Sukses

Penumpang Jeju Airlines Nyaris Buka Pintu Darurat Saat Pesawat Masih Mengudara, Langsung Diikat Selama Penerbangan

Kasus penumpang Jeju Airlines itu menjadi kasus kedua berkaitan dengan pintu darurat di pesawat. Pelakunya seorang pria Korea Selatan berusia 19 tahun yang sedang dalam perjalanan pulang.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pintu darurat terbuka saat pesawat masih mengudara nyaris terulang kembali di Korea Selatan. Hal itu terjadi setelah seorang mahasiswa berusia 19 tahun mencoba membukanya setelah mengeluh merasakan 'tekanan' di dadanya.

Penumpang penerbangan tengah malam dengan rute dari Cebu Filipina ke Seoul, Korea Selatan, itu bertingkah aneh sekitar sejam setelah naik pesawat. Pejabat dari Jeju Airlines mengatakan penumpang itu kemudian pindah ke barisan depan pesawat dekat pintu darurat sehingga awak kabin bisa mengawasinya.

CNN melaporkan, setelah pindah kursi, pria itu mendadak berlari ke arah pintu darurat dan mencoba membukanya. Namun, langkahnya berhasil dihentikan oleh awak kabin menggunakan tali laso. Tubuhnya kemudian diikat agar bisa dikendalikan selama sisa penerbangan, kata seorang pejabat Jeju Airlines.

Maskapai itu menambahkan bahwa pintu darurat tidak rusak dan 180 penumpang tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Begitu pesawat mendarat, penumpang yang bermasalah itu langsung diserahkan ke polisi di Bandara Incheon Seoul pada Senin pagi, 19 Juni 2023, pukul 07.30 pagi waktu setempat.

Mengutip Yonhap, Rabu (21/6/2023), polisi kemudian mengeluarkan perintah penahanan untuk penumpang pesawat tersebut pada Selasa, 20 Juni 2023. Kepolisian Bandara Internasional Incheon menjeratnya dengan Undang-Undang Keamanan Penerbangan.

Menurut polisi, tersangka dilaporkan putus sekolah dan dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah tinggal sendiri di Cebu sebulan terakhir. Selama penyelidikan, dia tidak mengungkapkan motifnya membuka pintu darurat itu, malah menanyakan hal-hal yang tidak berkaitan, seperti 'berapa banyak pelampung yang ada di pesawat' atau 'apakah semua awak kabin akan dipecat bila pintu darurat dibuka'. Namun, polisi menyatakan yang bersangkutan tidak memiliki catatan gangguan kesehatan mental.

 

2 dari 4 halaman

Kasus Kedua dalam Sebulan Terakhir

Insiden tersebut merupakan kasus kedua berkaitan dengan pintu darurat. Kasus yang lebih fatal menimpa pesawat Asiana Airlines saat akan mendarat di Daegu, Korea Selatan, pada Jumat sore, 26 Mei 2023.

Seorang penumpang membuka pintu darurat saat pesawat masih berada di ketinggian sekitar 700 kaki atau sekitar 2--3 menit sebelum mendarat di kota yang jauhnya 150 mil (240 kilometer) selatan Seoul. Dari video yang beredar, insiden itu membuat angin bertiup melalui kabin pesawat saat penumpang ketakutan hingga mencengkeram sandaran tangan.

Mengutip laman CNN, pejabat perusahaan mengatakan kepada CNN bahwa pesawat telah mendarat dengan selamat. Polisi setempat mengatakan seorang pria berusia 30 tahunan yang duduk di kursi dekat pintu darurat telah ditangkap di bandara Daegu pada hari yang sama..

