Sukses

Kunjungi Tegal, Sandiaga Uno Dorong Jamu dan Warteg Mendunia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno mencoba membuat jamu ketika kunjungan ke Tegal, Jawa Tengah pada akhir Mei 2023. Pada kesempatan tersebut, Sandi, begitu ia akrab disapa, juga mendorong UMKM lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjajal membuat jamu ketika kunjungan ke Tegal, Jawa Tengah pada akhir Mei 2023. Pada kesempatan tersebut, Sandi, begitu ia akrab disapa, juga mendorong UMKM lokal.

Dikutip dari siaran pers Kemenparekraf, Minggu, 11 Juni 2023, Sandiaga Uno berharap Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dapat segera menggelar uji petik. Maka, ada subsektor unggulan daerah yang terpilih dan berkembang lalu bisa turut dalam program akselerasi.

Proses uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif) merupakan upaya untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang harus segera dilakukan. Upaya inni dilakukan agar para pelaku ekonomi kreatif merasakan manfaat program.

"Kota Tegal bisa segera melakukan uji petik agar memiliki subsektor ekonomi kreatif unggulan dan subsektor penopang. Para pelaku UMKM di Tegal harus terus termotivasi untuk meningkatkan omzet dari usahanya, mulai dari yang jamu, juga usaha-usaha kuliner termasuk warteg hingga makanan olahan laut," terangnya.

Selain jamu, ia juga mendorong warung Tegal atau warteg kian mendunia sehingga mampu membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha bagi para pelaku UMKM di Tanah Air. Sandi menjelaskan pihaknya mengapresiasi komitmen Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono yang terus mendorong pelaku UMKM dan produk-produk ekonomi kreatif di daerahnya termasuk warteg.

"Kita harapkan ini akan terus menjadi peluang usaha dan apa yang sudah dilakukan Pak Wali Kota ini harus terus digelorakan dan dilanjutkan untuk mempercepat lahirnya wirausaha muda karena target kita mampu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di tahun 2024," ujarnya.

2 dari 4 halaman

Jamu Bagian dari Indonesia Spice Up the World

Pada Oktober 2022 lalu, Sandiaga Uno menyebut "Festival, Pameran Arsip dan Sarasehan Jamu" yang berlangsung hingga 11 November 2022, di Gedung ANRI Jakarta, sebagai ajang promosi sekaligus melestarikan rempah-rempah Indonesia, khususnya jamu. "Ini sejalan dengan arah kebijakan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada November 2021 mengenai Indonesia Spice Up the World agar produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia semakin mendunia," terangnya.

Jamu adalah bagian dari program Indonesia Spice Up the World. Hal ini karena jamu sebagai ramuan tradisional yang hadir secara turun-temurun telah dipercaya masyarakat Indonesia sebagai ramuan untuk kesehatan. Tidak heran jika jamu sudah melekat dan menjadi identitas Indonesia.

"Herbal drink atau jamu Indonesia yang kaya rempah yang patut kita lestarikan. Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dapat menyebarluaskan pengetahuan, khususnya jamu melalui rekaman atau catatan arsip," jelas Sandiaga.

Ia menambahkan, "Festival ini menjadi salah satu upaya untuk membantu diseminasi nilai budaya lokal dan UMKM untuk pemasaran jamu, baik nasional maupun internasional. Tentunya berpotensi menambah lapangan kerja untuk masyarakat."

3 dari 4 halaman

Jamu Gendong

Dikutip dari "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" oleh Sukini, Minggu, 2 April 2023, tak hanya berkhasiat untuk kesehatan, jamu gendong juga punya sejarah dan makna filosofi yang sangat menarik untuk ditelisik. Secara sederhana dapat dipahami bahwa jamu adalah obat herbal dari Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami berupa berbagai bagian dari tumbuhan, seperti daun, rimpang, batang, buah, bunga, dan kulit batang.

Jamu berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Tak hanya untuk menyembuhkan gangguan kesehatan tertentu, jamu juga berfungsi untuk pencegahan agar tubuh senantiasa sehat dan bugar. Jamu ini dibuat segar dan langsung dijajakan kepada konsumen oleh penjual jamu gendong.

Jamu ini dipasarkan dengan cara memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol ini disusun di dalam bakul. Selanjutnya, penjual jamu akan menggendong bakul tersebut ketika berjualan. Itulah sebabnya, jamu ini dikenal sebagai jamu gendong.

Penjual jamu gendong menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling setiap hari. Penjual jamu gendong kebanyakan adalah perempuan. Hal ini karena dahulu tenaga laki-laki lebih diperlukan untuk bidang pertanian.

4 dari 4 halaman

Menggendong dengan Kain Panjang

Cara berjualan dengan menggendong barang dagangan ini menjadi sesuatu yang menarik. Menggendong dengan kain panjang, baik kain batik maupun lurik adalah salah satu ciri khas perempuan Jawa ketika membawa sesuatu. Tak hanya jamu, penjual aneka jajanan, nasi pecel, nasi liwet, dan sebagainya dahulu umumnya juga berjualan dengan menggendong dagangannya.

Para perempuan Jawa, khusus pada zaman dahulu atau di daerah pedesaan, juga membawa aneka barang dengan cara menggendongnya, seperti membawa kayu bakar, air di dalam jeriken, bahan-bahan pangan, dan hasil pertanian. Ternyata ada makna tersendiri di balik membawa sesuatu dengan cara digendong ini.

Menggendong identik dengan seorang ibu yang membuai bayinya dalam gendongan. Karena itu, para perempuan Jawa yang membawa barang dagangannya dengan cara digendong dapat bermakna bahwa mereka membawa barang dagangan seperti mereka membawa anaknya sendiri. Barang dagangan adalah sarana mencari rezeki. Jadi, harus dibawa dengan baik, ditawarkan dan disajikan dengan baik.

Rezeki pun dicari dengan niat dan cara yang baik. Dengan demikian, usaha mencari rezeki dan rezeki yang didapat diharapkan mendapat berkah dari Tuhan.