Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengkhawatirkan datang dari Gunung Everest. Ini disampaikan seorang pendaki bernama Mingma Tenzi Sherpa yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest untuk ke-9 kali. Alih-alih menikmati pemandangan indah, ia merasa jijik dengan apa yang dilihat di sekitarnya.
Saat ia mendaki ke puncak Everest, dilansir dari NY Post, Kamis, 1 Juni 2023, Tenzi melihat banyak sampah yang mengganggu pemandangan. Ini termasuk sampah pembalut wanita, perlengkapan hiking, serta mangkuk dan sendok baja.
Baca Juga
Pada 18 Mei 2023, melalui akun Instagram-nya, @tenzi_sherpa1999, Tenzi membagikan video yang menampilkan kekacauan tersebut. Tampak dari dekat bahwa tenda-tenda, kain, dan tali ditinggalkan begitu saja.
Advertisement
"Kita dapat melihat banyak tenda, botol oksigen kosong, mangkuk baja, sendok, pembalut sanitasi, kertas, dan banyak hal yang digunakan manusia," tulisnya dalam keterangan video tersebut.
"Entah pekerjaan ini dilakukan oleh kita yang berada di sana untuk mendaki Everest atau bukan. Saya merasa sangat sedih setiap kali melihat banyak kelompok dan perusahaan ekspedisi memotong logo perusahaan mereka dan meninggalkan semua tenda mereka di sana," sambungnya.Â
EverestToday kemudian dalam akun Twitter-nya mengunggah ulang video tersebut dan menulis, "Sungguh memprihatinkan melihat tumpukan sampah di Camp IV Gunung Everest (8848,86 m)."
"Sudah saatnya kita mengatasi masalah sampah di gunung dengan segera dan penuh komitmen. Mari kita tuntut peraturan yang lebih ketat, penegakan praktik pendakian yang bersih, dan strategi pengelolaan limbah yang efektif," tambahnya.
Berusaha Kampanyekan Gunung Bersih
Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia, mencapai tinggi 8.849 meter di atas permukaan laut, menurut Britannica. Tenzi, yang diklaim perusahaannya sebagai salah satu "pemandu gunung terbaik dari generasinya," menyatakan bahwa ini adalah "kemah terkotor" yang pernah ia lihat dalam hidupnya.
Menurut Jam Press, ia dan timnya telah membersihkan hampir 200 kg sampah dari gunung tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa masih banyak pekerjaan pembersihan yang perlu dilakukan.
Tenzi menjelaskan dalam keterangan fotonya bahwa pembersihan dilakukan di gunung tersebut secara berkala, tapi aksi itu tidaklah cukup.
"Kampanye Clean Mountain telah dimulai bertahun-tahun lalu," tulisnya. "Meski kampanye tersebut telah melakukan upaya baik untuk membersihkan gunung, namun seperti biasa, perusahaan selalu meninggalkan sampah di gunung, dan itu akan sulit membersihkannya."
Menurut Tenzi, para pengurus Gunung Everest hanya memakan "gaji buta" tanpa mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik.
Advertisement
Peraturan Deposit Sampah
Pada 2014, pemerintah Nepal meluncurkan inisiatif mencegah pembuangan sampah sembarangan di Gunung Everest. Menurut National Geographic, jika Anda mengunjungi gunung tersebut, Anda diwajibkan membayar deposit sebesar empat ribu dolar AS (sekitar Rp59 juta).
Namun demikian, uang Anda akan dikembalikan jika Anda membawa pulang 8 kg sampah dari pendakian Anda. Jumlah tersebut adalah berat rata-rata sampah yang dihasilkan satu orang per pendakian.
Peraturan tersebut telah berjalan sejak 2014. Kemudian pada 2019, pemerintah Nepal membuat kampanye membersihkan 10 ribu kg sampah dari gunung tertinggi di dunia itu.
Tenzi berpendapat melalui Instagram, "Saya ingin meminta pemerintah untuk menghukum perusahaan-perusahaan yang membiarkan sampah mereka di gunung ini. Ini adalah masalah besar yang kita semua hadapi."
Dalam berita lain mengenai Gunung Everest, minggu lalu, veteran Tentara Inggris, Hari Budha Magar, jadi orang pertama dengan amputasi ganda di atas lutut yang berhasil mencapai puncak gunung tersebut. Ia mengungkap bahwa ia "menangis seperti bayi ketika mencapai puncak."
Hampir 500 Pendaki di Musim Semi 2023
Lebih dari 600 orang mencoba mencapai puncak Gunung Everest setiap musim pendakian selama beberapa minggu ketika kondisi cuaca sedang bagus. Mengutip Global Liputan6.com, sebanyak 463 izin telah diberikan Nepal pada para pendaki di ekspedisi musim semi April 2023 ke Gunung Everest.
Ratusan izin itu dikeluarkan meski ahli mengkhawatirkan terjadi kepadatan di puncak yang mungkin akan berbahaya. Sekitar 367 pendaki pria dan 96 wanita dari 65 negara sejauh ini telah mendapat izin untuk mendaki gunung tertinggi di dunia yang terletak di sisi Nepal, Yubaraj Khatiwada.
Direktur Departemen Pariwisata Nepal mengatakan bahwa pendaki gunung asal Amerika dan China menempati urutan teratas daftar pendaki.
Melansir BBC, 29Â April 2023, diketahui bahwa musim semi disebut sebagai waktu utama atau terbaik untuk mendaki Gunung Everest. Meski beberapa pendaki mungkin lebih memilih menelusuri gunung itu di musim gugur yang tidak lebih menguntungkan.
Sebagian besar pendaki mencoba mendaki puncak Everest pada Mei. Biasanya setelah pertengahan Mei, suhunya lebih hangat dan angin di ketinggian yang dikenal sebagai jet stream telah menjauh dari pegunungan.
Advertisement