Sukses

Buntut Pengakuan Pangeran Harry Gunakan Narkoba, Pemerintah AS Ikut Diseret ke Pengadilan

Sebuah lembaga think tank menuntut agar data tentang pengajuan visa Amerika Pangeran Harry diungkap ke publik, khususnya bagaimana Harry menjawab apakah ia pernah menggunakan narkoba atau tidak.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan hadir di pengadilan federal pada Selasa, 6 Juni 2023, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan terkait pengajuan visa Amerika Pangeran Harry setelah dia mengaku menggunakan narkoba. Proses hukum itu diambil The Heritage Foundation, sebuah lembaga think tank konservatif yang berbasis di Washington DC.

Organisasi tersebut ingin mengetahui bagaimana Harry bisa masuk ke AS mengingat dia mengaku dalam memoarnya, Spare, telah mengonsumsi kokain, ganja, dan jamur ajaib. Mereka menuntut pemerintahan Joe Biden mengungkapkan file imigrasi Duke of Sussex itu.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu, 31 Mei 2023, The Heritage Foundation mengatakan kasusnya akan disidangkan di depan hakim federal pada 6 Juni 2023 pada pukul 14.30, waktu setempat, di ruang sidang 17 Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia. Pemerintah AS juga akan diwakili. Nile Gardner, Direktur Pusat Kebebasan Margaret Thatcher di Heritage Foundation, juga menyampaikan proses persidangan akan terbuka untuk pers.

Tuntutan hukum yang diajukan The Heritage Foundation bertujuan untuk mencari tahu apakah pengakuan Harry soal menggunakan narkoba itu juga disebutkan dalam permohonan visanya. Keputusan untuk membuka segel catatan imigrasi dapat berimplikasi pada status Harry di AS mengingat pengakuan penggunaan narkoba dapat membuat aplikasi visanya ditolak.

Banding ke pengadilan diajukan setelah lembaga itu gagal membongkar file permohonan visa menggunakan Undang-Undang Kebebasan Informasi pada Maret 2023. Di bawah aturan hukum AS, siapa pun yang mengakui penyalahgunaan narkotika ilegal di masa lalu umumnya ditolak masuk ke negara itu.

 

2 dari 4 halaman

Alibi Kepentingan Masyarakat

The Heritage Foundation berpendapat bahwa ada 'minat publik yang sangat besar' untuk mempelajari bagaimana Harry menjawab pertanyaan tentang obat-obatan dalam aplikasinya. Mereka optimistis bisa berhasil membuka segel fokumen mengingat rekam jejak pihak berwenang sebelumnya yang mengeluarkan dokumen imigrasi tentang tokoh masyarakat.

Situs web Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS memiliki ruang baca elektronik yang berisi file beberapa selebritas, seperti mendiang musisi George Michael dan John Lennon. Berbicara awal bulan ini, Gardiner - mantan pembantu senior Margaret Thatcher - mengatakan gugatan itu bertujuan untuk mencapai 'transparansi dan akuntabilitas.'

"Ada kepentingan publik AS yang sangat jelas untuk memastikan Harry tidak menerima perlakuan yang menguntungkan atau istimewa dari otoritas imigrasi," tambahnya.

Menurut prosedur, pemohon visa untuk tinggal dan bekerja di Amerika harus mencentang kotak untuk menjawab 'ya' atau 'tidak' terkait pertanyaan tentang penggunaan narkoba di masa lalu. Bunyinya, 'Apakah Anda atau apakah Anda pernah menjadi penyalahguna atau pecandu narkoba?'

Dengan menjawab ya dapat mengakibatkan ditolaknya visa AS, seperti yang terjadi dalam kasus Amy Winehouse pada 2008. Saat itu, dia membatalkan rencananya untuk menghadiri penghargaan Grammy. 

3 dari 4 halaman

Pengakuan Narkoba yang Digunakan Harry

Tetapi, pengakuan penggunaan narkoba tidak secara otomatis melarang Anda dari AS seumur hidup. Setiap penolakan masuk dapat dibatalkan setelah wawancara langsung di konsulat AS atau kantor imigrasi resmi, dengan surat pernyataan dapat dikeluarkan.

"Harry harus menyambut baik rilis aplikasi keimigrasiannya sehingga publik dapat melihat apa yang dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut," kata The Heritage Foundation. MailOnline telah menghubungi perwakilan Harry untuk merespons sidang peradilan itu.

Dalam buku Spare yang ditulis Pangeran Harry dan beberapa tayangan televisi, Harry mengaku pernah mengonsumsi kokain, ganja, dan jamur ajaib atau “magic mushroom”. Dia mengatakan mariyuana dan psikedelik 'sangat membantu 'traumanya', sementara kokain lebih merupakan 'hal sosial'.

Harry mengungkapkan pertama kali menggunakan kokain pada syuting akhir pekan pada saat berusia 17 tahun. Dia kemudian terus menggunakan kokain pada beberapa kesempatan lain. Pangeran Harry juga mengaku pernah mengalami halusinasi selama acara yang dipenuhi para selebriti di California, dan merokok ganja setelah kencan pertamanya dengan Meghan.

4 dari 4 halaman

Merasa Terbantu karena Gunakan Narkoba

Pangeran Harry mengatakan penggunaan obat-obatan terlarang itu membawa dampak positif. Misalnya, obat psikedelik ayahuasca dikatakannya 'memberi saya perasaan rileks, lepas, nyaman, ringan yang berhasil saya pertahankan untuk jangka waktu tertentu'.

Duke berusia 38 tahun itu membuat komentar dalam sebuah wawancara dengan terapis Dr Gabor Maté, seorang pendukung dekriminalisasi obat-obatan yang diduga menggunakan tanaman Amazon ayahuasca untuk merawat pasien yang menderita penyakit mental.

Harry mengatakan kepadanya, "(Kokain) tidak berdampak pada saya, itu lebih merupakan tuntutan sosial dan pasti membuat saya merasa diterima oleh komunitas, saya pikir itu mungkin juga membuat saya merasakan perasaan yang berbeda, yang merupakan tujuan utamanya.”

Sementara, ganja berdampak besar pada hidupnya. Ia mengatakan, "Ganja berbeda, itu benar-benar membantu saya."

Fiona Spargo-Mabbs, yang meluncurkan badan amal pendidikan narkoba karena putranya Daniel meninggal akibat overdosis ekstasi yang tidak disengaja pada usia 16 tahun, mengatakan komentar sang duke itu 'memprihatinkan'.