Sukses

Putri Politikus Malaysia Nikah dengan Riasan Paes Jawa Jadi Sorotan

Pernikahan Putri Dato Seri Utama Tengku Adnan Mansor di Kuala Lumpur Malaysia disorot karena memilih konsep pernikahan adat Jawa lantaran ibu sang pengantin asli orang Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan Najwa, Putri Dato Seri Utama Tengku Adnan Mansor, politikus Malaysia di Kuala Lumpur dapat sorotan publik. Hal itu tak lain karena Najwa merupakan orang asli Malaysia, namun ia memilih konsep pernikahan adat Jawa yang begitu kental.

Mengutip dari laman Instagram @bennusorumba, seorang makeup artist yang pernah mendandani Erina Gudono, bukan tanpa alasan Najwa memilih riasan paes Jawa tersebut karena sang ibu ternyata asli orang Jawa. Tentunya publik akan mengingat sosok ibunya yang seorang artis asal Indonesia, Enny Beatrice. 

Datuk Seri Utama Tengku Adnan bin Tengku Mansor atau lebih dikenal dengan nama Ku Nan menikahi Enny pada 1989. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, salah satunya Tengku Najwa Adnan yang baru-baru ini menikah. 

"Tema makeup resepsi tetap dengan my signature look‘ Hollywood Glam ‘Karna kulit sang bride asli nya Super putih bgt aku buat complexionya turun 1 tone warna dr warna kulit aslinya," tulis Juanda Hasid Sorumba di keterangan foto, dikutip Kamis (25/5/2023).

Ia juga menuturkan bahwa makeup menjadi sempurna dengan sapuan blush peach. Selain itu untuk menyempurnakan tampilannya, pilihan lipstik warna cokelat paling tepat agar mengkombinasikan warna kebayanya yang elegan. 

Dari potret yang terlihat, kebaya putihnya sendiri dirancang oleh Vera Anggraini untuk sesi akad nikah. Sementara di resepsi tampak tatanan rambut yang dipakai berubah menjadi Paes Ageng seperti saat Erina Gudono menikah dan tak ketinggalan dengan alis menjangan. 

2 dari 4 halaman

Keistimewaan Paes Jawa

Mengenai pernikahan adat Jawa Tengah, tentu paes menjadi salah satu elemen penting yang persiapannya tidak main-main. Mengutip dari laman Bridestory, Kamis (25/5/2023) paes merupakan riasan untuk pengantin perempuan dari area dahi hingga rambut.

Lekukan-lekukan paes pada dahi disebut cengkorongan. Daerah Yogyakarta dan Solo adalah dua daerah yang dikenal paesnya. Paes biasanya menggunakan pidih berwarna hitam, kecuali paes basahan Solo yang berwarna hijau.

Isti Rahayu, perias paes senior di Jakarta yang dikenal dengan nama Yayuk Paes mengungkapkan jika awalnya paes dibuat menggunakan pidih (sejenis lilin). Namun, saat ini perias modern, termasuk dirinya, lebih memilih menggunakan cairan eyeliner karena lebih aman pada kulit, terutama untuk kulit sensitif.

Selain sisi teknis, Yayuk pun tak segan menjelaskan pakem anatomi paes berikut maknanya. Nilai yang sarat filosofi ini sebenarnya merupakan sebuah gambaran dari pondasi pernikahan itu sendiri.

Seperti gajahan atau panunggul, bentuk ini merupakan lekukan paling lebar di bagian tengah yang menyerupai huruf U. Gajahan atau panunggul (paes ageng) mengambil bentuk gunung dan melambangkan Trimurti atau tiga kekuatan dewa tunggal.

3 dari 4 halaman

Makna Citak dan Pengapit pada Paes

Bentuk U gunung ini juga mewakilkan sebuah harapan jika kehormatan dan derajat seorang perempuan akan ditinggikan saat dia menikah. Pada paes basahan dan paes putri Solo bentuk lekukan lebih besar, sedangkan pada paes ageng lebih ramping, dan pada paes putri Yogyakarta bahkan ujungnya terlihat lebih runcing.

Ada pula citak, bentuk seperti berlian ini digambar di dahi dan di antara alis. Citak merefleksikan mata Dewa Siwa sebagai pusat ide dan pikiran, citak mewakilkan harapan pengantin perempuan yang cerdas, cemerlang, dan berakhlak baik. Citak diaplikasikan di semua jenis paes, kecuali paes putri Solo.

Selain itu terdapat pengapit, letaknya di samping kiri dan kanan gajahan terdapat dua buah bentuk lekukan yang runcing. Disebut pengapit, bentuk ini diibaratkan pengendali gajahan. Artinya meskipun dalam rumah tangga banyak rintangan, pengantin diharapkan selalu berjalan lurus sesuai tujuannya yang mulia.

4 dari 4 halaman

Detail Paes Jawa

Sementara penitis terdapat di sebelah pengapit terdapat penitis. Lekukan yang tak runcing dan tidak sebesar gajahan ini melambangkan bahwa segala sesuai harus memiliki tujuan dan dijalankan secara efektif, termasuk dalam urusan mengelola keuangan keluarga.

Untuk makna godheg yang terdapat di dekat telinga, pengantin akan dibubuhi lekukan kecil yang disebut godgeh. Melambangkan kebijaksanaan, godheg adalah sebuah pengingat bagi calon pengantin untuk selalu intropeksi diri, serta doa agar pengantin diberi keturunan.

Pada paes ageng, setiap lekukan diisi dengan bentuk capung berwarna emas yang melambangkan harapan supaya pengantin selalu ulet dalam menjalani hidup. Lalu, garis emas yang membingkai warna hitam lekukan juga jadi ciri khas dari paes ageng.

Beberapa detail riasan pengantin Jawa yang tidak kalah pentingnya dengan makna paes. Salah satunya alis menjangan atau alis rusa menginspirasi riasan wajah pengantin dengan paes basahan dan paes ageng. Alis dirias menyerupai bentuk tanduk rusa melambangkan harapan agar kedua pengantin berlaku cerdik, cerdas, dan anggun, sama halnya karakter rusa, dalam menghadapi persoalan rumah tangga.