Dia mengatakan kepada mereka bahwa dia mengalami banyak tekanan setelah kehilangan pekerjaannya baru-baru ini. Hal itu membuatnya merasa tercekik dan ingin segera turun dari pesawat, lapor kantor berita Yonhap.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi dan kementerian sedang menyelidiki tuntutan atas pelanggaran undang-undang penerbangan. Siapa pun yang melanggar Undang-Undang Keamanan Penerbangan, termasuk penumpang yang mengoperasikan pintu, pintu darurat, pintu keluar, atau peralatan di dalam pesawat, dapat dituntut dan dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara.

3 dari 4 halaman

Belasan Penumpang Terluka

Menurut Asiana Airlines, sebanyak 200 orang berada di dalamnya, termasuk 194 penumpang. Menurut Departemen Pemadam Kebakaran Daegu, 12 orang menderita luka ringan akibat hiperventilasi dan sembilan dari mereka telah dikirim ke rumah sakit di Daegu. Pesawat itu diidentifikasi di situs pelacakan Flightradar 24 sebagai Airbus 321.

Kementerian juga mengatakan telah mengirim pengawas keselamatan penerbangan ke lokasi untuk memeriksa apakah ada kelainan dalam perawatan pesawat. Pakar penerbangan Geoffrey Thomas dari Airline Ratings menggambarkan insiden itu "sangat aneh". "Secara teknis, tidak mungkin membuka pintu itu dalam penerbangan,” katanya kepada CNN.

Thomas mencatat bahwa kecepatan pendaratan A321 adalah sekitar 150 knot (172 mph), yang berarti angin dengan kecepatan tersebut melewati pesawat. Pintu, di belakang sayap pesawat, terbuka ke aliran udara itu, katanya.

"Tampaknya tidak masuk akal bahwa pintu dapat dibuka sejak awal dan kemudian melawan aliran udara secara teknis tidak mungkin, tetapi entah bagaimana hal itu telah terjadi," kata Thomas.

Asiana Airlines mengatakan kepada CNN, "Pesawat secara otomatis diatur untuk menyesuaikan tekanan kabin sesuai dengan ketinggian pesawat. Saat pesawat terbang tinggi di udara, pintu tidak mungkin dibuka, tetapi saat ketinggian rendah dan dekat dengan pendaratan, pintu bisa dibuka."

 

4 dari 4 halaman

Tangguhkan Penjualan Kursi Dekat Pintu Darurat

Maskapai Asiana Airlines memutuskan menyetop penjualan sejumlah tiket kursi darurat di pesawat A321-200 menyusul insiden penumpang yang membuka pintu darurat saat pesawat masih mengudara. Mulai Minggu, 28 Mei 2023, maskapai Korea Selatan terbesar kedua itu menangguhkan penjualan kursi 26A di 11 pesawat A321-200 yang bisa mengangkut 174 penumpang, dan kursi 31A di tiga pesawat A321-200s yang bisa mengakomodasi hingga 195 penumpang.

Dalam pernyataan perusahaan, kursi penumpang yang tepat berada di samping pintu darurat A321-200s akan dikecualikan dalam sistem reservasi meski semua kursi di pesawat itu telah penuh. Namun, mereka tak menyebutkan secara spesifik batas waktu penangguhan penjualan tersebut.

Semua kursi darurat di jet penumpang lain yang dioperasikan oleh Asiana masih bisa dipesan. Sementara, maskapai bujet Grup Asiana, Air Seoul Inc. juga memutuskan untuk menghentikan penjualan kursi 22A dari pesawat A321-200 berkapasitas 195 kursi dan kursi 27A dari A321-200 berkapasitas 220 kursi mulai Senin, 29 Mei 2023.

Unit maskapai berbiaya rendah Asiana lainnya, Air Busan, mengatakan juga mempertimbangkan untuk menghentikan penjualan kursi baris darurat. Maskapai murah Air Premia mengatakan sedang mempertimbangkan menangguhkan penjualan kursi di dekat pintu darurat. Maskapai lain, seperti Jin Air, unit maskapai hemat Korean Air, sedang mempertimbangkan langkah serupa.

 

Video Terkini