Liputan6.com, Jakarta - Fenomena pengobatan Ibu Ida Dayak sempat jadi perbincangan masyarakat beberapa bulan lalu. Pasalnya, banyak pihak yang mengaku telah sembuh berkat terapi yang dilakukan oleh Ibu Ida Dayak.
Setelah sempat tidak terdengar lagi kiprahnya, nama Ida Dayak kini kembali banyak dibicarakan. Itu karena ia tampil dengan memakai hijab atau jilbab.
Hal itu diketahui dari sejumlah video yang beredar di media sosial, seperti di akun YouTube Tribunnews dan Arjuna Ganteng, Kamis (8/6/2023). Dalam sebuah video Ibu Ida terlihat tampil lebih tertutup dengan memakai hijab dan baju lengan panjang.
Advertisement
"Yang ini palsu, yang kemarin itu yang asli yang pakai baju merah itu," kata Ida Dayak dilihat di akun Youtube Arjuna Ganteng. Ida berseloroh, ketika mengobati pasien atau menjual minyak ia memang kerap menghadirkan berbagai kondisi, mulai dari tegang, lucu dan menyenangkan.
"Jualan itu ada lucu, ada tegangnya, ada jogetnya ada ketawanya. yang tegangnya itu diobatin, jadi jangan joget-joget doang nanti kaya orang gila," ucap Ida. Ida Dayak juga mengaku punya keterampilan lain selain mengobati.
"Saya kan jadi penari juga, jadi pelawak juga, jadi ustazah penceramah juga, jadi dokter juga, jadi pelawak," tuturnya. Ida bercerita setelah mengobati pasien selalu merasa lelah. "Ngantuk (abis ngobati) sama loyo. jadi lemas, tenaganya pun lemas," ujarnya.
Sementara asisten Ida Dayak, Asep, bercerita biasanya setelah mengobati pasien Ida selalu menghilang. "Pulang-pulang bawa makanan kiri kanan," katanya.
Â
Â
Pamor Ida Dayak
Selain menari, mengobati, dan melawak, menurut Asep Ida Dayak pun kini sudah menjadi selebritas karena selalu dicari banyak orang. "Sekarang dicari seluruh Indonesia," ujar Asep.
Belum diketahui apakah Ibu Ida Dayak benar-benar sudah memakai hijab atau hanya sesekai mengenakannya seperti untuk keperluan membuat konten video.
Yang jelas, salah satu penyebab pamor Ida Dayak melambung adalah karena sejumlah figur publik kedapatan pernah diobati oleh dirinya. Rupanya, salah satu figur publik yang sempat diobati oleh pemilik nama Ida Andriyani itu adalah putra bungsu Presiden Pertama RI Soekarno, Guruh Soekarnoputra.
Terlihat dalam sebuah video di media sosial, Guruh Soekarnoputra menjulurkan tangannya kepada Ida Dayak. Momen Guruh Soekarnoputra diobati oleh Ibu Ida Dayak, beredar melalui video di akun TikTok @17_patria.m, diunggah belum lama ini.
Dalam video itu, Guruh Soekarnoputra terlihat diobati tangan kanannya selama diobati Ida Dayak sambil menutupi wajahnya dengan tangan kiri. Sekilas, dalam video itu seolah Guruh sedang kesakitan.
Advertisement
Ida Dayak Mengobati Guruh Soekarnoputra
Namun selama menutupi wajahnya, ia terlihat sesenggukan seperti orang yang sedang menangis terharu. Bahkan sesekali ia mengusap mata selama Ibu Ida Dayak mengobati tangannya.
Terlihat video itu diunggah bersama tulisan berisi penjelasan mengenai penyakit yang selama ini diidap oleh Guruh Soekarnoputra hingga akhirnya melakukan pengobatan ke Ida Dayak.
"Alhamdulillah tangan Mas Guruh yang sudah lama tidak bisa ditekuk akhirnya setelah diobati Ibu Ida bisa ditekuk dengan rasa sakit menahan diobati beliau. terima kasih Ibu Ida Dayak yang baik dan santun orangnya," begitu isi keterangan unggahan tersebut.
Meskipun Guruh disebut menahan sakit, banyak yang meyakini adik Megawati Soekarnoputri itu sedang terharu sambil menahan tangis. "Yang saya tahu pengobatan Bu Ida enggak ada rasa sakitnya, kayaknya Mas Guruh menangis mungkin terharu tangannya bisa sembu sama Bu Ida," tulis seorang warganet.
Fenomena Ida Dayak sampai menarik perhatian banyak pihak dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dalam bidang kesehatan. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Ari Fahrial Syam ikut angkat bicara.
Â
Â
Ida Dayak Jadi Fenomena Media Sosial
Ia mengatakan, pengobatan alternatif Ida Dayak dan melihat kerumunan yang terjadi di GOR Kostrad Kota Depok pada April lalu, disebabkan dua hal. Hal pertama yakni disebabkan mudahnya informasi untuk diviralkan. Selain itu, tingginya kebutuhan warga untuk sembuh dari penyakitnya," kata dia kepada tim News Liputan6.com, Kamis (6/4/2023).
Ari menjelaskan, penyebaran informasi saat ini begitu cepat, sehingga segala informasi mudah diviralkan. Berbeda dengan pengobatan alternatif, sebelum majunya teknologi informasi yang informasinya tersebar dari pergerakan masyarakat. "Dulu informasi tersebar dari mulut ke mulut, seperti saat Ponari dikenal masyarakat, dengan batu yang dimasukkan dalam air, orang merasa lebih nyaman dan sehat ketika mengonsumsi air tersebut," jelas Ari.
Hal itu berbeda dengan fenomena Ida Dayak dengan kemajuan teknologi informasinya tersebar dan menjadi viral. Atas kemajuan informasi masyarakat mendatangi lokasi tempat praktik Ida Dayak yang tersebar di media sosial.
Ari menilai, fenomena tersebut menunjukkan tingginya upaya masyarakat untuk sembuh dari penyakitnya melalui segala cara, termasuk menjalani pengobatan alternatif. Masyarakat percaya bahwa terapi tradisional dapat mengatasi kondisi penyakit yang dideritanya.
Â
Advertisement