bermasalah dengan pendekatan tidak mengambil tindakan terhadap pers setelah serangan ganas yang terus-menerus, pelecehan, dan terkadang artikel rasis tentang Meghan."

Ia menambahkan bahwa "situasinya jadi lebih buruk" dengan kehamilan Meghan dan kelahiran anak pertama mereka, Pangeran Archie, pada Mei 2019. Harry mengatakan, ia menyadari bahwa ia memiliki klaim terhadap News Group Newspapers terkait peretasan telepon yang bisa saja ia permasalahkan pada 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.