Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry bersaksi bahwa cerita tentang teman sekolahnya yang menjual cerita tentang dirinya kepada tabloid, sebagaimana digambarkan dalam buku memornya yang menggemparkan, didasarkan pada 'asumsi' yang tidak kuat kebenarannya. Pangeran Harry (38) juga mengakui pada Selasa, 6 Juni 2023, bahwa ia tidak lagi percaya pada tulisannya sendiri dalam buku biografinya, Spare, yang dirilis pada Januari 2023 itu.Â
Dikutip dari New York Post pada Rabu (7/6/2023), Duke of Sussex mengatakan kepada Pengadilan London bahwa ia awalnya meyakini bahwa cerita yang bocor tentang teman sekelasnya di Eton College yang mencukur rambutnya sebagai lelucon lebih dari 20 tahun yang lalu bisa sampai ke tabloid karena ada seorang teman yang membocorkan.
Baca Juga
Alasan Kemenangan Donald Trump Berdampak Besar pada Kehidupan Pangeran Harry dan Meghan Markle di AS
Brand Gaya Hidup Meghan Markle Tersandung Kasus Tuntutan Merek Dagang, Dinilai Terlalu Mirip Merek Pesaing
Pangeran William Singgung Pangeran Harry di Film Dokumenter, Pertama Kalinya Sejak Bertengkar Hebat
"Sebagai seorang anak di sekolah, saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana mereka mendapatkan cerita itu. Jadi, saya membuat asumsi sendiri (bahwa seorang teman yang membocorkannya)," jelas Harry versinya tentang peristiwa dalam bukunya kontroversialnya itu.
Advertisement
"Beberapa tahun kemudian, tampaknya itu bukanlah kejadian yang sebenarnya," katanya mengakui.
Harry muncul di pengadilan minggu ini untuk bersaksi terkait gugatannya terhadap Mirror Group Newspapers. Ia menuduh grup media itu menggunakan metode yang tidak etis untuk memperoleh informasi tentang dirinya, seraya menambahkan bahwa tekanan pers sering kali berdampak negatif pada hubungan persahabatannya.
Pangeran Harry adalah anggota senior keluarga kerajaan pertama yang bersaksi di pengadilan dalam 130 tahun terakhir. Terakhir kali, buyut-kakeknya, Edward VII bersaksi dalam persidangan pencemaran nama baik atas permainan kartu sebelum ia menjadi raja.
Harry Tuduh Pers Penyebab Paranoidnya
Pangeran Harry berbicara tentang bagaimana gangguan dari media merusak hubungan pribadinya. "Sayangnya, banyak dari teman-teman saya yang menjadi paranoid seiring waktu, dan tidak lagi menjadi teman saya," katanya. "Semakin sering ini terjadi seiring waktu, semakin sedikit saya bercerita kepada orang lain. Saya menjadi paranoid tentang orang-orang di sekitar saya."
Menurut SykNews, Harry mencatat bahwa dia sangat terpukul dengan sepasang artikel pada 2002 yang menuduhnya menggunakan narkoba bersama teman-temannya.
"Kenyataan bahwa para jurnalis pihak tergugat mencoba melibatkan beberapa teman saya dan menyebutkan nama mereka untuk mempermalukan mereka, membuat saya merasa mual," tulisnya dalam pernyataan saksi sebanyak 55 halaman.
"Saya tidak hanya stres dan khawatir tentang siapa yang bisa saya percayai tentang informasi pribadi saya, tetapi saya juga tahu bahwa saya harus merasa khawatir untuk siapa pun yang dekat dengan saya karena mereka bisa menjadi target bagi pihak tergugat," ujar Duke of Sussex itu.
Advertisement
Buku Kontroversial yang Memperparah Perpecahan
Selama persidangan, Harry mengulangi keyakinannya bahwa kedua cerita tersebut adalah hasil dari pengumpulan informasi yang melanggar hukum. Asumsi Pangeran Harry bahwa teman-teman sekolahnya menjual cerita tentang dirinya kepada surat kabar adalah salah satu klaim yang meledak dalam buku Spare.
Dia juga berspekulasi bahwa dia lahir untuk menyediakan organ dan "bagian cadangan" lainnya bagi kakaknya, Pangeran William, yang merupakan pewaris takhta. Di satu titik dalam buku tersebut, Harry juga membandingkan keluarga kerajaan dengan "sekte sesat."
Penerbitan buku itu juga diyakini menjadi hal yang semakin memperparah perpecahan antara Harry dan istrinya, Meghan Markle, dengan ayahnya, Raja Charles III. Meghan (41) baru-baru ini banyak diberitakan karena melewatkan seluruh rangkain pelantikan Raja Charles pada 6 Mei 2023, sementara Harry menghadiri hanya upacara utamanya sebelum segera kembali ke rumah mereka di California, Amerika Serikat.Â
Minggu lalu, sumber yang dekat dengan nenek almarhum Pangeran, Ratu Elizabeth II, menuduh Harry, mantan anggota keluarga kerajaan itu "sangat jahat" selama hari-hari terakhir sang Ratu.
Media Berargumen Memberitakan Harry Secara Sah
"Perlakuan Harry yang mengumumkan bahwa dia sedang menulis memoar ketika neneknya tidak hanya baru saja menjadi janda tetapi sebenarnya sedang dalam kondisi sekarat, seperti yang dia tahu, kekejaman dari tindakannya itu membuat kita tercengang," ujar mereka.
Pangeran Harry dan Meghan menjaga jarak dari keluarganya pada 2020, ketika mereka mengundurkan diri sebagai anggota senior kerajaan dan pindah ke Montecito. Mereka kini tinggal bersama kedua anak mereka, Pangeran Archie (4) dan Putri Lilibet (2).
Kasus terhadap Mirror Group Newspapers adalah salah satu dari beberapa gugatan terhadap media yang diajukan oleh Pangeran Harry yang telah dibawanya ke pengadilan. Pihak terdakwa berargumen bahwa mereka menggunakan dokumen, pernyataan publik, dan sumber yang terpercaya untuk melaporkan kegiatan sang bangsawan muda itu secara sah.
Dalam bukunya, Harry menulis bahwa "rambutnya tidak pernah pulih sepenuhnya setelah teman sekelasnya di Eton mencukur habis," dan mengatakan bahwa dia mulai menjadi botak setelah itu.
Advertisement